METROPOLITAN - Jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Bogor tujuan Jakarta kembali membeludak, kemarin pagi. Hal itu terjadi lantaran perkantoran DKI Jakarta mulai beroperasi di tengah adaptasi kebiasaan baru. Meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menyediakan 52 unit bus di Stasiun Bogor, hal itu belum mampu mengurangi antrean pengguna setia KRL. Bahkan, antrean juga terjadi di luar Stasiun Bogor, Jalan Mayor Oking, tempat bus gratis itu parkir. Hal tersebut lantaran jumlah penumpang setiap bus dibatasi. Hanya boleh 23 penumpang per bus. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, berdasarkan data yang disampaikan dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), jumlah calon penumpang pada Senin (22/6) lebih tinggi ketimbang pekan kemarin. ”Dari data yang disampaikan kepala stasiun pada pekan lalu itu, jumlah penumpang ada sekitar 3.000-an. Sekarang pukul 06:00 WIB saja jumlah penumpang ada 4.700,” kata Bima saat melakukan kunjungan ke Stasiun Bogor, kemarin pagi. Bahkan pada pukul 05:30 hingga 06:15 WIB, calon penumpang KRL banyak yang menggunakan sarana bus gratis yang disiapkan di area Stasiun Bogor. ”Pekan ini juga lebih banyak lagi penumpang yang mengejar bus gratis layanan kita. Jadi kesimpulan kami penumpang bertambah mungkin sekitar 1.500 atau 30 persen dari pekan lalu,” ucapnya. Di sisi lain, Bima menilai penambahan penumpang di Stasiun Bogor terjadi lantaran sif kerja yang diusulkan Pemkot Bogor kepada Pemprov DKI Jakarta belum sepenuhnya dilakukan perusahaan-perusahaan yang ada di Jakarta. ”Sistem sif jam kerja belum berjalan. Kalau sudah berjalan, tidak mungkin seperti ini. Itu catatan kita yang akan kami sampaikan kepada Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan,” imbuhnya. Tak hanya sif kerja, sambungnya, kembali beroperasinya perkantoran di Jakarta dan dibukanya sejumlah sektor yang dikecualikan juga menambah parah volume calon penumpang di Stasiun Bogor. ”Kelihatannya karena semakin banyak sektor yang dibuka, mal yang dibuka, pekerja yang informal banyak juga di sini. Jadi ke depan saya kira kalau tidak segera kita tangani dari sekarang, akan kacau seperti yang saya sampaikan dulu. Jadi harus ada evaluasi dan harus ada tindak lanjut surat edaran Gugus Tugas di sana,” beber Bima. Untuk itu, Bima meminta Pemprov DKI Jakarta sesegera mungkin memastikan agar sistem sif kerja ini benar-benar dilakukan para perusahaan yang ada di sana. ”Ini harus dikoordinasikan lagi, dicek lagi perkantoran di Jakarta sejauh mana yang menjalankan sistem sif kerja. Karena kondisi di lapangan ini tidak berjalan dan seperti ini,” ujarnya. Terpisah, VP Corporate Communication PT KCI Anne Purba mengatakan, secara umum jumlah penumpang KRL pada Senin (22/6) tergolong mengalami peningkatan ketimbang pada Senin (15/6). ”Secara keseluruhan hingga pukul 11:00 WIB tercatat pengguna yang melakukan tap in di gate masuk seluruh stasiun KRL mencapai sekitar 165 ribu pengguna atau naik delapan persen dibandingkan Senin lalu,” katanya. Di Stasiun Bogor misalnya, hingga pukul 11:00 WIB tercatat yang masuk stasiun untuk menggunakan KRL sejumlah 12.896 pengguna. Angka ini bertambah dibanding Senin lalu. Peningkatan pengguna KRL ini sejalan dengan sudah mulai beraktivitasnya kembali sejumlah kegiatan, baik perkantoran maupun perniagaan seperti toko, mal dan tempat pariwisata maupun hiburan. PT KCI berharap kerja sama dari pengguna untuk dapat merencanakan waktu perjalanannya. ”PT KCI tetap mengimbau kepada pengguna jasa untuk menggunakan masker, mencuci tangan di wastafel yang sudah disediakan dan selalu jaga jarak dengan mematuhi marka yang ada. Dengan disiplin dan kerja sama yang baik, kita pasti bisa terus bergerak, disiplin, produktif dan aman,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)