Kasus pembuangan sampah botol plastik hingga dimakan kuda nil di Taman Safari Indonesia (TSI), memasuki babak baru. Pembuangnya, KH, akhirnya diperiksa polisi. Perempuan 64 tahun asal Rancaekek, Bandung, itu mengakui perbuatannya dan merasa menyesal. KH mengaku tidak ada niat memberi makan kuda nil dengan sampah botol plastik. “Saya meminta maaf, betul saya tidak sengaja. Saya tidak akan mengulanginya lagi,” kata KH, Selasa (9/3). Saat itu, ia niat membuang sampah botol bekas air mineral dari dalam mobil. Namun, ia tak menyangka botol plastik itu dilahap kuda nil. “Saya betul tidak tahu ada itu (kuda nil, red) di sana. Saya buang begitu saja,” ungkapnya. Ia juga mengaku baru pertama kali datang ke TSI Bogor dan mengaku khilaf atas tindakan yang ia lakukan. Untuk itu, ia meminta maaf dan menyesali perbuatannya. “Saya minta maaf seluruh masyarakat Indonesia, kepada Taman Safari. Saya salah, jangan ikuti saya,” ujarnya. Atas ulahnya yang viral lantaran direkam pengunjung TSI lainnya dan disebar di media sosial, KH dipanggil aparat kepolisian. Kemarin, KH tiba di Polres Bogor sekitar pukul 13:30 WIB, menggunakan kendaraan milik TSI Bogor. Saat turun dari mobil, KH dikawal petugas TSI Bogor dan langsung memasuki gedung Satreskrim Polres Bogor. Petugas kepolisian tidak melakukan penahanan lantaran pemeriksaan hanya sebatas agenda permintaan keterangan saja. ”Hingga kini kami masih lakukan pemeriksaan untuk mengetahui motif pelaku melempar sampah plastik ke kuda nil di TSI tersebut,” kata Kapolres Bogor AKBP Harun. Namun, tegas Harun, jika pelaku terbukti melakukan kekerasan terhadap hewan mamalia tersebut maka akan dikenakan UU KUHP Pasal 302 tentang penganiayaan ringan terhadap hewan. ”Ancaman hukuman tiga bulan kurungan,” ujar Harun. Terpisah, Dokter Taman Safari Indonesia Bongot Huaso Mulia menjelaskan usai kejadian tersebut tidak ada tanda-tanda buruk pada kesehatan maupun nafsu makan kuda nil bernama Ari (11). “Saya sampaikan saat ini kuda nil kami bernama Ari, berjenis kelamin betina, dalam kondisi sehat. Nafsu makannya juga normal,” jelas Mulia. Usai viral kuda nilnya memakan sampah plastik, pihaknya langsung melakukan pemantauan dan observasi terhadap kuda nil tersebut. Ia menyebut kuda nilnya tidak langsung melahap botol plastik yang dilempar pengunjung. Botol tersebut langsung dimuntahkan. “Jadi ada penolakan karena memang bukan makanannya. Seperti satwa lainnya, kalau bukan makanannya pasti ditolak. Tentu kalau dimakan atau ditelan, bisa menyebabkan kematian,” tuturnya. Diberitakan sebelumnya, kekerasan terhadap hewan di TSI kembali terjadi. Salah seorang pengunjung TSI diduga telah mencekoki seekor kuda nil dengan sampah. Botol plastik hingga tisu pun dilahap mamalia tersebut. (lip/dil/c/fin/rez/run)