Penyebaran kasus Covid-19 di Kota Bogor terhitung masih tinggi. Hanya dalam satu bulan, tepatnya sejak Lebaran Idul Fitri 2021, muncul tiga klaster baru di Kota Bogor. Terbaru, klaster Covid-19 meluas ke lingkungan tenaga medis hingga membuat pelayanan puskesmas ditutup. SEBELAS tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu) di Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, dinyatakan positif Covid-19. Akibatnya, dua fasilitas kesehatan, yakni Puskesmas Kayumanis dan Pustu Kencana Kota Bogor untuk sementara ditutup. Camat Tanahsareal Sahib Khan menyebut pasien pertama nakes yang terpapar Covid-19 di Puskemas Kayumanis dan Pustu Kencana Kota Bogor akibat terpapar dari keluarga. “Penyebaran muncul terjadi dari keluarga, (salah satu anggota keluarga pasien atau nakes pertama yang terpapar Covid-19, red) habis dari luar kota,” kata Sahib. Ia menyebut saat ini pasien atau nakes pertama yang terpapar Covid-19 di Puskesmas Kayumanis dan Pustu Kencana masih dalam perawatan di rumah sakit. “Saat ini yang bersangkutan masih dalam perawatan di rumah sakit,” ujarnya. Sementara itu, dari sebelas nakes yang positif, satu orang sudah dinyatakan sembuh. Ia adalah drg Elsa, Kepala Puskesmas Kayumanis. “Drg Elsa sudah negatif, positifnya ketahuan dari Sabtu (5/6),” terang Sahib kepada wartawan, Selasa (8/6). Sahib melanjutkan, saat ini pasien dari klaster nakes yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 tersisa sepuluh orang. “Sisa tinggal sepuluh (pasien, red). Satu dirawat di rumah sakit dan sembilan isolasi mandiri,” bebernya. Saat ini, pihaknya dibantu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor tengah melakukan tracing terhadap pasien yang sempat berobat ke Puskesmas Kayumanis dan Pustu Kencana. “(Tracing, red) Nakes sudah. (Saat ini, red) Tim Dinkes sedang men-tracing pasien yang sempat ikut pelayanan di poli gigi,” jelasnya. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menuturkan, kronologi munculnya klaster Covid-19 di dua puskesmas di Kota Bogor berawal dari sebelas nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Jadi awalnya perawat gigi di Puskesmas Kayumanis berinisial K terpapar Covid-19. Kebetulan, pas Rabu (2/6), yang bersangkutan masih bertugas di Pustu Kencana dengan empat pegawai lainnya,” kata Dedie. “Sehari setelahnya, K mengeluh tidak enak badan dan masih masuk kerja. Sementara, berhubung drg Ningrum sedang cuti, maka pelayanan di poli gigi digantikan drg Elsa (kepala Pusksemas, red),” sambungnya. Dari situ, lanjut Dedie, salah seorang office boy di Pustu Kencana mengalami sakit suspek thypoid dengan hasil lab widal positif. Kemudian, petugas pendaftaran juga mengeluhkan gejala tidak enak badan. “Akhirnya pada Sabtu (5/6) sepuluh orang kontak erat dan pegawai puskesmas yang bergelaja di-swab PCR dan diperiksa di Labkesda. Hasilnya kesepuluhnya positif. Jadi total pegawai Puskesmas Kayumanis ada sebelas orang yang positif,” jelas Dedie. Kemudian, lanjut Dedie, untuk mencegah penularan terus bertambah, sejumlah pegawai yang bernaung di Puskesmas Kayumanis dilakukan swab PCR pada Senin (7/6). Sementara pelayanan di Puskesmas Kayumanis dan Pustu Kencana ditutup selama lima hari. “Ada 34 orang yang dilakukan swab PCR. Saat ini kita juga sedang melakukan tracing,” imbuh Dedie. “Puskesmas dilakukan disinfeksi ruangan dan lingkungan. Sementara, untuk kasus positif akan kita isolasi di Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi, sedangkan kasus perawat gigi sudah diisolasi ke rumah sakit,” bebernya. Munculnya klaster puskesmas membuat kondisi zero kasus nakes terpapar Covid-19 jadi berubah drastis. “Iya, pertama kalinya (muncul lagi setelah nol kasus sejak Maret 2021, red),” kata Wali Kota Bogor Bima Arya usai menghadiri rapat bersama jajaran Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor di Taman Ekspresi, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Selasa (8/6). Meski seluruh nakes telah menjalani program vaksin, ia mengaku hal itu tidak jadi jaminan bebas tertular virus. “Pak Wakil Gubernur juga sudah divaksin dua kali tapi masih terpapar. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kasus-kasus tertentu yang sudah divaksin masih juga terpapar,” ujarnya. Untuk diketahui, penyebaran tiga klaster pasca-Lebaran ini sendiri diawali temuan 96 warga Perumahan Griya Melati yang terpapar Covid-19. Kasus ini baru terungkap pasa Selasa (18/5). Kemudian, disusul temuan kasus positif Covid-19 di Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Madani, Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, pada Sabtu (5/6). Di mana, ada 65 santri dan santriwati yang dinyatakan terpapar Covid-19. Terakhir, ada temuan klaster nakes di Puskesmas Kayumanis dan Pustu Kencana, Kecamatan Tanahsareal, pada Sabtu (5/6). Di mana, ada sebelas nakes yang dinyatakan terpapar Covid-19. Meski demikian, Bima Arya mengaku enggan menyebut klaster Covid-19 banyak di Kota Bogor. Sebab, ia mengklaim sudah berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 di wilayahnya. “Nggak banyak, cuma satu. Griya Melati terkendali berkat kerja keras dan dukungan Pak Kapolres di bawah. Insya Allah hari Rabu kembali ke normal atau sudah sembuh semua,” kata Bima Arya. “Di (Ponpes, red) Madani juga terkendali dan semua sudah dievakuasi, dan ada pos gabungan di situ,” imbuhnya. “Jadi jangan bilang banyak klaster. Tidak ada. Kota Bogor juga statusnya masih oranye,” sambungnya. Meski begitu, Bima mengaku tetap waspada akan penyebaran Covid-19. Bahkan, ia sudah memerintahkan langsung jajarannya untuk mengantisipasi hal tersebut. “Saya perintahkan tadi semua pesantren untuk didata yang mau tatap muka. Apabila santrinya banyak dari luar kota, wajib di-swab. Itu untuk poin-poin kesepakatan kita tadi,” pintanya. “(Untuk, red) Puskesmas dilakukan tracing sementara ditutup di sana. Ini hal yang sering terjadi di fasilitas kesehatan. Dari dokter gigi kemungkinan besar ya. Jadi kita minta agar tidak kendur semuanya. Tetap protokol kesehatan dipastikan maksimal di semua lini,” tandasnya. (cr1/c/rez/feb/run)