Senin, 22 Desember 2025

Mulai Juni BPTJ Uji Coba Bus Gratis di Bogor

- Kamis, 29 April 2021 | 10:30 WIB
DOK:BPTJ
DOK:BPTJ

METROPOLITAN - Badan Pengelola Transportasi Ja­bodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan bakal me­nyiapkan layanan bus Buy The Service (BTS) untuk me­mudahkan mobilitas masyarakat Bogor. Bus akan mulai beroperasi Juni atau Juli mendatang. Kepala BPTJ Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti mengata­kan, bus BTS merupakan layanan angkutan umum yang dilakukan pemerintah dengan membeli layanan yang dise­diakan operator. Dengan sistem ini, pembe­lian layanan dihitung berda­sarkan formulasi biaya pokok yang akan menghasilkan nilai rupiah per kilometer. Dengan demikian, pihak ope­rator nantinya tetap dibayar berdasarkan nilai tempuh dalam rupiah per kilometer. Kemenhub berharap ope­rator angkutan tak melayani masyarakat dengan sistem kejar setoran sehingga bisa lebih nyaman. Polana me­nambahkan, Bogor merupa­kan kota keenam yang di­layani angkutan itu. Polana juga mengatakan bahwa layanan BTS di Bogor nanti bakal serbadigital, se­perti tiket yang akan menga­dopsi e-ticketing dan penga­wasan akan mengandalkan teknologi dan Internet Of Things (IOT). Walau belum menentukan berapa harga tiket yang akan dibanderol setelah masa so­sialisasi berakhir, namun Polana memastikan itu semua nantinya akan tetap disesu­aikan dengan kemampuan masyarakat kota tersebut. Ia menyebut pemerintah masih akan memberikan sub­sidi seperti menanggung biaya operasional bus yang akan dikerjasamakan dengan pihak swasta. Saat ini, lanjutnya, pemerintah masih menyele­saikan proses lelang dengan pihak ketiga. BTS merupakan salah satu program andalan Kemhub untuk mengurangi kemacetan. Ia mengatakan bahwa ke­macetan yang terjadi di daerah terpadat di Indonesia, Jabo­detabek, mengakibatkan ke­rugian ekonomi senilai Rp71,4 triliun per tahun. Kerugian berasal dari pemborosan Ba­han Bakar Minyak (BBM) dan menurunnya produktivitas karena hilangnya waktu ma­syarakat selama terjebak ma­cet. Dari kajiannya, per hari ter­jadi pemborosan BBM seba­nyak 2,2 juta liter di enam kota metropolitan yang men­jadi acuan. Sedangkan, nilai waktu yang hilang dinyatakan sebesar 6 juta orang-jam per hari. Belum lagi, kerugian lingkungan yang diakibatkan. Kemacetan, menurut Polana, mengurangi kualitas ling­kungan untuk masyarakat di kota terkait. ”Ujung-ujungnya tentu mengakibatkan kerugian eko­nomi. Di Jabodetabek akibat kemacetan yang luar biasa terjadi kerugian sebesar Rp71,4 triliun per tahun, akibat pem­borosan waktu dan BBM,” katanya pada diskusi BPTJ bertajuk Skema Pembelian Layanan BTS di Kota Bogor, Rabu (28/4). Lebih jauh ia mengatakan bahwa kemacetan kronis di Jabodetabek disebabkan ke­engganan masyarakat meng­gunakan transportasi publik atau massal. Ia menyebut warga lebih memilih meng­gunakan kendaraan pribadi di Jabodetabek. Untuk menarik minat ma­syarakat beralih menggunakan tranportasi publik, ia menga­takan harus disediakan trans­portasi yang nyaman, aman, dan berstandar. BTS tercatat telah melayani 1,5 juta ma­syarakat di lima kota per De­sember 2020. Sebelumnya, bus BTS sudah beroperasi di Palembang, Surakarta, Denpasar, Yogya­karta, dan Medan. Ia menam­bahkan, untuk masa perco­baan atau tiga bulan pertama, layanan akan diberikan se­cara gratis kepada masyarakat. ”Diharapkan pada Juni bisa terealisasi dan akan ada enam rute,” pungkasnya pada dis­kusi BPTJ bertajuk Skema Pembelian Layanan Buy The Service BTS di Kota Bogor, Rabu (28/4). Enam rute itu adalah Ter­minal Bubulak-Yasmin-Warungjambu-Baranangsiang/Cidangiang; Terminal Bubulak-Stasiun Bogor-KRB-Ba­ranangsiang/Cidangiang-Ciawi; Terminal Bubulak-Stasiun Bogor-KRB-Suryaken­cana/Empang-Sukasari La­wanggintung-Ciawi; Ciawi-Baranangsiang/Cidangiang-KRB-Warungjambu Pomad/Ciparigi; Ciparigi-Stasiun Bogor; dan Parungbanteng-Warungjambu melalui R3. (feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X