Sungguh mulia perbuatan Imam Sumantri (45). Pemilik toko listrik itu menyulap kediamannya menjadi sekolah online. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk usahanya membantu para siswa di sekitar rumahnya yang mengalami kesulitan selama melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena tidak memiliki kuota internet. BUKAN hanya sebatas mengubah rumahnya menjadi sekolah online. Warga RW 09, Jalan Turangga Timur, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, itu juga menyediakan wifi gratis bagi para pelajar mengikuti sekolah online di kediamannya. Imam menceritakan awal mula ide itu terbentuk setelah ia mendengar curhatan dari ibu-ibu yang berbelanja di tempatnya berjualan. Mereka bercerita bagaimana sulitnya membagi penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari dan kuota internet. Selain itu, banyak di antara mereka juga sedang mengalami kesulitan ekonomi akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di masa pandemi seperti sekarang. ”Awalnya dari obrolan ibu-ibu yang belanja ke toko saya. Mereka punya anggaran terpecah karena harus membeli kuota internet. Sedangkan sekarang kan dalam pekerjaan 50 persen sehingga penghasilan berkurang. Sementara anak-anak mereka perlu menambah kuota internet untuk belajar jarak jauh,” kata Imam. Imam kemudian menyulap halaman rumahnya seluas 3x4 meter menjadi sebuah tempat yang bisa digunakan siswa dan siswi dalam melakukan kegiatan belajar jarak jauh. Di sana para siswa bisa belajar hanya dengan membawa smartphone. Imam sudah menyediakan wifi yang bisa digunakan para siswa ini. ”Jadi ini inisiatif berdua, sama tetangga saya. Kemudian ada respons baik dari pihak kelurahan, RW dan kecamatan,” ucapnya. Sementara itu, saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada April lalu, Imam juga menyiapkan rumahnya sebagai ruang kelas alternatif. Ia membagi para siswa yang biasa melakukan pembelajaran di rumahnya menjadi beberapa gelombang. Ia juga membatasi para siswa hanya bisa melaksanakan kegiatan belajar maksimal empat orang. ”Sejak saat itu dilakukan bergilir. Siswa yang ada kuota internet tidak perlu ke sini. Yang di rumah mereka tidak ada internet, baru ke sini,” imbuh Imam. Imam menjelaskan kegiatan belajar menggunakan wifi di rumahnya tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan belajar di rumahnya tersebut telah diniatkan untuk membantu sesama di masa pandemi Covid-19. ”Karena biasa memfasilitasi anak untuk belajar menggunakan internet, kalau tidak dimanfaatkan sayang. Makanya saya persilakan saja memakainya gratis. Komitmen awal saya juga membantu,” tuturnya. Menurut Imam, kebutuhan koneksi internet di masa PJJ ini semakin meningkat sehingga menyulitkan para orang tua. ”Kuota internet yang biasanya sekitar Rp50 ribu kan menjadi naik karena kebutuhannya meningkat. Bisa sampai Rp150 ribu. Apalagi jika ada orang tua yang memiliki lebih dari satu anak harus belajar daring,” ungkap Imam. Saat ini Imam pun terus mengoptimalkan fasilitas yang ia miliki untuk membantu kegiatan belajar jarak jauh di rumahnya. Bahkan kini Imam juga mengubah taman di sekitar area rumahnya sebagai tempat belajar siswa SMP dan SMA. ”Selama fasilitas ada ya silakan dimanfaatkan saja. Pokoknya saya bantu semaksimal mungkin,” ucapnya. Sekolah online di rumahnya itu tetap menerapkan protokol kesehatan seperti adanya fasilitas cuci tangan serta meminta para siswa memakai masker dan menerapkan jaga jarak. ”Kita ikuti aturan yang ada yang dianjurkan pemerintah. Siswa yang belajar di sini wajib bermasker atau face shield ini dan selalu disemprotkan cairan disinfektan,” ujarnya. (mer/rez/run)