Senin, 22 Desember 2025

Keluarga Miskin Bogor Diprediksi Tembus 700 Ribu

- Jumat, 4 September 2020 | 10:33 WIB

METROPOLITAN - Angka kemiskinan di Kabu­paten Bogor dipastikan meningkat di tengah pan­demi Covid-19. Diprediksi ada 741.952 keluarga miskin yang terdampak virus tersebut. Data ini didapat dari jumlah keluarga miskin atau Rumah Tangga Miskin (RTM) yang mendapatkan bantuan sosial di masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Bogor. Di mana berdasarkan data Pe­merintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, 341.616 RTM masuk penerima bantuan sosial dari DTKS dan 400.336 RTM pe­nerima bantuan sosial dari non-DTKS. ­ Artinya, jika melihat dari penerima bantuan itu, ada 741.952 keluarga miskin yang ada di Kabupaten Bogor. Data ini juga sesuai Data Ter­padu Kesejahteraan Sosial (DTKS) berdasarkan peng­esahan Kementerian Sosial (Kemensos) RI per Januari 2020. Ditambah pendataan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor bersama kecamatan, desa/kelurahan, RT dan RW. Kepala Seksi (Kasi) Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani, mengaku belum bisa berkomentar untuk jumlah pasti angka kemiskinan di Ka­bupaten Bogor. Namun, imbas pandemi corona, angka ke­miskinan dipastikan bertam­bah. Ujang menilai kenaikan angka kemiskinan di Kabupa­ten Bogor terjadi lantaran banyaknya karyawan yang dirumahkan hingga Pemutu­san Hubungan Kerja (PHK) selama Covid-19 melanda. Bahkan tak sedikit perusa­haan yang tutup sementara hingga gulung tikar lantaran Covid-19. “Fenomena ini tentu me­mengaruhi ekonomi masyara­kat yang berujung meningkat­nya angka kemiskinan di Ka­bupaten Bogor,” kata Ujang. Berdasarkan data BPS Kabu­paten Bogor, sejak 2015 lalu angka kemiskinan di Kabupa­ten Bogor cenderung menga­lami penurunan. Mulai dari 8,96 persen dari jumlah pen­duduk Kabupaten Bogor pada 2015, hingga 6,66 persen pada 2019 kemarin. “Pada 2015, angka kemiskinan kita mencapai 8,96 persen dari jumlah penduduk Kabu­paten Bogor. (Pada, red) 2016 turun menjadi 8,83, 2017 kem­bali turun menjadi 8,57, 2018 turun lagi menjadi 7,14. Ter­akhir, pada 2019 kemarin, turun menjadi 6,66 persen,” ungkapnya. Ujang meyakini pandemi Covid-19 akan membuat tren penurunan angka kemiskinan lima tahun beruntun terhen­ti. “Lima tahun beruntun angka kemiskinan kita selalu turun. Tapi tahun ini seper­tinya angka kemiskinan kita bakal naik lagi,” ucap Ujang. Namun, pihaknya kem­bali belum bisa mempre­diksi berapa persen kenaikan bakal terjadi. “Kita belum berani sebut angka pastinya. Kita juga belum melakukan survei. Karena biasanya sur­vei kita lakukan setiap satu tahun sekali. Tapi yang jelas angka kemiskinan pasti akan alami peningkatan. Apalagi karena kondisi Covid-19 ini,” ujarnya. (lip/ogi/b/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X