Kuliah di luar negeri menjadi impian YouTuber jago matematika, Jerome Polin. Namun, biaya yang mahal membuat orang tuanya blak-blakan untuk tidak memenuhi keinginanya. Sampai akhirnya, lewat usaha keras, Jerome membuktikan pada orang tuanya dengan meraih beasiswa. JEROME Polin Sijabat dikenal sebagai YouTuber dan selebriti Instagram meraih beasiswa Mitsui Bussan pada 2016. Beasiswa yang diberikan Mitsui & Co Ltd (salah satu trading company terbesar Jepang, red), menghantarkan Jerome kuliah di Waseda University, kampus yang sudah berdiri sejak 1882 di Jepang. Jerome mengaku selalu mengimpikan bisa pergi ke luar negeri. Ia juga sudah menyampaikan impiannya itu kepada orang tuanya, namun mereka mengaku tidak punya uang untuk biaya kuliah di luar negeri. Mereka pun memotivasi alumni SMAN 5 Surabaya itu untuk mencari beasiswa. Orang tua Jerome memotivasi anaknya mendapatkan beasiswa bukan tanpa sebab. Saat kelas 9, ia pernah meraih nilai 10 besar tertinggi se-Jawa Timur. ”Aku kepengin ke luar negeri sebenarnya supaya bisa ke Disneyland, tapi kalau liburan kan cuma sebentar. Kalau bisa sambil belajar di luar negeri, bisa lama deh,” kata Jerome Polin seperti dilansir Wolipop. Anak kedua dari tiga bersaudara itu pun berkomitmen giat belajar dan menang di berbagai olimpiade. ”Supaya aku bisa berprestasi maka ini bisa menghantarkanku untuk kuliah di luar negeri,” ujar Jerome Polin yang channel YouTube miliknya, Nihongo Mantappu, yang memiliki lebih dari 4,3 juta subscriber. Jerome Polin mengaku berusaha menyelesaikan seluruh mata pelajaran kelas 10, 11 dan 12 pada tahun pertama SMA. ”Benar-benar aku niat dan pengorbanan banget. Aku nggak main media sosial. Bisa dibilang aku kurang bergaul dan kerjaanku istirahat ke perpustakaan mengerjakan soal matematika. Pada saat pulang sekolah, aku langsung pulang ke rumah,” kata pemilik akun Twitter @jeromepolin itu. Begitu kuat keinginannya jadi siswa berprestasi demi mendapatkan beasiswa ke luar negeri, Jerome belajar di mana pun ia berada. Seperti dalam angkutan umum saat ia menuju dan pulang dari sekolah ke rumahnya. ”Dulu buat mengejar materi matematika kelas 10, aku coba manfaatin setiap waktu kosong, termasuk perjalanan ke rumah (dulu rumah-sekolah jauh, bisa satu jam, dan di angkot manfaatin waktu buat belajar),” kenangnya seraya tertawa. Sejak kelas 1 SMA, Jerome sudah mencari informasi mengenai beasiswa luar negeri. Ia mengikuti program agar mengetahui universitas mana yang menyediakan beasiswa full. ”Karena kalau tidak full ya, aku tidak bisa karena aku tahu keadaan ekonomi keluargaku kayak gimana. Setelah mencari informasi, ternyata beasiswa full untuk S-1 itu sangat langka,” ujar Jerome Polin. PERJUANGAN JEROME POLIN MENDAPAT BEASISWA LUAR NEGERI Jerome akhirnya mengetahui satu kampus yang memberikan beasiswa full ke mahasiswanya. Kampus itu adalah Nanyang Technological University atau Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura. Ketika mendapat informasi tentang NTU Singapura, ternyata ujiannya cukup sulit, tetapi ia tak putus asa. ”Mulai dari kelas 11, persiapan tes NTU, aku pinjam buku dari perpustakaan sekolahku. Buku itu aku bawa ke mana-mana. Bahkan sampai naik angkot aku juga buka buku itu sampai abang angkotnya tahu kalau aku lagi belajar,” kenangnya. Saking seringnya belajar, Jerome pun sampai dikenal sebagai anak yang kecanduan belajar. ”Bahkan ada beberapa murid SMA tahu kalau aku belajar dan sudah mulai terkenal kalau Jerome itu suka belajar di angkot,” kisahnya. Bukan tanpa alasan Jerome Polin kecanduan belajar. Menurut pria 22 tahun itu, ketika ingin mencapai target, pastinya harus dicoba dengan berkerja keras secara mati-matian. Ia juga tak peduli dengan omongan orang, asal tak merugikan orang lain dan rela mengorbankan apa pun, termasuk waktunya bermain. ”Kita harus berani mengorbankan hal yang baik untuk mencapai hal yang terbaik (target/kesuksesan),” ujar pria yang kerap membuat konten dengan eks personel JKT48 Erika Ebisawa itu seraya tertawa. Setelah dua tahun, akhirnya Jerome ikut tes masuk NTU di Jakarta. Ia sempat merasa minder karena saingannya tampak lebih siap darinya. Dan dua bulan setelah tes tersebut Jerome mendapatkan kabar bahagia dari NTU, ia dinyatakan lulus seleksi. ”Aku beneran senang banget, tapi aku nggak dapat beasiswa full. Aku hanya mendapatkannya setengah. Aku mengajukan agar mendapatkan beasiswa full. Dan mereka bilang dari hasil ujiannya aku tidak berkompeten, dari situ aku down dan hancur banget karena sudah berjuang keras,” kenangnya lemas. Jerome yang putus asa dibangkitkan lagi semangatnya oleh sang kakak. Ia diberi tahu sang kakak ada perusahaan Jepang, Mitsui Bussan, yang membuat program beasiswa full kuliah di Jepang. ”Wah langsung aku semangat banget. Aku lihat persyaratannya, programnya kayak gimana, dan itu benar-benar wow gitu, uang hidup dikasih, uang sekolah gratis. Dan per tahun itu yang keterima hanya dua orang dari seluruh Indonesia. Total peserta yang mendaftar sekitar 27.000 orang,” tutur YouTuber yang belum punya pacar alias masih jomblo itu. Jerome pun kembali mempersiapkan dirinya untuk mendaftar beasiswa kuliah di Jepang itu. Selama 18 bulan dia intensi belajar bahasa Jepang. ”Karena memang programnya mewajibkan kita untuk menguasai materi bahasa Jepang (hingga tingkat yang paling sulit) sebelum bisa kuliah. Dan kuliahnya juga jalur reguler, jadi sama seperti mahasiswa Jepang lainnya,” ujar pria lulusan SMP Intan Permata Hati (IPH) School, Surabaya itu.(de/feb/run)