Covid-19 belum tuntas. Virus mematikan yang sudah setahun bertahan di Tanah Air ini malah bermutasi jadi lebih ganas. Corona B117, varian baru Covid-19 ini, terdeteksi di Karawang, Jawa Barat. Tak ada pilihan bagi warga selain tetap mematuhi protokol kesehatan dan ikut program vaksin yang saat ini tengah digalakkan. GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasi bahwa varian baru Covid-19 atau disebut sebagai varian B117 telah ditemukan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. ”Varian baru virus corona diberitakan sudah ada di Indonesia, masuk Karawang. Kami sudah melakukan pelacakan dan meminta, kalau boleh, tim Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk meneliti UK B117 ini,” kata Emil, sapaan karibnya, Rabu (3/3). Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Karawang, dr Fitra Hergyana, menyebut total sudah ada 15 orang yang di-tracing terkait temuan kasus corona B117. Belasan orang tersebut adalah anggota keluarga dari kasus corona B117 berinisial M maupun A. ”(Sebanyak, red) 15 orang. Jadi kita dilakukan tracing terhadap 15 keluarganya. Keluarga M sembilan, yang satu enam,” ungkapnya. Ia mengaku hasilnya belum bisa segera diumumkan lantaran sampel baru akan diperiksa Kemenkes dan Litbangkes per hari ini. Namun, kondisi kedua kasus yang terinfeksi corona B117 dinyatakan sudah baik-baik saja. ”Sudah negatif, dan sebenarnya baik-baik saja. Sebelumnya yang satu kan memang sempat ada demam dan batuk tapi sudah pulih,” lanjut Fitra. Fitra menyebut gejala Covid-19 yang dirasakan M tergolong ringan. Sementara kasus corona B117 lainnya tidak melaporkan gejala corona. Fitra menjelaskan kedua kasus corona B117 asal Karawang tersebut pulang ke Indonesia menggunakan pesawat berbeda, mendarat di Bandara Soekarno Hatta. ”Nyonya M mendarat 28 Januari 2021. Sementara Nyonya A mendarat 31 Januari 2021. Keduanya mengikuti aturan Satgas Covid-19 bagi para pelaku perjalanan luar negeri,” kata Fitra. Untuk mengantisipasi agar tidak tertular varian baru virus corona B117, pakar kesehatan dari Unpad, Kusnandi Rusmil, memberikan tips. Di antaranya termasuk mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker. ”Nggak boleh sembarangan, nggak pergi ke mana-mana kalau nggak perlu, jaga daya tahan tubuh kita, nggak ada yang lain,” imbaunya. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) merekomendasikan memakai dua lapis masker untuk mengurangi risiko penularan. Ini pula yang disarankan Direktur Institut Nasional Penyakit Alergi dan Menular Amerika Serikat, dr Anthony Fauci. ”Karena ini adalah bentuk perlindungan fisik untuk mencegah tetesan dan virus masuk,” kata Fauci. ”Jadi jika Anda melindungi dengan satu lapis lalu menambahnya lagi dengan satu lapis, maka masuk akal jika itu akan lebih efektif. Dan itulah alasan mengapa kita lihat ada orang memakai dua lapis masker atau N95,” kata Fauci. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan warga memakai masker di ruang publik dan di mana pun ketika berada di sekitar orang lain. CDC juga menyarankan memakai dua lapis masker yang menutupi hidung dan mulut penggunanya. Menyikapi munculnya corona B117, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengaku hingga kini belum ada koordinasi atau pembahasan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ataupun dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait adanya varian virus baru corona itu di Jawa Barat. “Belum ada (koordinasi dengan gubernur terkait virus baru, red),” katanya, Rabu (3/3). Ia menambahkan, sejatinya apa pun jenis dan varian virus yang masuk Indonesia, baik varian baru virus corona atau yang lain, tetap harus menjadi pengingat pentingnya penerapan protokol kesehatan. “Pengingat kita semua tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan yang ketat di mana pun, di luar rumah, dan termasuk di rumah,” pinta Dedie Rachim. Adanya kabar varian baru virus corona di Jawa Barat ini bakal jadi pembahasan dalam rapat Satgas Covid-19 Kota Bogor, sebagai bentuk antisipasi dan kebijakan yang harus diterapkan bila diperlukan. “Pasti menjadi bahasan,” imbuhnya. Kendati demikian, ia mengimbau agar warga tetap tenang dan tak panik. Langkah antisipasi telah dilakukan sejak awal karena satgas telah memprediksi bahwa virus ini akan bermutasi. “Ikhtiar kita sesuaikan dan kita tingkatkan,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Dedi Syarif. Ia mengaku belum mendapatkan instruksi terkait penanganan virus corona B117 ini. Sebab, sejauh ini pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih fokus dalam penanganan Covid-19. “Belum ada instruksi. Tapi pada prinsipnya kita di daerah itu sedang fokus penanganan Covid, dan saat ini mulai melandai,” kata Dedi, Rabu (3/3). Dedi juga mengaku belum mengetahui seberapa bahayanya virus B117. Sehingga penerapan Tracing, Testing, dan Treatment (3T) dan Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak (3M) harus tetap dilakukan masyarakat. “Mudah-mudahan kalau penanganan cepat dan proses tracing cepat, kasus baru ini tidak akan seperti tahun lalu, kayak Covid-19. Karena sekarang sedang giat memutus mata rantai. Mudah-mudahan bisa,” harapnya. Dedi mengaku saat ini penanganan Covid-19 sudah mulai teratasi. Ia menilai klaim itu berdasarkan tiga indikasi. Pertama, tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian ruang di Kabupaten Bogor sudah menurun hingga 54 persen. Sebelumnya pada Januari lalu, sempat menyentuh 100 persen. Kedua, penambahan kasus harian saat ini rata-rata berada di angka 90 kasus, bahkan sempat menyentuh 30 kasus saja per harinya. Ketiga, menurut Dedi, pencanangan vaksinasi menjadi salah satu ikhtiar untuk melawan Covid-19 di Kabupaten Bogor dengan menyiapkan herd immunity. “Vaksinasi inilah salah satu cara memutus mata rantai, sehingga akan terbentuk imuniti. Kalau secara komunal harus kita lakukan secepat mungkin supaya benar terjadi imuniti. Kalau misalkan lambat, vaksinasi tidak berkesinambungan, saya yakin imuniti tak akan maksimal. Itu langkah kita,” ungkapnya. Untuk diketahui, saat ini pemerintah melaporkan penambahan 6.808 kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi pada Rabu (3/3). Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.353.834 kasus Covid-19. Jawa Barat menjadi provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 tertinggi, yakni 1.894. Disusul DKI Jakarta dengan 1.437 kasus, dan Jawa Tengah 548 kasus. Detail perkembangan virus corona pada Rabu (3/3) yakni kasus positif bertambah 6.808 menjadi 1.353.834, pasien sembuh bertambah 9.053 menjadi 1.169.916, dan pasien meninggal bertambah 203 menjadi 36.721. Tercatat sebanyak 78.673 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia. Sedangkan jumlah suspek sebanyak 69.631. (dil/c/ ryn/feb/run)