Nama Andhika Putra Sudarman belakangan banyak diperbincangkan karena prestasi yang diraihnya. Andhika berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berpidato pada wisuda kelulusan di Harvard Law School. BERASAL dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Andhika mampu masuk kategori ‘Harvard Law School’s Class Marshal’ dan lulus dengan penghargaan ‘Harvard Law School’s Dean’s Award’. “Prestasi ini tentu bukan hanya merupakan kebahagiaan bagi diri sendiri, tetapi juga kebanggaan bagi keluarga dan Indonesia,” ungkap Andhika, yang kini sah bergelar Master of Laws (LL.M). Upacara kelulusan program S-2 Andhika di Harvard Law School dilakukan secara daring (online) lantaran masih masa pandemi Covid-19. Namun, hal itu tidak melunturkan rasa bangganya untuk tetap berpidato pada hari wisudanya tersebut. “Saya shooting pidatonya di dekat perpustakaan. Senang mengetahui orang tua dan keluarga saya di Tanjungpinang bahagia melihat saya berpidato di acara kelulusan itu walau mereka tidak bisa pergi ke AS karena kondisi pandemi saat ini,” ungkap Andhika, yang telah kembali ke Tanah Air awal Juni lalu. Pencapaian tersebut menambah daftar prestasi yang pernah diraih Andhika. Sebelumnya di tahun 2011, lulusan SMA Negeri 1 Tanjungpinang ini juga masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia melalui Ujian Tertulis. Saat kuliah di UI, ia pernah menyandang predikat Juara 1 Mapres (Mahasiswa Berprestasi) Tingkat Nasional Tahun 2014. “Saya cukup beruntung karena sudah banyak senior sebelum saya yang membagikan pengalaman mereka, sehingga saya pun bisa memaksimalkan waktu saya di sini. Saya juga di sini berkat LPDP, pajak masyarakat Indonesia. Kalau saya tidak benar-benar memanfaatkannya, saya merasa bersalah pada rakyat-rakyat yang mau makan saja susah,” jelas Andhika. Perjuangan Andhika untuk dapat masuk Harvard Law School yang telah berdiri sejak tahun 1817 silam ini nyatanya tidak mudah. Sejumlah keterbatasan dan tantangan juga pernah dilalui Andhika. “Dulu saya pergi ke Jakarta untuk kost sendiri, bimbel 3 bulan berharap bisa diterima di UI. Siapa sangka, perjuanganku mengantarkan saya tidak hanya kepada UI, tetapi juga ke Harvard,” ujarnya. Sejak awal kuliah di Harvard, Andhika sudah terpilih untuk menjadi ‘Class Marshal’ di angkatannya. Kala itu hanya terdapat enam orang Class Marshal (perwakilan kelas yang dipilih melalui seleksi) yang mewakili sekitar 800 orang. Biasanya yang dapat terpilih hanya orang Amerika dan Amerika Latin. “Jujur, awalnya hanya bercanda untuk hendak ikut pemilihan karena mengetahui tingkat kesulitannya. Kan ini pemilihannya berdasarkan seleksi, jadi saya yang merupakan satu-satunya orang Indonesia sudah pasti memiliki peluang yang rendah,” ungkapnya. (pk/rez/run)