METROPOLITAN - Nasib tragis menimpa Sudian (36), warga Kampung Siranggap, RT 04/04, Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung. Pria yang berprofesi sebagai Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) atau gurandil itu dikabarkan tertimbun longsor di kawasan Stup 2, pertambangan milik PT Antam Pongkor. Korban diketahui tertimbun sejak Jumat (6/11). Lebih mirisnya, hingga berita ini diturunkan, korban belum bisa dievakuasi dan masih tertimbun longsoran. Hal itu diungkapkan Ketua RW 04, Kampung Siranggap, Madroi. Ia mengaku semula mendapat informasi bahwa ada warganya yang sudah lima hari tak kunjung pulang. Kabar yang didapat, korban sedang berada di kawasan Gunung Pongkor milik PT Antam. ”Ada warga yang laporan katanya korban sudah lima hari tidak pulang. Awalnya kami tidak tahu kalau korban sedang menambang di sana,” katanya. Ia menjelaskan pria berusia 36 itu diketahui tertimbun longsor dari lubang tambang emas dari salah satu saudaranya yang kebetulan berangkat bersamanya. Saudara korban sempat melakukan pencarian untuk memastikan keberadaannya. ”Selang beberapa hari dikabarkan telah meninggal tertimbun longsoran di lubang tambang emas, kata saudaranya. Dari situ kita mencoba mencarinya. Karena medan yang sulit, kami pun minta bantuan kepada pihak kepolisian,” ucapnya. ”Kalau posisi korbannya sudah ditemukan, namun sampai hari ini jenazah korban belum bisa dievakuasi,” katanya. Menanggapi hal itu, Kepala Humas PT Antam Pongkor Agus Setiyono mengaku tidak tahu-menahu terkait adanya gurandil yang terkubur di lubang yang disebut-sebut di kawasan PT Antam itu. “Perihal tersebut, kami tidak mendapat informasi. Termasuk dari internal Antam juga belum mengetahui. Tetapi masalah ini, saya akan kompromikan sama teman-teman, kejadianya kapan? Sebab, sampai saat ini saya belum dapat infonya,” katanya. Ketika ditanya lubang pertambangan milik perusahaan pasca tidak produksinya, Setiyono mengaku pihaknya sudah melakukan langkah di filing (penutup lubang bekas, red). ”Lubang-lubang yang sudah tidak produksi kami filling (ditutup, red),” ujarnya. Terpisah, Kapolsek Nanggung Iptu Dedi membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menduga karena curah hujan dan konstruksi tanah yang labil, korban tertimbun material longsor di lubang tambang emas yang digalinya. Namun lantaran kondisi medan yang terjal dan sulit dijangkau, petugas pun mengalami kesulitan. “Sejak Jumat kami sudah melakukan pencarian terhadap korban. Kami langsung membentuk tim pencarian bersama muspika dan sekuriti PT Antam. Karena cuaca hujan terus-menerus sehingga kami menghentikan sementara proses pencarian korban, ”pungkasnya. (ads/ogi/c/rez/ run)