Senin, 22 Desember 2025

2 Ular Piton Jadi Mahar Pernikahan

- Jumat, 22 Januari 2021 | 10:03 WIB

Menikah merupakan momen sakral yang diharapkan setiap pasangan jadi yang pertama dan terakhir dalam hidup. Tentunya, banyak orang yang mempersiapkannya dengan serius dan matang. Berbagai hal pun dilakukan setiap pasangan kekasih untuk bisa mengingat momen tersebut. SEPERTI yang dilakukan pengantin baru asal Kam­pung Pasirjambu, RT 02/03, Desa Pa­sirjambu, Kecamatan Sukaraja, Kabu­paten Bogor. Jika umumnya pengantin pria meminang pasangannya menggunakan emas, hal berbeda dilakukan pasangan Sigit Agus Setiawan dan Tiara Pus­pita Dewi. ­ Selain memberi emas dan seperangkat alat salat, ke­duanya sepakat menjadikan ular piton sebagai mahar un­tuk mengikat janji suci me­reka. ”Selain mahar cincin emas dan seperangkat alat salat, kami juga menjadikan ular piton jenis batik dan piton albino sebagai mahar perni­kahan kami,” kata mempelai pria, Sigit Agus Setiawan, ke­pada Metropolitan, Kamis (21/1). Dipilihnya ular piton sebagai salah satu mahar pernikahan bukan tanpa sebab. Sigit mengaku awal kisah cintanya dengan Tiara Puspita Dewi berawal dari hobi keduanya yang sama-sama mencintai hewan reptil. Hingga suatu ketika keduanya ditemukan Tuhan lewat perantara pen­cinta reptil. ”Kami berdua awalnya ber­temu karena ular. Karena kami sama-sama suka dengan dunia reptil, jadi kami ingin ada seekor ular yang mene­mani rumah tangga kita, dan menjadi pengingat kalau kita bisa bersatu karena ular,” ucapnya. Ular yang dijadikan sebagai mahar pernikahan oleh ke­duanya itu merupakan ular yang dipelihara mereka sejak dua tahun terakhir. Atau se­lama keduanya merajut kisah percintaan. Ular tersebut didapatkan keduanya dari peternak reptil seharga Rp2,7 juta. ”Ular ini kami berdua yang pelihara sejak awal kami pa­caran dua tahun silam sampai saat ini. Makanya kami sepa­kat ular ini kami jadikan ma­har pernikahan,” imbuhnya. Mulanya, kedua orang tua mereka tidak menyetujui jika ular peliharaannya itu dija­dikan sebagai salah satu ma­har pernikahan. Namun se­telah diberi penjelasan dan pengertian oleh keduanya, akhirnya pihak keluarga pun menyetujuinya. ”Awalnya ditolak sama kelu­arga. ‘Buat apa ular dijadikan mahar pernikahan’. Tapi se­telah kami jelaskan, akhirnya keluarga mengerti,” tuturnya. Sigit menilai apa yang dila­kukannya bersama sang istri bukan semata-mata ingin menuai sensasi. Melainkan lebih kepada menghargai bagaimana cara takdir mem­pertemukan keduanya mel­alui kecintaannya terhadap reptil. ”Kami hanya ingin menghar­gai cara takdir mempertemu­kan kami, mulai dari masa pacaran sampai ke jenjang pernikahan. Karena walau bagaimanapun, baik saya ataupun istri sama-sama men­cintai reptil, termasuk ular,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X