Senin, 22 Desember 2025

Corona B117 Muncul Di Karawang, Pakai Masker Dua Lapis biar Aman

- Kamis, 4 Maret 2021 | 09:50 WIB
KONPERS: Gubernur Jawa Barat saat konferensi pers terkait kemunculan virus corona baru, kemarin.
KONPERS: Gubernur Jawa Barat saat konferensi pers terkait kemunculan virus corona baru, kemarin.

Covid-19 belum tuntas. Virus mematikan yang sudah setahun bertahan di Tanah Air ini malah bermutasi jadi lebih ganas. Corona B117, varian baru Covid-19 ini, terdeteksi di Karawang, Jawa Barat. Tak ada pilihan bagi warga selain tetap mematuhi protokol kesehatan dan ikut program vaksin yang saat ini tengah digalakkan. GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfir­masi bahwa varian baru Co­vid-19 atau disebut sebagai varian B117 telah ditemukan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. ”Varian baru virus co­rona diberitakan sudah ada di Indonesia, masuk Karawang. Kami sudah melakukan pe­lacakan dan meminta, kalau boleh, tim Universitas Pad­jadjaran (Unpad) untuk me­neliti UK B117 ini,” kata Emil, sapaan karibnya, Rabu (3/3). Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Karawang, dr Fitra Hergyana, menyebut total sudah ada 15 orang yang di-tracing terkait temuan kasus corona B117. Belasan orang tersebut adalah anggota keluarga dari kasus corona B117 berinisial M mau­pun A. ”(Sebanyak, red) 15 orang. Jadi kita dilakukan tracing terhadap 15 keluar­ganya. Keluarga M sembilan, yang satu enam,” ungkapnya. Ia mengaku hasilnya belum bisa segera diumumkan lan­taran sampel baru akan dip­eriksa Kemenkes dan Litbang­kes per hari ini. Namun, kon­disi kedua kasus yang terin­feksi corona B117 dinyatakan sudah baik-baik saja. ”Sudah negatif, dan sebenarnya baik-baik saja. Sebelumnya yang satu kan memang sempat ada demam dan batuk tapi sudah pulih,” lanjut Fitra. Fitra menyebut gejala Co­vid-19 yang dirasakan M ter­golong ringan. Sementara kasus corona B117 lainnya tidak melaporkan gejala co­rona. Fitra menjelaskan kedua kasus corona B117 asal Kara­wang tersebut pulang ke In­donesia menggunakan pesa­wat berbeda, mendarat di Bandara Soekarno Hatta. ”Nyonya M mendarat 28 Ja­nuari 2021. Sementara Nyonya A mendarat 31 Januari 2021. Keduanya mengikuti aturan Satgas Covid-19 bagi para pelaku perjalanan luar ne­geri,” kata Fitra. Untuk mengantisipasi agar tidak tertular varian baru vi­rus corona B117, pakar kese­hatan dari Unpad, Kusnandi Rusmil, memberikan tips. Di antaranya termasuk mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker. ”Nggak bo­leh sembarangan, nggak pergi ke mana-mana kalau nggak perlu, jaga daya tahan tubuh kita, nggak ada yang lain,” imbaunya. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) merekomendasikan memakai dua lapis masker untuk mengurangi risiko pe­nularan. Ini pula yang disa­rankan Direktur Institut Na­sional Penyakit Alergi dan Menular Amerika Serikat, dr Anthony Fauci. ”Karena ini adalah bentuk perlindungan fisik untuk men­cegah tetesan dan virus masuk,” kata Fauci. ”Jadi jika Anda melindungi dengan satu lapis lalu menambahnya lagi dengan satu lapis, maka masuk akal jika itu akan lebih efektif. Dan itulah alasan mengapa kita lihat ada orang memakai dua lapis masker atau N95,” kata Fauci. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan warga memakai masker di ruang publik dan di mana pun ke­tika berada di sekitar orang lain. CDC juga menyarankan memakai dua lapis masker yang menutupi hidung dan mulut penggunanya. Menyikapi munculnya co­rona B117, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menga­ku hingga kini belum ada koordinasi atau pembahasan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ataupun dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait adanya varian virus baru corona itu di Jawa Barat. “Belum ada (koordi­nasi dengan gubernur ter­kait virus baru, red),” katanya, Rabu (3/3). Ia menambahkan, sejatinya apa pun jenis dan varian virus yang masuk Indonesia, baik varian baru virus corona atau yang lain, tetap harus men­jadi pengingat pentingnya penerapan protokol keseha­tan. “Pengingat kita semua tentang pentingnya menerap­kan protokol kesehatan yang ketat di mana pun, di luar rumah, dan termasuk di ru­mah,” pinta Dedie Rachim. Adanya kabar varian baru virus corona di Jawa Barat ini bakal jadi pembahasan dalam rapat Satgas Covid-19 Kota Bogor, sebagai bentuk antisi­pasi dan kebijakan yang harus diterapkan bila diperlukan. “Pasti menjadi bahasan,” im­buhnya. Kendati demikian, ia mengimbau agar warga tetap tenang dan tak panik. Langkah antisipasi telah dilakukan sejak awal karena satgas telah memprediksi bahwa virus ini akan bermutasi. “Ikhtiar kita sesuaikan dan kita tingkatkan,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Dedi Syarif. Ia mengaku belum mendapatkan instruksi ter­kait penanganan virus corona B117 ini. Sebab, sejauh ini pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih fokus dalam penanganan Covid-19. “Belum ada instruksi. Tapi pada prinsipnya kita di daerah itu sedang fokus penanganan Covid, dan saat ini mulai me­landai,” kata Dedi, Rabu (3/3). Dedi juga mengaku belum mengetahui seberapa bahaya­nya virus B117. Sehingga pe­nerapan Tracing, Testing, dan Treatment (3T) dan Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak (3M) harus tetap dilakukan masyarakat. “Mudah-mudahan kalau penanganan cepat dan proses tracing cepat, kasus baru ini tidak akan seperti tahun lalu, kayak Covid-19. Karena se­karang sedang giat memutus mata rantai. Mudah-mudahan bisa,” harapnya. Dedi mengaku saat ini penanganan Covid-19 sudah mulai teratasi. Ia menilai klaim itu berdasarkan tiga indikasi. Pertama, tingkat Bed Oc­cupancy Rate (BOR) atau keterisian ruang di Kabupaten Bogor sudah menurun hing­ga 54 persen. Sebelumnya pada Januari lalu, sempat menyentuh 100 persen. Kedua, penambahan kasus harian saat ini rata-rata berada di angka 90 kasus, bahkan sem­pat menyentuh 30 kasus saja per harinya. Ketiga, menurut Dedi, pen­canangan vaksinasi menjadi salah satu ikhtiar untuk me­lawan Covid-19 di Kabupaten Bogor dengan menyiapkan herd immunity. “Vaksinasi inilah salah satu cara memu­tus mata rantai, sehingga akan terbentuk imuniti. Kalau se­cara komunal harus kita la­kukan secepat mungkin supaya benar terjadi imuniti. Kalau misalkan lambat, vaksinasi tidak berkesinambungan, saya yakin imuniti tak akan mak­simal. Itu langkah kita,” ung­kapnya. Untuk diketahui, saat ini pemerintah melaporkan penambahan 6.808 kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi pada Rabu (3/3). Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.353.834 kasus Covid-19. Jawa Barat menjadi provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 tertinggi, yakni 1.894. Disusul DKI Jakarta dengan 1.437 ka­sus, dan Jawa Tengah 548 kasus. Detail perkembangan virus corona pada Rabu (3/3) ya­kni kasus positif bertambah 6.808 menjadi 1.353.834, pa­sien sembuh bertambah 9.053 menjadi 1.169.916, dan pasien meninggal bertambah 203 menjadi 36.721. Tercatat se­banyak 78.673 spesimen di­periksa hari ini di seluruh Indonesia. Sedangkan jumlah suspek sebanyak 69.631. (dil/c/ ryn/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X