METROPOLITAN - Sebanyak 11.284 petugas disiapkan untuk menjaga keamanan pilkades serentak 2020 Kabupaten Bogor. Mulai dari petugas kepolisian, TNI hingga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) disiagakan untuk memastikan perhelatan pesta demokrasi tingkat desa itu berjalan aman dan lancar. Informasi yang dihimpun Metropolitan, 11.284 petugas itu terdiri dari 400 personel TNI, 600 personel polisi dan sisanya tujuh petugas KPPS yang masing-masing tersebar di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy mengaku pihaknya sudah menyiapkan 600 personel untuk mengawal jalannya pilkades serentak nanti. Meski begitu, jumlah tersebut masih bisa berpotensi berubah-ubah untuk menyesuaikan kondisi di lapangan nanti. ”Kami akan sesuaikan jumlah personel dengan jumlah TPS. Tapi sementara untuk pengamanan kami sudah menyiagakan 600 personel. Tapi mungkin nanti akan kami lakukan penyesuaian,” kata Roland. Pihaknya juga mengaku tidak akan membeda-bedakan satu lokasi dengan lokasi lainnya. Pengamanan dan pengawasan ekstra ketat akan dilakukan di setiap desa yang menggelar pilkades Serentak. ”Kami tidak akan membeda-bedakan. Semua daerah tentu akan kami awasi. Sejauh ini belum ada laporan dan masih kondusif,”ujarnya. Roland juga mengimbau kepada semua calon kepala desa beserta pendukungnya agar tetap kondusif dalam pelaksanaan pilkades serentak nanti. ”Semua calon dan pendukung agar mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Harus berbesar hati, siap kalah dan siap menang. Hindari provokasi dan lakukan protokol kesehatan dalam setiap tahapan pilkades,” pintanya. Sementara itu, Danrem 061/ Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi meminta Kodim 0621/Kabupaten Bogor mengawasi betul prosesi jalannya pilkades serentak yang bakal berlangsung pada 20 Desember mendatang. Ia menilai pelaksanaan pilkades sejatinya lebih berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat. Sebab, satu pendukung dengan pendukung calon lainnya saling kenal satu sama lain. Hal itu yang membuat potensi gesekan antara masyarakat pada pilkades lebih tinggi ketimbang pilkada. ”Karena mereka ini sama-sama tahu antara pendukung satu dan pendukung lainnya. Sehingga potensi konflik bisa sangat terjadi dan jauh lebih riskan ketimbang pilkada,” katanya kepada Metropolitan saat melakukan kunjungan kerja ke Kodim 0621/Kabupaten Bogor, belum lama ini. Sejumlah langkah antisipasi mesti dilakukan sedari dini untuk menghindari potensi gesekan pada pilkades serentak nanti. Ia juga menginstruksikan kepada satuan untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan wilayah agar potensi konflik dan gesekan saat pelaksanaan bisa ditekan. ”Kita harus persiapkan ini bersama Kodim lewat Koramil. Kami sudah melakukan pengamanan bersama pihak lainnya, termasuk desa dan kecamatan setempat. Intinya bersama-sama kerja dan kerja bersama-sama untuk mendukung keamanan pilkades,” ucapnya. Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf Sukur Hermanto mengatakan, untuk pengaman pilkades serentak, pihaknya menyiagakan 400 personel. Pihaknya juga menyiapkan pasukan cadangan dari Batalyon 315 untuk antisipasi penambahan personel jika dibutuhkan. ”Secara umum kami sudah menyiapkan sebanyak 400 personel. Kita juga menyiapkan cadangan pasukan dari Batalyon 315. Di luar itu, kita juga mengerahkan babinsa untuk melakukan pengecekan setiap harinya, sebagai petugas pengamanan lapangan dari struktur satuan tugas yang kita buat,” imbuhnya. Rencananya, setiap desa yang melaksanakan pilkades serentak nantinya bakal dijaga lima hingga sepuluh personel TNI. ”Setiap desa akan dikawal lima sampai sepuluh personel dari kami. Nantinya akan diperkuat dari petugas kepolisian dan petugas gabungan lainnya. Atau bisa juga dari teman-teman Koramil yang tidak melakukan pilkades serentak,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)