METROPOLITAN - Kabar tak menyenangkan datang untuk warga Kabupaten Bogor di tengah masih tingginya penyebaran virus Covid-19 di wilayah Bumi Tegar Beriman. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dikabarkan hanya mampu memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19 hingga Juli 2020. ”Kekuatan pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat itu sampai Juli, kekuatan anggaran kita,” kata Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan. Menurutnya, kondisi itu menjadi dilematis lantaran kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor bahkan belum memenuhi kriteria untuk bisa menjalankan skema kenormalan baru yang membutuhkan angka reproduksi efektif di bawah satu poin. ”Angka reproduksi efektif kita masih di atas satu poin. Kami harus berpikir ulang bagaimana kalau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar, red) diperpanjang itu konsekuensinya bantuan sosial berhenti,” ucap Iwan. Jika PSBB Proporsional berakhir pada 2 Juli 2020 tapi angka reproduksi efektif di Kabupaten Bogor masih di atas satu poin, lanjutnya, maka bukan tidak mungkin PSBB seperti semula akan diberlakukan. ”Saya juga minta kepada masyarakat agar menahan diri dulu. Ayo sama-sama kita menuju New Normal. Saat ini angka reproduksi efektif kita masih di atas satu. Kalau masih terus begini, jangan harap New Normal,” ujarnya. Untuk diketahui, anggaran Bantuan Tunai Tambahan atau BTT Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membengkak hingga 24 kali lipat menjadi Rp477.030.977.722. Sebelumnya BTT hanya Rp20.000.000.000, demi menangani dampak pandemi Covid-19. Anggaran itu dibagi untuk penanganan Covid-19 senilai Rp384.072.708.590 dan sisanya Rp92.958.269.132 dialokasikan untuk penanganan pasca longsor dan banjir di wilayah barat Kabupaten Bogor yang terjadi pada awal Januari 2020. Sementara itu, tak hanya bantuan dari Pemkab Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) pun hanya menganggarkan bantuan bagi masyarakat terdampak Covid-19 di Jabar sampai Juli 2020. Hal itu sesuai perkiraan sebelumnya bahwa Covid-19 di Jabar akan melandai, bahkan sampai berakhir pada Juni 2020. “Memang pada awalnya Pemprov Jabar mengalokasikan dana bantuan sampai dengan Juli, terkait dana tanggap darurat,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Daud Achmad. Daud mengatakan, hal itu juga terkait Jabar yang sudah memasuki masa PSBB Proporsional Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB. Kedua hal itu, jelasnya, merupakan upaya membangkitkan kembali keberlangsungan ekonomi masyarakat. ”Semua dikaitkan dengan aspek kesehatan, sosial dan ekonomi, dalam mempercepat penanggulangan Covid-19. Anggaran seandainya tidak selesai sampai Juli, mudah-mudahan ekonomi semakin hidup. Bantuan sosial kepada masyarakat memang sampai Juli,” ucapnya. Namun dengan PSBB Proporsional dan AKB, lanjutnya, ekonomi pun terbukti mulai bangkit. Masyarakat sudah mulai bisa memulai kegiatan dengan memerhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di sisi lain, setelah tes massal dilakukan di Pasar Cileungsi, Pemkab Bogor menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparat keamanan menggelar tes Covid-19 massal di Pasar Cibinong, Rabu (17/6). Pemeriksaan terhadap pedagang Pasar Cibinong berupa rapid test, swab dan PCR di depan Pasar Tohaga Cibinong dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. ”Jumlah peserta yang mendaftar dan diperiksa 501 orang. Hasilnya 12 orang dinyatakan reaktif dan 489 orang lainnya hasil negatif. Tindakan terhadap peserta yang reaktif itu, 12 pasien dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa pengambilan swab test. Nanti kita lihat hasilnya. Yang pasti nggak ada yang menolak untuk dilakukan pengambilan swab,” pungkasnya. (tem/ryn/c/rez/run)