Penularan Covid-19 kian masif. Siapa pun bisa terpapar virus yang kini sudah banyak variannya. Bahkan, tenaga kesehatan (nakes) yang sudah divaksin sekalipun tetap rentan dengan penyakit mematikan tersebut. DI Kota Bogor, sepekan terakhir saja (14–21 Juni 2021), muncul 1.227 kasus baru. Beberapa di antaranya justru diketahui sudah mendapat vaksin Covid-19. Kondisi ini menimpa sejumlah nakes yang bertugas dalam penanganan Covid-19 di wilayah Kota Bogor. ”Banyak. Nakes yang terpapar sekarang rata-rata sudah divaksin. Mulai dari yang tugas di rumah sakit sampai yang di puskesmas, mereka sudah divaksin,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dr Sri Nowo Retno. Menurutnya, kondisi nakes yang sudah divaksin jauh lebih baik ketika terinfeksi virus karena hanya mengalami gejala ringan. ”Dengan vaksin itu, jadi ketika terpapar lagi tidak jatuh dalam kondisi berat,” imbuh Retno. Ia menjelaskan tren nakes yang terpapar Covid-19 cenderung naik pada Juni ini. Setelah sejak Februari atau saat mulai vaksinasi terhadap nakes (pertengahan Januari, red), jumlah nakes yang terpapar cenderung sedikit. ”Jumlahnya bulan ini ada 17 nakes yang terpapar. Itu sudah meningkat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang cuma sepuluhan ya per bulan. Malah dulu waktu kasus kita tinggi dan belum ada vaksin, bisa 60 orang per bulan,” jelasnya. Dalam catatannya, kasus nakes terpapar Covid-19 pada November—Desember 2020 berjumlah 41 dan 28 kasus. Lalu makin naik pada Januari 2021 dengan muncul 61 nakes terpapar Covid-19. Setelah mulai vaksinasi, tren nakes terpapar pun makin turun. Rinciannya, pada Februari ada sepuluh nakes terpapar, diikuti sepuluh nakes terpapar pada Maret, dan sepuluh nakes pada April. Tren menurun pada Mei karena hanya muncul sembilan nakes terpapar. Namun, kembali naik pada Juni ini, dengan kemunculan 17 kasus hingga minggu ketiga Juni 2021. Khusus pada Juni ini, kasus nakes terpapar kian meningkat pada tiga minggu terakhir. Pada minggu pertama, tidak ada kasus. Namun, pada minggu kedua muncul enam nakes terpapar Covid-19. Minggu ketiga pun meledak saat muncul sebelas nakes terpapar Covid-19. ”Setelah vaksin pada Maret itu kelihatan mulai turun. Januari—Februari itu masih tinggi. Maret sudah turun. Jadi langsung sepuluh orang, itu dari seluruh nakes se-Kota Bogor ya. Nah, dua minggu ini meningkat di angka 17 orang sementara ini,” beber mantan wakil direktur RSUD Kota Bogor itu. ”Seperti nakes di RS Marzuki Mahdi, RS Vania, PMI, hingga Puskesmas Kayumanis dan di Bogor Selatan, itu karena memang terdampak dari meningkatnya kunjungan. Meledak jumlah orang yang terpapar, karena biasanya nakes terpapar dari pasien. Kita juga terus waspadai soal varian baru untuk risiko ke nakes,” terangnya. Secara umum, hingga Selasa (22/6) pukul 20:30 WIB, sasaran Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang divaksin di Kota Bogor mencapai 9.150 orang, dengan 8.805 orang di antaranya atau setara 96,23 persen sudah melewati vaksin pertama. Sedangkan vaksinasi kedua berjumlah 7.587 orang atau setara 82,92 persen. Sementara itu, di Kabupaten Bogor tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) untuk isolasi pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor nyaris mencapai 100 persen. Sampai-sampai, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong membuka tenda darurat untuk dijadikan ruang perawatan masyarakat. Direktur RSUD Cibinong Wahyu Eko mengatakan, keberadaan tenda di luar tersebut untuk menampung pasien yang akan masuk IGD. Hal itu karena jumlah pasien yang masuk IGD dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan. “Karena banyak pasien yang datang, sementara di dalamnya kan penuh sesak. Jadi kita antisipasi biar tidak saling menularkan. Jadi kita buatkan tenda agar jaga jarak, sambil menunggu ruangan di dalam kosong,” kata Eko kepada Metropolitan, Rabu (23/6). Eko menilai jika pasien yang datang dipaksakan masuk, khawatir malah menularkan kepada pasien lainnya atau nakes. Terlebih, setiap malam banyak sekali pasien yang datang dan masuk IGD. “Jangankan di dalam, di luar saja sudah antre karena setiap malam ambulans datang untuk mengantar pasien rujukan ke kita,” paparnya. Dalam sehari, Eko mengaku setidaknya ada penambahan 20 sampai 30 pasien Covid-19 yang ditangani RSUD Cibinong. Pasien tersebut rupanya tidak hanya berasal dari Kabupaten Bogor. Pasien dari Kota Depok dan Jakarta pun dirujuk ke RSUD Cibinong. Ia menambahkan, jika pasien terus berdatangan ke RSUD Cibinong, pihaknya akan menambah tempat tidur kembali dengan kapasitas penambahan 30 unit. “Kalau kita tambah, totalnya jadi 270 bed (tempat tidur, red) dari 242 bed. Di situ kita sudah mentok lagi. Apalagi ini 90 persen sudah terisi,” ungkapnya. Kondisi ini membuat masyarakat diminta saling menjaga diri agar tak semakin banyak yang tertular Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Mike Kaltarina mengatakan, keterisian ruang isolasi di 29 rumah sakit se-Kabupaten Bogor telah menyentuh 93,75 persen per Rabu (23/6). Ia menyebut jumlah itu naik signifikan dalam dua hari terakhir. Pada Senin (21/6), BOR di Kabupaten Bogor sudah mencapai 88,24 persen. Mengantisipasi ketersediaan ruang isolasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor telah meminta seluruh rumah sakit di wilayahnya untuk menambah kapasitas tempat tidur khusus pasien Covid-19. “Untuk antisipasi lonjakan yang terus terjadi, kami minta seluruh rumah sakit, baik swasta dan daerah, untuk menambah jumlah tempat tidur minimal 40 persen dari kapasitas yang ada,” pinta Mike, Selasa (22/6). Jika penambahan ini terealisasi, Mike menyebut akan ada 209 tempat isolasi baru. Jika ditotal, jumlah keseluruhan tempat tidur di 29 rumah sakit menjadi 1.121 unit. Selain menambah tempat tidur, pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit agar mendapat perawatan intensif. Jika masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG), diarahkan isolasi mandiri atau ke pusat isolasi BKPP Kemang agar keterisian tempat tidur di rumah sakit bisa terjaga. “Tapi rumah sakit darurat di BKPP Kemang dari 84 tempat tidur, sudah terisi 43. Kita masih ada pusat isolasi di Megamendung dengan 54 tempat tidur yang belum terisi. Mudah-mudahan tidak ada yang diisolasi di sana,” harapnya. Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengimbau masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan herd immunity. “Vaksinasi merupakan salah satu upaya memutus rantai penularan Covid-19. Akhir-akhir ini terjadi lonjakan kasus di Kabupaten Bogor. Jadi saya harap yang belum vaksin segera mendaftar. Insya Allah akan difasilitasi puskesmas terdekat,” kata Ade Yasin, Rabu (23/6). Yang perlu dicatat, meski sudah divaksin, masyarakat diminta tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat dalam berkegiatan sehari-hari. Vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan menjadi upaya saling menjaga satu sama lain agar terhindar dari penularan Covid-19. “Sudah divaksin bukan berarti kita tidak bisa terpapar. Makanya saya minta masyarakat tetap harus saling menjaga, saling melindungi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan mengikuti vaksinasi,” tegasnya. Terpisah, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Adang Mulyana menyebut masyarakat yang sudah divaksin masih bisa terpapar Covid-19 kembali. Mengingat perlindungan vaksin Sinovac ini hanya mampu melindungi tubuh dari Covid-19 sebesar 63,3 persen. ”Masyarakat yang sudah divaksin bisa terpapar kembali. Tapi kronologinya bervariatif. Ada pengalaman di kantor kita, setelah tiga bulan divaksin, ada yang kena. Positif kembali. Secara umum daya lindung vaksinnya kan tidak 100 persen. Jadi masih ada peluang untuk terpapar kembali,” tutur Adang kepada Metropolitan, di kantor Dinkes Kabupaten Bogor, Rabu (23/6). Jumlah kasus positif kembali setelah divaksin Covid-19 terbilang sulit dideteksi. Sebab, dalam wawancara awal terbilang cukup eksplisit dicantumkan bahwa pasien sudah divaksin atau belum. Namun, tindakan Dinkes Kabupaten Bogor jika ada yang terpapar kembali setelah vaksinasi, akan langsung diambil sampel untuk pemeriksaan genom di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan. ”Sampai saat ini mungkin kita sudah mengirim lebih dari satu sampel ya ke sana. Kita tinggal tunggu hasilnya saja,” ungkap Adang. Untuk diketahui, dalam program vaksinasi ini, Pemkab Bogor menargetkan vaksin untuk 1.2 juta warga sampai akhir tahun. Per 22 Juni 2021, realisasi vaksin sudah menyasar 665 ribu warga atau sekitar 73,2 persen. Adang mengaku pihaknya menggunakan vaksin Sinovac sesuai yang diputuskan pemerintah pusat. ”Pemkab pakai vaksin Sinovac karena memang dari pemerintah juga kita dapatnya Sinovac. Dan memang untuk dosis keduanya juga kita harus pakai Sinovac. Kalau bisa ya kita dapatnya bisa terus Sinovac,” pungkas Adang. (cr1/d/ ryn/fin/feb/run)