Senin, 22 Desember 2025

690 Ribu Warga Bogor bakal Divaksin, Semoga Bisa Kembali Normal

- Kamis, 19 November 2020 | 10:50 WIB

Dapat menjalankan aktivitas secara normal merupakan dambaan yang ditunggu-tunggu masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Beraktivitas tanpa harus memikirkan tertular penyakit jadi sesuatu yang diharapkan. Kini, warga Bogor mendapat angin segar untuk mewujudkan hal itu melalui program vaksinasi yang rencananya bakal dilaksanakan akhir tahun ini. PROGRAM vaksinasi itu direncanakan akan diberikan kepada 690 ribu warga Kota Bogor. Namun pada tahap awal, karena jumlah vaksin ini terbatas, program perdana yang ada di Indonesia ini ha­nya akan diberikan kepada 138 ribu orang. Warga Kampung Dadali Le­bak, RT 01/05, Kecamatan Tanahsareal, Ratnasari, menga­ku siap menjadi relawan pro­gram vaksinasi. Ia berharap pandemi ini segera berakhir dengan hadirnya vaksin nan­ti, kehidupan bisa normal kembali. “Harapan saya semoga pan­demi cepat berlalu, saya kan pedagang juga ya. Pasti sang­at terdampak. Usaha sembako saya setop dulu. Pemasukan menurun 50 persen. Sekarang jualan online makanan kayak dimsum dan makaroni pang­gang gitu. Semoga lewat vaksi­nasi ini semuanya bisa kem­bali normal,” harap Ratna. “Saya mau ikut (program vaksi­nasi, red) karena untuk kekeba­lan tubuh supaya terhindar dari Covid-19. Saya yakin karena ingin sehat. Awalnya takut, tapi setelah dipikir-pikir ini kan pro­gram pemerintah, tidak mungkin main-main. Diyakinkan juga oleh dokter. Bismillah saja. Kalau vaksin ini tidak bagus, kenapa harus diadakan program ini. Apalagi pemerintah yang menga­dakan ini. Toh kalaupun ada apa-apa, pemerintah pasti tang­gung jawab. Ya semoga semua­nya lancar,” ujarnya. Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa untuk tahap pertama ini akan menyasar warga usia produktif dengan rentang usia 18-59 tahun. “Di Kota Bogor jumlahnya (usia produktif, red) 690.000 jiwa. Namun karena tahap awal vaksinasi­nya terbatas, difokuskan 20 persen dulu atau sekitar 138.000. Jadi ketika vaksin datang, sudah siap, BPOM juga semua sudah siap. Nah, 138.000 ini yang duluan (divak­sin, red),” ungkap Bima. “Siapa saja itu? Pertama, tenaga kesehatan. Kemudian yang kedua public servant, seperti TNI/Polri, guru, ASN dan lain-lain. Pak Jokowi ni­tip supaya beberapa hal harus disempurnakan, seperti tadi Presiden menanyakan ke­napa petugasnya tidak pakai sarung tangan,” tambahnya. Selain itu, lanjut Bima, pre­siden juga menanyakan ka­pasitas vaksinasi per hari. “Pak Jokowi menghitung kapasitas per harinya berapa karena kan ingin cepat. Tadi kita laporkan satu hari bisa 20-40 per titik. Nah, nanti dilihat lagi, dihitung lagi, apakah kapasitasnya di­tambah, personelnya dan lain-lain. Tapi Pak Jokowi sangat fokus pada protokol kesehatan, intinya itu. Beliau juga memastikan adanya cold chain untuk menyimpan vak­sin itu,” jelas Bima. Sekadar diketahui, program vaksinasi perdana ini hanya akan diselenggarakan di empat daerah, di mana Kota Bogor menjadi salah satunya. Puske­smas Tanahsareal ditunjuk sebagai lokasi simulasi vaksi­nasi massal ini. Bahkan, Pre­siden Joko Widodo dan Men­teri Kesehatan (Menkes) Tera­wan Agus Putranto pun ikut memantau proses simulasi vaksinasi ini. (dil/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X