Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Perumpamaan itu mengilhami Emil Mutaqin. Pegiat teknologi informasi (IT) itu memiliki ide cemerlang dengan meluncurkan aplikasi cukur rambut secara daring alias online. APLIKASI ini ia buat bekerja sama dengan sebuah LPK di Garut. Munculnya ide aplikasi cukur rambut online itu tercetus akibat banyaknya tukang cukur profesional asal Garut, yang terpaksa gulung tikar hingga dirumahkan pemilik barber shop selama pandemi Covid-19. Melalui aplikasi ini, pelanggan yang akan memotong rambut cukup mengunduh aplikasi Pang-Ling atau Pangkas Rambut Keliling di aplikasi Playstore. Maka sesaat kemudian para barber atau tukang cukur sesuai pesanan datang ke rumah. Ragam gaya dan model rambut terkini yang diimpikan pelanggan, siap dilayani mereka dengan profesional dan penuh keakraban. Founder sekaligus CEO Pang-Ling, Emil Mutaqin, menjelaskan munculnya ide aplikasi cukur rambut online ini akibat gulung tikar hingga dirumahkan pemilik barber shop selama Covid-19. ”Mereka akhirnya nganggur di kampung, sementara keahliannya sangat dibutuhkan,” kata Emil. Gayung pun bersambut, setelah mendapatkan penjelasan dan teknis dari pengelola aplikasi, akhirnya pemotong rambut andal asal Kota Intan kembali beraktivitas. ”Kebetulan pada saat bersamaan akibat Covid-19, pembatasan jarak menjadi perhatian serius pemerintah,” ucapnya. Untuk tahap awal, sekitar 50 barber dengan latar belakang dan style yang berbeda, telah bergabung dengan aplikasi Pang-Ling tersebut. ”Semoga lebih banyak lagi yang bergabung, termasuk untuk di luar wilayah Garut,” imbuhnya. Menurutnya, pengalaman mencukur yang dimiliki para barber atau pemotong rambut asal Garut, turut memudahkan pengembangan jasa layanan potong rambut secara online tersebut. ”Soal keahlian kami optimis tidak ada kendala, cuma soal prosedur kesehatan yang perlu kami berikan,” ungkapnya. Sebelum mendapatkan pesanan dari pelanggan, seluruh barber harus memahami penggunaan prosedur protokoler kesehatan, sebagai ikhtiar pencegahan sekaligus pemutus penyebaran virus corona. Diawali kewajiban mereka menggunakan masker, kemudian Alat Pelindung Diri (APD) lainnya seperti face shiled, sarung tangan hingga penyemprotan disinfektan terhadap seluruh alat cukur yang akan digunakan bagi pelanggan. ”Bahkan sebelum dan sesudah mencukur pun kami wajibkan para barber menggunakan handsanitizer,” bebernya. Tidak hanya itu, para barber yang telah memotong rambut para pelanggan, diharuskan membersihkan lokasi tempat pemotongan rambut seperti semula. ”Beda urusan jika pemilik rumah yang menyatakan mereka yang nanti akan bersihkan,” lanjutnya. Alhasil, dengan pelayanan optimal tersebut, rata-rata pelanggan yang telah mendapatkan jasa layanan potong rambut secara daring tersebut, mengaku puas. ”Bagi kami pelayanan optimal adalah modal utama yang harus diberikan bagi pelanggan,” tandas Emil. (lip/rez/run)