Senin, 22 Desember 2025

Bus Terbatas, Penumpang Kereta makin Deras

- Selasa, 23 Juni 2020 | 08:40 WIB

METROPOLITAN - Jumlah penumpang Ke­reta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Bogor tujuan Jakarta kembali membeludak, kemarin pagi. Hal itu terjadi lantaran perkantoran DKI Ja­karta mulai beroperasi di tengah adaptasi ke­biasaan baru. Meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menyediakan 52 unit bus di Stasiun Bogor, hal itu belum mampu mengurangi antrean peng­guna setia KRL. Bahkan, antrean juga terjadi di luar Stasiun Bogor, Jalan Mayor Oking, tempat bus gratis itu parkir. Hal tersebut lantaran jum­lah penumpang setiap bus dibatasi. Hanya bo­leh 23 penumpang per bus. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, ber­dasarkan data yang disampaikan dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), jumlah calon penumpang pada Senin (22/6) lebih tinggi ketimbang pekan kemarin.­ ”Dari data yang disampaikan kepala stasiun pada pekan lalu itu, jumlah penumpang ada sekitar 3.000-an. Sekarang pukul 06:00 WIB saja jumlah penumpang ada 4.700,” kata Bima saat melakukan kun­jungan ke Stasiun Bogor, ke­marin pagi. Bahkan pada pukul 05:30 hingga 06:15 WIB, calon pe­numpang KRL banyak yang menggunakan sarana bus gratis yang disiapkan di area Stasiun Bogor. ”Pekan ini juga lebih banyak lagi penum­pang yang mengejar bus gra­tis layanan kita. Jadi kesim­pulan kami penumpang ber­tambah mungkin sekitar 1.500 atau 30 persen dari pekan lalu,” ucapnya. Di sisi lain, Bima menilai penambahan penumpang di Stasiun Bogor terjadi lantaran sif kerja yang diusulkan Pem­kot Bogor kepada Pemprov DKI Jakarta belum sepenuhnya dilakukan perusahaan-peru­sahaan yang ada di Jakarta. ”Sistem sif jam kerja belum berjalan. Kalau sudah berjalan, tidak mungkin seperti ini. Itu catatan kita yang akan kami sampaikan kepada Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan,” imbuhnya. Tak hanya sif kerja, sambung­nya, kembali beroperasinya perkantoran di Jakarta dan dibukanya sejumlah sektor yang dikecualikan juga me­nambah parah volume calon penumpang di Stasiun Bogor. ”Kelihatannya karena sema­kin banyak sektor yang di­buka, mal yang dibuka, pe­kerja yang informal banyak juga di sini. Jadi ke depan saya kira kalau tidak segera kita tangani dari sekarang, akan kacau seperti yang saya sam­paikan dulu. Jadi harus ada evaluasi dan harus ada tindak lanjut surat edaran Gugus Tugas di sana,” beber Bima. Untuk itu, Bima meminta Pemprov DKI Jakarta sese­gera mungkin memastikan agar sistem sif kerja ini benar-benar dilakukan para peru­sahaan yang ada di sana. ”Ini harus dikoordinasikan lagi, dicek lagi perkantoran di Ja­karta sejauh mana yang men­jalankan sistem sif kerja. Ka­rena kondisi di lapangan ini tidak berjalan dan seperti ini,” ujarnya. Terpisah, VP Corporate Com­munication PT KCI Anne Purba mengatakan, secara umum jumlah penumpang KRL pada Senin (22/6) tergo­long mengalami peningkatan ketimbang pada Senin (15/6). ”Secara keseluruhan hingga pukul 11:00 WIB tercatat peng­guna yang melakukan tap in di gate masuk seluruh stasiun KRL mencapai sekitar 165 ribu pengguna atau naik delapan persen dibandingkan Senin lalu,” katanya. Di Stasiun Bogor misalnya, hingga pukul 11:00 WIB ter­catat yang masuk stasiun un­tuk menggunakan KRL sejum­lah 12.896 pengguna. Angka ini bertambah dibanding Senin lalu. Peningkatan peng­guna KRL ini sejalan dengan sudah mulai beraktivitasnya kembali sejumlah kegiatan, baik perkantoran maupun perniagaan seperti toko, mal dan tempat pariwisata mau­pun hiburan. PT KCI berharap kerja sama dari pengguna untuk dapat merencanakan waktu perja­lanannya. ”PT KCI tetap mengimbau kepada peng­guna jasa untuk menggunakan masker, mencuci tangan di wastafel yang sudah disedia­kan dan selalu jaga jarak dengan mematuhi marka yang ada. Dengan disiplin dan kerja sama yang baik, kita pasti bisa terus bergerak, di­siplin, produktif dan aman,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X