Penyelidikan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, terus berlanjut. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kini berhasil mengungkap identitas kedua pelaku bomber hingga mengamankan 13 terduga teroris terkait peristiwa berdarah itu. Sejumlah bahan peledak pun turut diamankan dari tangan para pelaku. KE-13 terduga teroris itu ditangkap di tiga wilayah berbeda di Indonesia. Masing-masing di Makassar empat orang, Jakarta dan Jawa Barat empat orang, dan Nusa Tenggara Barat lima orang. ”Perkembangan dari peristiwa kejadian bom terjadi kemarin, maka sampai dengan hari ini kita mengamankan empat orang tersangka yakni AS, SAS, MR, dan AA (Makassar, red),” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Densus 88 di Jakarta kemudian kembali menangkap empat orang yakni ZA, AA, AJ, dan DS. Polri lalu melakukan penggeledahan di Bekasi, Jawa Barat, dan Condet, Jakarta Timur. Dalam penggerebekan yang dilakukan Densus 88, berhasil menyita barang bukti lima bom jenis bom sumbu yang siap digunakan. Kemudian ditemukan lima toples besar berisi cairan aseton dan H202 dan termometer. Kapolri mengatakan, bahan-bahan itu akan diolah menjadi bahan peledak. Beratnya kurang lebih empat kilogram. ”Kemudian ditemukan bahan peledak yang sudah jadi jenis TATP dengan jumlah 1,5 kilogram,”terangnya. ”Saat ini sudah kita amankan. Perannya masing-masing seperti ada yang membeli bahan, mengajarkan membuat peledakan, menggunakan,” sambungnya. Pada hari itu pula, terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bima bertambah satu orang menjadi lima. ”Dengan demikian, sampai hari ini, baik dari Makassar, Jakarta, dan Bima, kita terus lakukan pengembangan lebih lanjut,” ujarnya. Sementara itu, Tim Penjinak Bom (Jibom) memusnahkan lima bom aktif berdaya ledak tinggi dari dua tempat penggerebekan terduga teroris di Condet, Jakarta Timur dan Bekasi. Hal itu diungkapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran. ”Tim Jibom dari Satuan Gegana Polda Metro Jaya memutuskan melaksanakan disposal di dua lokasi di mana ditemukan TATP tersebut yaitu di Sukasari, Kabupaten Bekasi, dan di Condet, Jakarta Timur,” kata Fadil Imran. Ia menjelaskan lima bom aktif ditemukan dalam bentuk kaleng. Bom itu mengandung Triaseton Triperoksida atau disingkat TATP. Fadil menyebut TATP merupakan bom yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive). ”Ini adalah sebuah senyawa kimia yang mudah meledak dan tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif. TATP adalah senyawa peroksida yang khas mudah terbakar hanya dengan gesekan panas dan pemicu-pemicu yang lainnya,”jelasnya. Fadil menyebut temuan lima bom Triaseton Triperoksida berada dalam toples dengan berat 3,5 kilogram. Menurut perhitungan, lima bom apabila dicacah mampu menciptakan 70 bom pipa. ”Kalau dikaitkan sebuah bom, kurang lebih akan menjadi 70 buah bom pipa. Inilah efek dari bom TATP yang berhasil dideteksi dan dicegah Densus 88 Antiteror Satgas wilayah Polda Metro Jaya,” ujarnya. Sementara itu, tutur Fadil Imran, empat terduga teroris yang diamankan di Bekasi, Jawa Barat, itu memiliki peran masing-masing. Peran ZA adalah pemasok bahan baku dan bahan peledak. ”ZA membeli bahan baku dan bahan peledak sperti Aseton, Hidroclorid Acid, termometer, dan Aluminium Powder,”tuturnya. Sementara itu, BS menjalankan instruksi disampaikan ZA untuk meramu zat kimia menjadi bahan peledak. ”BS mengetahui pembuatan handak (bahan peledak, red) dan cara membuat handak,” bebernya. Fadil melanjutkan, BS yang telah memahami cara pembuatan handak mengajarkan AJ. Menariknya, dalam meramu handak, mereka berdua menggantinya dengan istilah takjil. Di sini AJ dibantu ZA selama membuat handak. ”Mereka mengistilahkan dengan takjil. Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar,”terangnya. Tak hanya merakit bom, AJ, ZA, dan BS beberapa kali mengadakan pertemuan. Kaitannya dengan aksi teror. ”Mereka bertemu dalam mempersiapkan aksi teror dengan menggunakan handak,” katanya. Sedangkan satu tersangka lain inisial HH (56), jelasnya, ditangkap di Condet, Jakarta Timur. Perannya sangat penting. Selain sebagai penyandang dana, HH juga memberi tutorial merakit bom dalam bentuk video. ”Dia yang merencanakan mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini. Dia membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya,”paparnya. Di lain hal, mulai terungkapnya aktor aksi teror bom di Gereja Katedral Makassar, Polres Bogor melakukan penjagaan ketat di tempat ibadah. Salah satunya gereja. Hal itu diungkapkan Kapolres Bogor AKBP Harun. ”Kita memperketat tempat-tempat yang berpotensi atau yang dimungkinkan menimbulkan kegaduhan. Akan ada tahap pengamanan, baik di mako maupun gereja,” kata Harun. Jelang Hari Paskah yang akan dilaksanakan pada Jumat mendatang, ia juga melakukan komunikasi dengan para pengurus gereja dalam melaksanakan pengamanan, serta meningkatkan kewaspadaan. ”Kami akan lakukan penjagaan ketat guna melindungi umat yang akan beribadah,” ucapnya. Selain itu, Harun mengimbau kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap orang asing atau orang yang baru dikenal. ”Karena orang-orang kayak gitu rata-rata selalu menutup diri, jadi lebih mendatakan lagi terkait orang-orang sekitar kita,” imbuhnya. Saat ditanya mengenai jaringan terorisme yang sudah diamankan Polda Metro Jaya di perbatasan Bogor-Bekasi, pihaknya belum menerima info tersebut. ”Kita belum terima itu. Tapi tetap, di mana pun kejadian itu, paling tidak meningkatkan kewaspadaan kita,” pungkasnya. (mer/rep/rex/c/rez/run)