Senin, 22 Desember 2025

Densus 88 Gerilya Tangkap Teroris, Densus Jangan Kendor

- Selasa, 30 Maret 2021 | 10:38 WIB

Penyelidikan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, terus berlanjut. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kini berhasil mengungkap identitas kedua pelaku bomber hingga mengamankan 13 terduga teroris terkait peristiwa berdarah itu. Sejumlah bahan peledak pun turut diamankan dari tangan para pelaku. KE-13 terduga teroris itu ditangkap di tiga wilayah ber­beda di Indonesia. Masing-masing di Makassar empat orang, Jakarta dan Jawa Barat empat orang, dan Nusa Teng­gara Barat lima orang. ”Per­kembangan dari peristiwa kejadian bom terjadi kemarin, maka sampai dengan hari ini kita mengamankan empat orang tersangka yakni AS, SAS, MR, dan AA (Makassar, red),” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Densus 88 di Jakarta kemu­dian kembali menangkap empat orang yakni ZA, AA, AJ, dan DS. Polri lalu melakukan penggeledahan di Bekasi, Jawa Barat, dan Condet, Jakarta Timur. Dalam penggerebekan yang dilakukan Densus 88, berhasil menyita barang buk­ti lima bom jenis bom sumbu yang siap digunakan. Kemu­dian ditemukan lima toples besar berisi cairan aseton dan H202 dan termometer. Kapolri mengatakan, bahan-bahan itu akan diolah men­jadi bahan peledak. Beratnya kurang lebih empat kilogram. ”Kemudian ditemukan bahan peledak yang sudah jadi jenis TATP dengan jumlah 1,5 kilogram,”terangnya. ”Saat ini sudah kita amankan. Perannya masing-masing seperti ada yang membeli bahan, menga­jarkan membuat peledakan, menggunakan,” sambungnya. Pada hari itu pula, terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bima bertam­bah satu orang menjadi lima. ”Dengan demikian, sampai hari ini, baik dari Makassar, Jakarta, dan Bima, kita terus lakukan pengembangan lebih lanjut,” ujarnya. Sementara itu, Tim Penjinak Bom (Jibom) memusnahkan lima bom aktif berdaya ledak tinggi dari dua tempat peng­gerebekan terduga teroris di Condet, Jakarta Timur dan Bekasi. Hal itu diungkapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran. ”Tim Jibom dari Satuan Ge­gana Polda Metro Jaya memu­tuskan melaksanakan disposal di dua lokasi di mana ditemu­kan TATP tersebut yaitu di Sukasari, Kabupaten Bekasi, dan di Condet, Jakarta Timur,” kata Fadil Imran. Ia menjelaskan lima bom aktif ditemukan dalam bentuk kaleng. Bom itu mengandung Triaseton Triperoksida atau disingkat TATP. Fadil menyebut TATP merupakan bom yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive). ”Ini adalah sebuah senyawa kimia yang mudah meledak dan tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif. TATP adalah senyawa perok­sida yang khas mudah terba­kar hanya dengan gesekan panas dan pemicu-pemicu yang lainnya,”jelasnya. Fadil menyebut temuan lima bom Triaseton Triperoksida berada dalam toples dengan berat 3,5 kilogram. Menurut perhitungan, lima bom apa­bila dicacah mampu mencip­takan 70 bom pipa. ”Kalau dikaitkan sebuah bom, kurang lebih akan menjadi 70 buah bom pipa. Inilah efek dari bom TATP yang berhasil dideteksi dan dicegah Densus 88 Antiteror Satgas wilayah Polda Metro Jaya,” ujarnya. Sementara itu, tutur Fadil Imran, empat terduga teroris yang diamankan di Bekasi, Jawa Barat, itu memiliki peran masing-masing. Peran ZA ada­lah pemasok bahan baku dan bahan peledak. ”ZA mem­beli bahan baku dan bahan peledak sperti Aseton, Hidro­clorid Acid, termometer, dan Aluminium Powder,”tuturnya. Sementara itu, BS menja­lankan instruksi disampaikan ZA untuk meramu zat kimia menjadi bahan peledak. ”BS mengetahui pembuatan han­dak (bahan peledak, red) dan cara membuat handak,” be­bernya. Fadil melanjutkan, BS yang telah memahami cara pem­buatan handak mengajarkan AJ. Menariknya, dalam me­ramu handak, mereka berdua menggantinya dengan istilah takjil. Di sini AJ dibantu ZA selama membuat handak. ”Mereka mengistilahkan dengan takjil. Setelah dicam­purkan yang akan menghasil­kan bom dengan ledakan besar,”terangnya. Tak hanya merakit bom, AJ, ZA, dan BS beberapa kali mengadakan pertemuan. Kai­tannya dengan aksi teror. ”Me­reka bertemu dalam memper­siapkan aksi teror dengan menggunakan handak,” kata­nya. Sedangkan satu tersangka lain inisial HH (56), jelasnya, ditangkap di Condet, Jakarta Timur. Perannya sangat penting. Selain sebagai penyandang dana, HH juga memberi tuto­rial merakit bom dalam bentuk video. ”Dia yang merencanakan mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam be­berapa pertemuan untuk mem­persiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini. Dia membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya,”paparnya. Di lain hal, mulai terungkap­nya aktor aksi teror bom di Gereja Katedral Makassar, Polres Bogor melakukan pen­jagaan ketat di tempat ibadah. Salah satunya gereja. Hal itu diungkapkan Kapolres Bogor AKBP Harun. ”Kita memperketat tempat-tempat yang berpotensi atau yang dimungkinkan menim­bulkan kegaduhan. Akan ada tahap pengamanan, baik di mako maupun gereja,” kata Harun. Jelang Hari Paskah yang akan dilaksanakan pada Jumat men­datang, ia juga melakukan komunikasi dengan para pen­gurus gereja dalam melaks­anakan pengamanan, serta meningkatkan kewaspadaan. ”Kami akan lakukan penja­gaan ketat guna melindungi umat yang akan beribadah,” ucapnya. Selain itu, Harun mengimbau kepada masyarakat untuk te­rus meningkatkan kewaspa­daan terhadap orang asing atau orang yang baru dikenal. ”Ka­rena orang-orang kayak gitu rata-rata selalu menutup diri, jadi lebih mendatakan lagi terkait orang-orang sekitar kita,” imbuhnya. Saat ditanya mengenai ja­ringan terorisme yang sudah diamankan Polda Metro Jaya di perbatasan Bogor-Bekasi, pihaknya belum menerima info tersebut. ”Kita belum terima itu. Tapi tetap, di mana pun kejadian itu, paling tidak meningkatkan kewas­padaan kita,” pungkasnya. (mer/rep/rex/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X