Selama ada kemauan pasti ada jalan. Perumpamaan itu menggambarkan kehidupan Kakek Surono. Di tengah keterbatasan sebagai penyandang tunanetra, kakek 62 tahun yang berprofesi sebagai pemecah batu itu mampu menghidupi 75 anak yatim. SETIAP hari, Surono bekerja sebagai tukang pemecah batu di daerah Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Hasil dari pekerjaannya tersebut, ia pakai untuk menyekolahkan 75 anak yatim piatu dan duafa. Dilansir dari video yang diunggah di kanal YouTube trubusid, Surono setiap hari bekerja sebagai pemecah batu di daerah Jakarta Timur. Dengan palu sebagai alat kerjanya, setiap pagi ia datang menuju tempat mencari nafkah dibantu tongkat untuk menunjukkan arah. Meski memiliki keterbatasan fisik, Surono cukup terampil untuk memecahkan batu satu per satu hingga menjadi kepingan kecil. Meski memiliki penghasilan yang tak seberapa, Surono mengaku cukup bersyukur dengan pekerjaan yang dimilikinya. Biasanya, untuk satu karung batu yang dipecah akan dihargai sekitar Rp5-10 ribu. ”Alhamdulillah karena mungkin ini yang pas buat saya (pekerjaan, red), ini yang cocok buat saya,” kata Surono. Walau penghasilannya tak seberapa, Surono tetap bisa menyantuni anak-anak yatim yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Sejak 2005, ia rutin memberi bantuan untuk pendidikan anak-anak yatim kurang mampu. ”Alhamdulillah rezeki itu saya kumpulkan, karena kita memang mengasuh anak-anak yatim yaitu untuk kebutuhan biaya sekolah, untuk beli buku, atau beli jajan. Intinya untuk biaya anak-anak yatim sekolah gitu,”ujarnya. Hingga kini, Surono mengaku ada sekitar 75 anak yatim dan duafa yang disantuni olehnya. ”Akhirnya begitu. Hari demi hari, ke bulan ke tahun, lama-lama nambah sampai sekarang ada 75 anak yatim dan duafa di daerah saya,”tutur Surono. Meski hidup sederhana, istri Surono ternyata sangat mendukung langkah yang diambil suaminya untuk menyisihkan sedikit rezekinya berbagi kepada anak yatim. ”Karena saya nggak punya anak sama bapak, saya senang saja dukung hadapi anak-anak itu biar ada yang merhatikan gitu,” kata istri Surono. (mer/rez/run)