Dapat menjalankan aktivitas secara normal merupakan dambaan yang ditunggu-tunggu masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Beraktivitas tanpa harus memikirkan tertular penyakit jadi sesuatu yang diharapkan. Kini, warga Bogor mendapat angin segar untuk mewujudkan hal itu melalui program vaksinasi yang rencananya bakal dilaksanakan akhir tahun ini. PROGRAM vaksinasi itu direncanakan akan diberikan kepada 690 ribu warga Kota Bogor. Namun pada tahap awal, karena jumlah vaksin ini terbatas, program perdana yang ada di Indonesia ini hanya akan diberikan kepada 138 ribu orang. Warga Kampung Dadali Lebak, RT 01/05, Kecamatan Tanahsareal, Ratnasari, mengaku siap menjadi relawan program vaksinasi. Ia berharap pandemi ini segera berakhir dengan hadirnya vaksin nanti, kehidupan bisa normal kembali. “Harapan saya semoga pandemi cepat berlalu, saya kan pedagang juga ya. Pasti sangat terdampak. Usaha sembako saya setop dulu. Pemasukan menurun 50 persen. Sekarang jualan online makanan kayak dimsum dan makaroni panggang gitu. Semoga lewat vaksinasi ini semuanya bisa kembali normal,” harap Ratna. “Saya mau ikut (program vaksinasi, red) karena untuk kekebalan tubuh supaya terhindar dari Covid-19. Saya yakin karena ingin sehat. Awalnya takut, tapi setelah dipikir-pikir ini kan program pemerintah, tidak mungkin main-main. Diyakinkan juga oleh dokter. Bismillah saja. Kalau vaksin ini tidak bagus, kenapa harus diadakan program ini. Apalagi pemerintah yang mengadakan ini. Toh kalaupun ada apa-apa, pemerintah pasti tanggung jawab. Ya semoga semuanya lancar,” ujarnya. Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa untuk tahap pertama ini akan menyasar warga usia produktif dengan rentang usia 18-59 tahun. “Di Kota Bogor jumlahnya (usia produktif, red) 690.000 jiwa. Namun karena tahap awal vaksinasinya terbatas, difokuskan 20 persen dulu atau sekitar 138.000. Jadi ketika vaksin datang, sudah siap, BPOM juga semua sudah siap. Nah, 138.000 ini yang duluan (divaksin, red),” ungkap Bima. “Siapa saja itu? Pertama, tenaga kesehatan. Kemudian yang kedua public servant, seperti TNI/Polri, guru, ASN dan lain-lain. Pak Jokowi nitip supaya beberapa hal harus disempurnakan, seperti tadi Presiden menanyakan kenapa petugasnya tidak pakai sarung tangan,” tambahnya. Selain itu, lanjut Bima, presiden juga menanyakan kapasitas vaksinasi per hari. “Pak Jokowi menghitung kapasitas per harinya berapa karena kan ingin cepat. Tadi kita laporkan satu hari bisa 20-40 per titik. Nah, nanti dilihat lagi, dihitung lagi, apakah kapasitasnya ditambah, personelnya dan lain-lain. Tapi Pak Jokowi sangat fokus pada protokol kesehatan, intinya itu. Beliau juga memastikan adanya cold chain untuk menyimpan vaksin itu,” jelas Bima. Sekadar diketahui, program vaksinasi perdana ini hanya akan diselenggarakan di empat daerah, di mana Kota Bogor menjadi salah satunya. Puskesmas Tanahsareal ditunjuk sebagai lokasi simulasi vaksinasi massal ini. Bahkan, Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto pun ikut memantau proses simulasi vaksinasi ini. (dil/c/rez/run)