Sudah bukan jadi rahasia umum jika sampah plastik menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia. Limbah yang tidak mudah terurai itu kerap menjadi penyebab pencemaran lingkungan. Namun, di tangan dingin Debrina Emily, sampah plastik mampu menjadi penghasilan. MAHASISWI Universitas Bina Nusantara itu berhasil mengembangkan bisnis dengan menyulap sampah menjadi tas-tas cantik. Ide ini muncul berawal kegelisahannya melihat banyak sampah plastik usai pesta perayaan tahun baru di Bali pada 2017. Melihat kondisi itu, ia pun berkomitmen melestarikan lingkungan. Sejak saat itu, ia melakukan riset dan pengembangan produk hingga dua tahun berjalan. Dengan menggandeng dua rekannya, Feshia Wijaya dan Kevin Dominique, akhirnya Emily membentuk brand dengan nama Kausa. Untuk mendapatkan bahan baku, Kausa bekerja sama dengan sejumlah bank sampah untuk memasok sampah plastik kemasan atau biasa disebut kresek. Plastik yang diterima Kausa selanjutnya diproses hingga menjadi bahan baku yang menyerupai material kulit. Material bertekstur kulit itu kemudian diolah sedemikian rupa hingga akhirnya menjadi sebuah tas. ”Dalam satu hari, kami bisa mendapat ratusan lembaran hasil limbah sampah plastik yang bertekstur kulit dan bisa diolah menjadi bahan tas Kausa Indonesia,” kata Emily. Sebagai bisnis yang baru berjalan, Kausa terhitung memiliki perkembangan yang cukup pesat. Ia mengaku mulanya menjual produk-produk tersebut di toko online hingga kampus. Selanjutnya, ia mampu membuka workshop sendiri dan menjualnya di beberapa pusat perbelanjaan. ”Kausa yang awalnya hanya berjualan online dan membuka stan acara kampus, hanya terjual produk satu atau dua buah setiap bulannya. Namun dengan tekad dan pantang menyerah, kami berhasil untuk ekspansi bisnis hingga memiliki workshop pribadi, serta menjual produk di beberapa mal dan tempat ternama yang terletak di kota besar Indonesia,” paparnya. Lebih lanjut, Kausa sendiri sendiri menjual beragam produk dari tas hingga aksesoris dengan harga yang variatif, dari Rp80 ribu hingga Rp500 ribu. Dengan produk tersebut, ia bisa meraih omzet hingga Rp10 juta. Meski begitu, ia menuturkan, Kausa juga seperti industri kreatif lainnya yang terdampak pandemi Corona. Penjualan Kausa sempat anjlok bahkan tidak ada penjualan sama sekali. Namun, ia tak kehabisan akal. Untuk menyiasatinya, Kausa kemudian juga merambah bisnis masker. ”Kausa kembali beroperasi Agustus 2020 dan berhasil meraup omzet kisaran Rp10 juta dalam dua bulan berlangsung melalui berjualan masker dan launching product terbaru kami,” ujarnya. (dtk/rez/run)