Senin, 22 Desember 2025

Bau Limbah PT PPLI sampai Depok

- Senin, 22 Maret 2021 | 10:04 WIB

METROPOLITAN - Di balik persoalan bau menyengat yang dikeluh­kan warga Desa Nambo, Kembangkuning, dan Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, memunculkan fakta baru. Ke­polisian menyebut bau menyengat dan gas yang tercium dari PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) itu tercium hingga Depok. Kapolres Bogor AKBP Harun mengatakan, bau tersebut terjadi karena ada kerusakan pada mesin penyedot pabrik limbah sehingga terdapat debu yang keluar dan mengelu­arkan bau seperti bangkai dan gas. Namun, ia meyakini bau menyengat tersebut dipastikan tidak menimbulkan kebakaran apa pun di sekitar pabrik. “Ada kerusakan mesin peny­edot di PT PPLI, karena alat itulah (mesin, red) bahan ser­buknya mengeluarkan debu dan bau,” katanya. Harun memastikan pihaknya sudah mengonfirmasikan ter­kait dampak bau bangkai dan gas yang dirasakan warga. Dari keterangan pihak PT PPLI, bau menyengat yang tercium tersebut tidak berba­haya. “Menurut Humas PT PPLI itu tidak berbahaya. Yang jelas itu kerusakan mesin penyedot dan akhirnya mengeluarkan debu,” jelasnya. Sejauh ini, sambung Harun, kepolisian sudah mengambil tindakan dengan meminta pihak PT PPLI segera mem­perbaiki kerusakan tersebut agar tidak menimbulkan ke­rugian terhadap warga sekitar. “Tindakan kita koordinasi dengan perusahaan, memin­ta perusahaan menjelaskan kepada warga dan mengaman­kan dan menjaga kondisi kamtibmas di lokasi,” ujar Harun. Sementara itu, saat ini Ke­menterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor tengah mela­kukan investigasi terkait du­gaan adanya gas bocor di PT PPLI. Untuk itu, pihak peru­sahaan dipaksa menghentikan aktivitas di pabrik pemusnah limbah tersebut hingga investi­gasi selesai dilakukan. Manajer Humas PT PPLI, Ahmad Farid, memperkirakan investigasi secara formal yang dilakukan bersama KLHK dan DLH Kabupaten Bogor mem­butuhkan waktu sekitar tiga sampai empat hari. Namun, ia meyakini bau tidak sedap yang menyeruak itu merupa­kan limbah yang berbentuk serbuk, yang diduga terbang dari pabrik ke permukiman warga. “Sebenarnya tidak ada ke­bocoran. Itu tempatnya ada di bak, terus limbahnya ben­tuknya serbuk. Serbuknya hampir kayak semen, kayak lebih ringan dari abu kertas. Nah, itu yang terbang,” katanya. Karena itu, lanjutnya, dari hasil investigasi nanti bisa di­simpulkan apakah dibutuhkan perbaikan dari dalam pabrik. Supaya, ke depannya hal ter­sebut tidak kembali terulang dan tidak merugikan warga di sekitar Kecamatan Klapanung­gal. Termasuk adanya dugaan bau yang juga tersebar hingga kawasan Jakarta Timur, Be­kasi, dan Depok, Jawa Barat. “Nah, itulah gunanya investi­gasi di situ (dicari tahu, red). Kita di dalam juga sedang di-interview juga oleh kemente­rian. Yang jawab orang teknik ya,” tuturnya. Terkait dengan tuntutan warga yang terdampak bau tidak sedap tersebut, Ahmad Farid mengaku PT PPLI akan memenuhi jika memang ter­bukti ada warga yang terdam­pak. Sekaligus akan bertang­gung jawab terhadap warga yang terdampak dari sisi kese­hatannya, seperti pusing, mual, bahkan ada yang disebut sempat pingsan. Sebab, menurutnya, pabrik pemusnah limbah tersebut memang setiap hari mengelu­arkan bau. Namun, bau yang menyeruak hingga beberapa desa yang terjadi pada Jumat (19/3) malam, memang baru terjadi saat itu. “Kalau memang itu terbukti dari kami ya pasti kita pertang­gungjawabkan. Sebenarnya ada tuntutan atau tidak ada tuntutan, kita memang harus bertanggung jawab. Itu undang-undang lingkungan seperti itu,” tegasnya. Tak hanya warga yang ter­dampak, Ahmad Farid me­nyebut beberapa karyawan di pabrik juga mencium bau yang sama. Sehingga PT PPLI harus memulangkan karyawannya malam itu. “Kalau yang dapat infor­masi kami kemarin itu saja, karena sudah malam dan se­dikit. Jadi kita pulangkan ka­rena sudah malam. Keluhan dari karyawan sendiri semen­tara ini sesak ya,” jelasnya. Sementara itu, Camat Kla­panunggal Ahmad Kosasih mengaku saat ini tim dari masing-masing kepala desa yang terdampak bersama PT PPLI sedang menyisir para warga. Dengan tujuan jika ada warga yang terdampak dari gas pabrik PT PPLI bisa teri­dentifikasi. “Jadi warga disisir sama tim­nya kepala desa sama tim dari PT PPLI juga. Tujuannya biar terkaver dan teridenfiti­kasi. Jadi kalau keluhannya dampak dari itu (gas, red) bisa dibantu,” ujarnya. Diberitakan sebelumnya, warga Desa Nambo, Kembang­kuning, dan Bantarjati, Keca­matan Klapanunggal, dibuat pusing dengan bau menyengat yang diduga bersumber dari PT PPLI, Jumat (19/3). Warga pun menggeruduk pabrik ter­sebut untuk meminta penje­lasan. (dil/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X