Miris. Keadaan itu tergambar ketika melihat sosok Muhamad Arip Hidayatulloh. Bocah tujuh tahun itu memiliki kelainan pada tubuhnya. Warga Desa Tugujaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, itu hidup tanpa kelamin dan anus. JIKA dilihat dari penampilannya. Sepintas tidak ada yang berbeda dari bocah yang akrab disapa Arip dengan teman sebayanya. Namun jika Arip tengah buang air, perbedaan tampak terlihat dari putra Siti Maesaroh itu. Sehari-hari, Arip hanya bisa BAB dan buang air kecil melalui lubang yang sama. Lubang tersebut dibuat secara paksa di bagian pusar. “Karena kelainannya itu, Arip harus membuang air besar (BAB, red) dan air kecil di satu lubang yang sama melalui lubang pusarnya,” kata Siti. Ia menyebut selama beraktivitas di luar dan dalam rumah, Arip selalu mengenakan popok. Setidaknya empat sampai lima popok digunakan selama sehari. Itu dilakukan agar Arip bisa beraktivitas seperti teman biasanya. “Setiap hari Arip menghabiskan empat sampai lima popok. Apalagi Arip sekarang mulai sekolah di MI Mahpudiyah, Kampung Citugu, Desa Tugujaya,” ujarnya. Soal berobat, Siti mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya itu. Keterbatasan ekonomi memaksa ia tak berani membawa buah hatinya pergi ke rumah sakit. Ditambah Arip ditinggalkan ayahnya sejak berusia tiga bulan dan sampai saat ini belum kembali pulang. “Bingung. Saya hanya bisa berdoa dan terus berusaha semoga anak saya bisa sembuh,” harapnya. “Kalau melaporkan kondisi anak saya kepada RT, RW sampai kepala desa sudah. Tapi belum ada kepastian untuk berobat ke rumah sakitnya kapan,” imbuhnya. Menanggapi hal itu, Kepala Desa Tugujaya Rifqi Abdillah mengaku telah mengetahui nasib warganya tersebut. Ia pun mengaku telah memfasilitasi pembuatan BPJS untuk Arip jikalau ingin diberi perawatan. ”Keluarga inginnya dirawat, namun terkendala keuangan, makanya dibuatkan BPJS oleh kami,” katanya. Ia berharap setelah mendapatkan BPJS, Arip segera mendapat perawatan dan penanganan penyakitnya. Sementara keluarga Arip terdaftar sebagai penerima BLT DD untuk warga terdampak Covid-19. ”Keluarganya salah satu penerima BLT DD sebesar Rp600.000,” ujar Rifqi. (rb/rez/run)