Senin, 22 Desember 2025

Radar Bogor Menjaga Integritas, Dinamis Hadapi Tantangan Zaman

- Selasa, 3 November 2020 | 11:24 WIB

METROPOLITAN - Selama 22 tahun koran ini menyuguhkan karya jurnalis­tik sejak pertama kali terbit pada 2 November 1998. Tahun berganti, Radar Bogor tetap pada komitmennya: menjaga integritas dan peka ter­hadap perkembangan zaman. Hal inilah yang ditekankan CEO Radar Bogor Group, Hazairin Sitepu dalam helatan peringa­tan HUT ke-22 Radar Bogor di Graha Pena, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, kemarin. Radar Bogor selama ini telah melakoni tugasnya di dunia pers. Menjadi watch dog bagi pemerintah. Kebijakan yang berjalan juga diiringi dengan profesionalisme kru Radar Bogor. Sejak awal Ha­zairin memastikan agar para wartawan berlaku profesional. Di sisi lain, peran sebagai ”anjing penjaga” juga mer­ambah ke bidang lainnya. Hal tersebut demi memperkuat tonggak media dalam men­ghadapi tantangan zaman. Menurut dia media seharus­nya tetap fleksibel dalam menempatkan dirinya di tengah semua kalangan. ”Da­lam perkembangannya, Radar Bogor sebenarnya bukan se­bagai media yang hanya mengandalkan integritas dan fungsi medianya. Tetapi kami juga konsen dalam kegiatan-kegiatan sosial,” ujar Hazairin dalam sambutan di depan para tamu HUT ke-22 Radar Bogor. Bang HS --sapaan akrab Hazairin Sitepu-- menuturkan kegiatan sosial yang dilakoni Radar Bogor Group tak hanya sebatas di Bogor. Namun juga ke seluruh Indonesia. Beberapa kali, tim Radar Bo­gor ulur tangan dalam mem­bantu korban bencana. Menyalurkan bantuan, hingga membantu proses evakuasi hingga pemulihan. ”Kegiatan lainnya juga ba­nyak. Misalnya, kantor kami sudah menjadi sentral kegi­atan-kegiatan Bogor Sahabats yang menggabungkan orang-orang segala jabatan kultur dan budaya. Kami juga sudah membuat gerakan 5 juta bio­pori, Festival Merah Putih, dan Bogorku Bersih,” terang­nya. Beruntungnya, beberapa kegiatan itu disambut baik oleh Pemerintah Kota (Pem­kot) Bogor. Tak segan, men­jadi salah satu program pe­merintahan yang rutin dilaks­anakan setiap tahun. Sebut saja, Festival Merah Putih dan Bogorku Bersih. Oleh karena itu, Bang HS menganggap keberadaan media cetak seperti Radar Bogor masih sangat dibutu­hkan. Demokrasi memang sudah sejak dulu ada. Akan tetapi, demokrasi tidak akan bisa selalu baik jika tak dito­pang oleh keberadaan pers. Selain itu, media hadir untuk menyeimbangkan perspektif pemerintahan. ”Kita tidak mau diatur oleh pespektif media sosial (medsos) bagi pemerin­tahan. Makanya kita hadir dan berjibaku untuk memberikan produk tepercaya kepada masyarakat,” tegasnya. Wali Kota Bogor, Bima Arya juga mengaku bangga dengan kehadiran Radar Bogor. Men­urutnya, tidak banyak yang bisa bertahan lama sejauh ini. Ia telah mendapati berbagai media yang tumbang selama masa kepemimpinannya di Kota Bogor menjabat dua periode. Tak tanggung-tanggung, Bima pun bersama timnya kerap melakukan survei kecil-kecilan terhadap media habit (kebiasaan) warga Kota Bogor. Hasilnya, selama tiga tahun terakhir Radar Bogor menempati posisi pertama sebagai media yang paling banyak dibaca masy­arakat Bogor. ”Namun, ada satu hal yang menarik. Posisi atau ranking itu sama dari tahun ke tahun. Angkanya (persentase) men­urun. Hal itu juga diikuti me­dia lainnya. Malah yang tidak membaca koran semakin banyak. Polanya sama, sema­kin banyak nonton tivi tapi tidak baca koran,” ungkapnya, mengulas perkembangan tahun 2018 silam. (rb)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X