Senin, 22 Desember 2025

Aipda Sodikin Rajin Sapa Warga Bareng Vespa Gembul

- Senin, 5 Oktober 2020 | 12:02 WIB
FOTO: YUDHI MAULANA/METROPOLITAN
FOTO: YUDHI MAULANA/METROPOLITAN

Cintanya terhadap kesatuan kepolisian tak kalah dengan rasa sayangnya kepada si Vespa Biru. Aipda Sodikin, anggota Bhabinkamtibmas Bojonggede, memberi sentuhan berbeda ketika bertugas dengan sering menyapa warga sambil mengendarai Vespa. JULUKAN ‘Police Scooter’ atau ‘Polisi Skuter’, kini sudah melekat di diri Sodikin. Bersama ’Si Gembul’, nama Vespa birunya, Sodikin menja­lani aktivitas memantau keamanan di wilayah Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Ada kisah unik di balik Ves­pa biru milik Sodikin. Kepada Metropolitan, Sodikin berce­rita bahwa hobi Vespa-nya itu dimulai sejak empat tahun lalu saat sang istri tengah ha­mil anak kedua. ”Sejak keha­milan anak kedua, eh istri ngidam Vespa. Padahal belum pernah naik Vespa, apalagi punya. Jadi istri ngidamnya pengin naik Vespa,” kata So­dikin, Sabtu (3/10). Lanjutnya, untuk memenuhi rasa ngidam sang istri, ia ter­paksa menjual motor Suzuki Thunder-nya dan laku sekitar Rp15 juta. Uang hasil jual mo­tornya itu ia pakai untuk beli tiga Vespa sekaligus. Vespa yang pertama yakni Vespa Sprint tahun 1976, dengan harga Rp5,5 juta. Lalu ada lagi Vespa Excel tahun 1997 se­harga Rp5 juta dan Vespa Super tahun 1966 dengan harga Rp6 juta. Sejak itu, ia selalu mengan­tar sang istri ke mana pun menggunakan Vespa. ”Malahan sampai sudah punya anak ke­tiga, tiap hari kalau video call pasti yang ditanyain Vespa. Jadi harus lihat Vespa tiap hari,” tambah Sodikin. Karena semakin jatuh cinta dengan Vespa, Sodikin bebe­rapa kali bergonta-ganti Vespa. Hingga akhirnya ia membeli Vespa biru yang kini selalu menemaninya saat bertugas. ”Ini Vespa bersejarah banget. Waktu itu saya sudah nggak punya Vespa cukup lama. Ke­betulan saya ketemu teman lama, sama-sama pernah tugas di Jakarta. Dia ngabarin kata­nya bapaknya punya Vespa, peninggalan bapaknya. Kon­disinya sudah rongsok. Dikirim-kirim suratnya, ternyata ini Vespa tahun 1965,” ucapnya. Karena tertarik, Sodikin pun menawar harga. Awalnya sang pemilik menawar Rp5 juta. Namun setelah negosiasi, akhirnya Vespa tersebut di­jual dengam harga Rp3,5 juta. Tak pikir panjang, Sodikin langsung membenahi Vespa yang kondisinya sudah rusak. ”Saya bangun sekitar dua bu­lan. Beli cuma Rp3,5 juta. Ka­lau bangunnya lebih mahal, sekitar Rp4 juta. Turun mesin, bodinya sudah keropos di­ganti,” tuturnya. Akhirnya, Vespa biru yang sudah ia perbaiki menjadi transportasi utama untuk ber­aktivitas. Selama mengen­darai Vespa, Sodikin merasa lebih dekat dengan warga. ”Saya suka pakai Vespa, karena ini salah satu komunikasi saya ke warga biar nggak ada jarak. Lalu kalau ngobrol dengan warga, bisa jadi bahan obrolan,” ucap Sodikin. Aksinya ber-Vespa ini juga mendapat respons positif dari atasannya, Kapolsek Bo­jonggede Kompol Supriyadi. ”Beliau pernah menyampaikan saat apel, buatlah ide-ide kreatif dan positif. Artinya dia sangat support,” pungkasnya. (cr3/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X