METROPOLITAN - Di balik persoalan bau menyengat yang dikeluhkan warga Desa Nambo, Kembangkuning, dan Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, memunculkan fakta baru. Kepolisian menyebut bau menyengat dan gas yang tercium dari PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) itu tercium hingga Depok. Kapolres Bogor AKBP Harun mengatakan, bau tersebut terjadi karena ada kerusakan pada mesin penyedot pabrik limbah sehingga terdapat debu yang keluar dan mengeluarkan bau seperti bangkai dan gas. Namun, ia meyakini bau menyengat tersebut dipastikan tidak menimbulkan kebakaran apa pun di sekitar pabrik. “Ada kerusakan mesin penyedot di PT PPLI, karena alat itulah (mesin, red) bahan serbuknya mengeluarkan debu dan bau,” katanya. Harun memastikan pihaknya sudah mengonfirmasikan terkait dampak bau bangkai dan gas yang dirasakan warga. Dari keterangan pihak PT PPLI, bau menyengat yang tercium tersebut tidak berbahaya. “Menurut Humas PT PPLI itu tidak berbahaya. Yang jelas itu kerusakan mesin penyedot dan akhirnya mengeluarkan debu,” jelasnya. Sejauh ini, sambung Harun, kepolisian sudah mengambil tindakan dengan meminta pihak PT PPLI segera memperbaiki kerusakan tersebut agar tidak menimbulkan kerugian terhadap warga sekitar. “Tindakan kita koordinasi dengan perusahaan, meminta perusahaan menjelaskan kepada warga dan mengamankan dan menjaga kondisi kamtibmas di lokasi,” ujar Harun. Sementara itu, saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor tengah melakukan investigasi terkait dugaan adanya gas bocor di PT PPLI. Untuk itu, pihak perusahaan dipaksa menghentikan aktivitas di pabrik pemusnah limbah tersebut hingga investigasi selesai dilakukan. Manajer Humas PT PPLI, Ahmad Farid, memperkirakan investigasi secara formal yang dilakukan bersama KLHK dan DLH Kabupaten Bogor membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat hari. Namun, ia meyakini bau tidak sedap yang menyeruak itu merupakan limbah yang berbentuk serbuk, yang diduga terbang dari pabrik ke permukiman warga. “Sebenarnya tidak ada kebocoran. Itu tempatnya ada di bak, terus limbahnya bentuknya serbuk. Serbuknya hampir kayak semen, kayak lebih ringan dari abu kertas. Nah, itu yang terbang,” katanya. Karena itu, lanjutnya, dari hasil investigasi nanti bisa disimpulkan apakah dibutuhkan perbaikan dari dalam pabrik. Supaya, ke depannya hal tersebut tidak kembali terulang dan tidak merugikan warga di sekitar Kecamatan Klapanunggal. Termasuk adanya dugaan bau yang juga tersebar hingga kawasan Jakarta Timur, Bekasi, dan Depok, Jawa Barat. “Nah, itulah gunanya investigasi di situ (dicari tahu, red). Kita di dalam juga sedang di-interview juga oleh kementerian. Yang jawab orang teknik ya,” tuturnya. Terkait dengan tuntutan warga yang terdampak bau tidak sedap tersebut, Ahmad Farid mengaku PT PPLI akan memenuhi jika memang terbukti ada warga yang terdampak. Sekaligus akan bertanggung jawab terhadap warga yang terdampak dari sisi kesehatannya, seperti pusing, mual, bahkan ada yang disebut sempat pingsan. Sebab, menurutnya, pabrik pemusnah limbah tersebut memang setiap hari mengeluarkan bau. Namun, bau yang menyeruak hingga beberapa desa yang terjadi pada Jumat (19/3) malam, memang baru terjadi saat itu. “Kalau memang itu terbukti dari kami ya pasti kita pertanggungjawabkan. Sebenarnya ada tuntutan atau tidak ada tuntutan, kita memang harus bertanggung jawab. Itu undang-undang lingkungan seperti itu,” tegasnya. Tak hanya warga yang terdampak, Ahmad Farid menyebut beberapa karyawan di pabrik juga mencium bau yang sama. Sehingga PT PPLI harus memulangkan karyawannya malam itu. “Kalau yang dapat informasi kami kemarin itu saja, karena sudah malam dan sedikit. Jadi kita pulangkan karena sudah malam. Keluhan dari karyawan sendiri sementara ini sesak ya,” jelasnya. Sementara itu, Camat Klapanunggal Ahmad Kosasih mengaku saat ini tim dari masing-masing kepala desa yang terdampak bersama PT PPLI sedang menyisir para warga. Dengan tujuan jika ada warga yang terdampak dari gas pabrik PT PPLI bisa teridentifikasi. “Jadi warga disisir sama timnya kepala desa sama tim dari PT PPLI juga. Tujuannya biar terkaver dan teridenfitikasi. Jadi kalau keluhannya dampak dari itu (gas, red) bisa dibantu,” ujarnya. Diberitakan sebelumnya, warga Desa Nambo, Kembangkuning, dan Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, dibuat pusing dengan bau menyengat yang diduga bersumber dari PT PPLI, Jumat (19/3). Warga pun menggeruduk pabrik tersebut untuk meminta penjelasan. (dil/c/rez/run)