Senin, 22 Desember 2025

Molor Lagi, LRT Jabodetabek Baru Meluncur 2022

- Rabu, 14 Oktober 2020 | 14:25 WIB
Ilustrasi LRT (Lintas Rel Terpadu) di Jakarta. Rencana pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta Fase II Pulogadung-Kebayoran Lama, terpaksa harus dibatalkan oleh pemerintah pusat. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Ilustrasi LRT (Lintas Rel Terpadu) di Jakarta. Rencana pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta Fase II Pulogadung-Kebayoran Lama, terpaksa harus dibatalkan oleh pemerintah pusat. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

METROPOLITAN - Rencana pengoperasian kereta api ringan atau Light Rail Trans¬it (LRT) Jabodebek harus mundur dari waktu yang sudah ditentukan. Moda transportasi massal ini dipre­diksi baru mulai beroperasi pada Juli 2022. PT Adhi Karya (Persero) Tbk sendiri mencatat progres pembangunan LRT yang menghubung­kan Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek) hingga September 2020 itu baru mencapai 77 persen. ”Progres tiap lintas pelayanan yakni lintas Cawang-Cibubur mencapai 91 persen; lin­tas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 93 per­sen; lintas Cawang-Bekasi Timur 87 persen; dan depo 24 persen,” kata Corporate Secretary Adhi Karya, Parwanto Noegroho dalam keterangannya di Jakarta, kemarin. ­ Parwanto menuturkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi itu berhasil mem­persembahkan dedikasi tinggi melalui inovasi, berupa jalur kereta dengan bentang lengkung terpanjang dan pertama di Indonesia, serta penggunaan struktur U-Shaped Girder per­tama dan terpanjang di Indo­nesia. Bentang lengkung terpanjang yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan, itu telah ter­catat pada Rekor Museum Indonesia (Muri) pada Novem­ber 2019 untuk rekor jembatan kereta boks beton lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil di Indone­sia. Rekor lainnya yakni rekor pengujian axial statistic loading test pada pondasi bored pile dengan beban terbesar di In­donesia. Sementara itu, U-shaped girder atau gelagar berbentuk huruf U merupakan struktur konstruksi yang dia­dopsi dari Prancis. ”Teknologi ini dipilih ka­rena desainnya ramping, se­suai dengan ketersediaan ruang pada kota-kota yang padat, seperti di Jakarta. Selain ramping, desain ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain memiliki kelebihan tahan gempa dan mampu meredam kebisingan,” terang Parwanto. Ia menjelaskan struktur ter­sebut juga menyediakan walk­way atau ruang untuk berjalan. Di samping penggunaan ‘U’ Shaped, LRT Jabodebek meng­gunakan teknologi third rail untuk mendistribusikan pa­sokan listriknya, sehingga tidak ada kabel melintang di atas jalur yang akan menam­bah estetika dan ramah dengan arsitektur kota Jakarta. Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo meyakini LRT Jabodebek akan beroperasi pada akhir 2021. Hal itu ia ungkapkan sekaligus menja­wab terkait LRT tak kunjung beroperasi meski uji coba kereta sudah berjalan sejak tahun lalu. ”Diharapkan ope­rasi 2021 akhir,” kata Kartika Wirjoatmodjo. (rep/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X