Meski larangan mudik baru diberlakukan hari ini, diperkirakan tak sedikit masyarakat yang nyolong start atau sudah melakukan mudik sejak beberapa waktu lalu. Mencegah terjadinya penularan Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berencana melakukan penyisiran di wilayah untuk mengantisipasi adanya pemudik yang nyolong start WAKIL Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, data dari pemerintah pusat ada sekitar 18 juta penduduk Indonesia sudah melakukan mudik terlebih dahulu. “(Sebanyak, red) 18 juta itu lumayan. Mungkin Bogor kebagian juga. Nah, yang sudah telanjur mudik, kami akan minta data dari satgas kecamatan untuk menyiapkan juga tempat karantina yang sudah ada,” kata Iwan kepada Metropolitan.id, Rabu (5/5). Jika nanti ada pemudik yang terdata, ia mengaku akan menempatkannya di lokasi karantina di Megamendung dan Kemang. Meski demikian, tidak ada sanksi bagi para pemudik yang mencuri start. Ia justru dilematis jika nantinya kedapatan ada pemudik dan diketahui positif Covid-19. “Kalau memang positif, tentu kita karantina. Ini karantina juga kan kalau sudah menetap, kita dilematis. Yang ada di kampungnya, sudah ada saudaranya, itu kita pantau. Karena kalau ditarik untuk karantina ya akan menimbulkan konflik,” ujarnya. Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengimbau warga yang berada di pantauan, khususnya di wilayah rentan paparan Covid-19, untuk tidak memaksakan kehendak dan nekat mudik. “Kalau tetap nekat dan ada laporan dari pengurus wilayah, kami akan isolasi di tempat (angker, red) ini,” kata Ade. Menurutnya, tempat isolasi di Wisma Cibogo, Cipayung, itu memiliki tiga ruangan angker, menurut warga setempat. Lalu, Ade mengaku saat ini masih memiliki ruang 80 yang masih kosong yang akan disiapkan bagi pelanggar mudik. “Jadi ruang isolasi bukan hanya untuk yang terkonfirmasi atau isolasi menunggu hasil swab keluar. Ruang angkernya kita siapkan bagi pemudik yang nekat,” kata Ade Yasin. Rencana merelokasi pemudik nekat ke ruang angker, menurut Ade, bukan berarti untuk mengancam. Ia memberi pilihan bagi pemudik, apakah tidak melakukan mudik demi kebaikan keluarga dan orang tuanya atau memilih diisolasi di ruang angker sebagai bahan renungan. “Ini semua demi keselamatan dan kesehatan keluarga di kampung. Lebih baik bersabar, jangan mudik dulu,” pinta Ade Yasin. Di tempat yang sama, Kapolres Bogor AKBP Harun menyebut di pusat isolasi Cibogo memiliki tiga lokasi yang dirasa angker. Pertama, berada di kamar mandi. Kedua, di gudang. Ketiga, bangunan yang berada di area bawah bangunan eks Pusdiklat Scurity Artha Graha. “Hawa dan suasana di tiga ruangan itu sangat berbeda, meski di siang hari,” kata Harun. Harun menegaskan akan mengisolasi pemudik atau wisatawan yang kedapatan reaktif Covid-19 di ruangan tadi. Artinya, menurut Harun, jika tidak ingin merasakan diisolasi di tempat angker, lebih baik warga Bogor yang kini merantau mengurungkan niatnya untuk mudik. “Tinggal pilih. Bersabar mudik atau nekat, dan reaktif lalu diisolasi di tempat angker,” ujarnya. Di sisi lain, Kabupaten Bogor dipastikan menutup pintu untuk pemudik dari luar wilayah aglomerasi (Jabodetabek). Ribuan petugas dikerahkan hingga ke jalan-jalan tikus untuk melakukan penjagaan selama 24 jam. Sedikitnya ada 504 petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), hingga Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor yang dikerahkan untuk menghalau pemudik. Dengan rincian, Polri sebanyak 210 orang, TNI 42 orang, Satpol PP 105 orang, Dishub 105 orang, dan Dinkes 42 orang. Kabagops Polres Bogor Kompol Fitra Zuanda mengatakan, untuk mengantisipasi pemudik, telah disiapkan sembilan pos penjagaan yang tersebar di perbatasan wilayah. Selain itu, ada 197 pos pantau yang ditempatkan di jalur-jalur alternatif atau jalan tikus untuk mengantisipasi pemudik yang tetap ngotot ingin pulang ke kampung halamannya. “Jadi kita akan pantau sampai ke jalur tikus untuk menghalau pemudik,” kata Fitra saat apel Operasi Ketupat Lodaya di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (5/5). Fitra pun kembali menegaskan semua jenis kendaraan dari luar wilayah aglomerasi dilarang masuk Bumi Tegar Beriman. Mulai dari bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), travel, maupun angkutan umum. Bahkan, pos penjagaan dan pos pantau akan disiagakan selama 24 jam setiap harinya. Sehingga, para pemudik yang mencoba melakukan perjalanan di malam hari tidak akan bisa masuk Kabupaten Bogor. “Setiap pos itu 1×24 jam dan itu personel standby,” tegasnya. Penjagaan itu akan mulai dilakukan sesuai aturan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah, yakni Kamis hingga Senin (6–17/5). Di lokasi yang sama, Kasatpol PP Kabupaten Bogor Agus Ridhaallah menjelaskan ada pula pos tambahan untuk para pengunjung lokasi wisata yang disebar di lima titik. Yaitu di Nagrag, Babakanmadang, Pamijahan, Sukamakmur, dan Tamansari. Agus pun mengungkapkan bahwa Kabupaten Bogor tetap terbuka untuk para wisatawan yang hendak berwisata di Bumi Tegar Beriman. Hanya saja, para wisatawan wajib menyertakan bukti rapid antigen kepada petugas yang berjaga di pos jaga dan di lokasi wisata. ”Jadi setiap wisatawan harus bawa rapid antigen atau sudah divaksin dua kali. Kalau tidak ya kita putar balik,” tegasnya. Untuk menunjang hal itu, Agus juga mengaku akan menyiapkan rapid mobile yang bisa digunakan masyarakat yang tidak membawa hasil rapid antigen. ”Jadi kendaraan itu akan mobile dan standby di lokasi yang sekiranya dibutuhkan pengecekan,” pungkasnya. (tem/dil/c/rez/run)