METROPOLITAN - Usai Stasiun Bogor, kini giliran KRL Commuter Line yang salah seorang penumpangnya terindikasi reaktif positif Covid-19 setelah menjalani rapid test massal di Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor, Senin (11/5). Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Ade Yasin mengatakan, sebanyak 200 pengguna KRL Commuter Line diperiksa pada kegiatan tersebut. ”Jumlahnya yang kita periksa 200 orang. Seratus orang swab test dan seratus orang lainnya rapid test. Untuk sampling sendiri kita ambil dari para penumpang,” kata Ade Yasin. Perempuan yang juga bupati Bogor itu mengaku kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya untuk mengetahui dan memastikan bahwa KRL menjadi salah satu media penyebaran Covid-19. ”Hal ini sangat penting, mengingat tingkat risiko penyebaran Covid-19 di KRL cukup tinggi. Kalau ada yang positif, kita lakukan penahanan dulu untuk kita periksa. Kalau tidak positif, kita persilakan lagi untuk melanjutkan perjalanannya,” bebernya. Dari 200 orang yang diperiksa, satu di antaranya dinyatakan terindikasi reaktif Covid-19. Satu orang tersebut merupakan perempuan berusia 35 tahun, yang langsung didata Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor dan kembali dilakukan swab test untuk mengetahui hasilnya. ”Ada satu orang hasil rapid test positif. Tapi kita langsung swab test, tinggal lihat hasilnya seperti apa, dan sudah didata juga oleh Dinkes,” tambahnya. Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Mikeu Kaltarina mengatakan, untuk pengetesan swab dan rapid test di Stasiun Bojonggede ini dibagi dua lokasi. ”Ada dua tim yaitu di pintu jurusan Bogor satu tim dan di pintu pasuk menuju Jakarta, seratus swab dan seratus rapid test. Total tenaga medis sebanyak 20 orang,” katanya. Ia menjelaskan, hasil tes swab nanti diberikan langsung ke penumpang melalui nomor handphone yang telah ditulis pada formulir. ”Hasilnya dari masyarakat yang tadi di-swab kita berikan melalui perorangan melalui nomor handphone. Untuk yang positif kita lakukan tracking,” jelasnya. Sebelumnya, tes swab sempat dilaksanakan di Stasiun Bogor, tiga penumpang KRL diketahui positif Covid-19 tanpa gejala. Hasil tersebut diperoleh usai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melakukan uji tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes swab secara serentak kepada para penumpang KRL di Stasiun Bogor. ”Tiga positif Covid-19 dari 325 penumpang KRL Bogor-Jakarta yang kami sampling dengan tes swab PCR,” tulis Gubernur Jabar Ridwan Kamil lewat akun Twitter-nya @ridwankamil. Ridwan menjelaskan bahwa hal tersebut bisa membuat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diterapkan di Kota Bandung gagal. ”PSBB bisa gagal. Sudah dilaporkan ke Gugus Tugas Pusat dan Kemenhub. Semoga ada respons terukur dari pihak operator KRL,” ujar Ridwan Kamil. Selain itu, ia menyebut dari ketiga orang yang positif itu semuanya adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). Ia lantas menjelaskan bahayanya OTG karena bisa menjadi carrier atau pembawa virus dan menularkan kepada orang lain. ”Ini artinya KRL yang masih padat bisa menjadi transportasi OTG pembawa virus,” katanya. Selain Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor Bima Arya juga turut berkomentar atas temuan tiga OTG di Stasiun Bogor tersebut. Ia berjanji Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan lebih ketat dalam menerapkan aturan PSBB. ”Pemkot akan lebih ketat kawal PSBB dan meminta Kementerian Perhubungan mengevaluasi kebijakan operasional kereta api,” tulis Bima Arya melalui akun Instagram-nya. (ogi/b/mer/mam/run)