Senin, 22 Desember 2025

Satu Perawat Digilir Tangani 15 Pasien

- Senin, 5 Juli 2021 | 10:50 WIB

Kasus penularan Covid-19 di Kota Bogor saat ini cukup mengkhawatirkan. Terbukti, hanya empat hari beroperasi, ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor sudah terisi penuh. MINGGU (4/7), RSL Kota Bogor telah menampung 18 pasien positif Covid-19. Di mana, jumlah ini telah me­menuhi semua tempat tidur yang disiapkan pada tahap pertama. ”Dari kapasitas 64 (tempat tidur, red), kami baru dapat operasionalkan 18. Ka­rena Sumber Daya Manusia (SDM) yang kami rekrut belum mencapai target. Proses rekrut terus berjalan. (ke-18 tempat tidur, red) Semuanya sudah terisi,” kata Wakil Direktur Pe­layanan Medik dan Keperawa­tan Rumah Sakit Umum Dae­rah (RSUD) Kota Bogor, dr Sari Chandrawati, Minggu (4/7). Tak hanya itu, karena keter­batasan SDM dan oksigen, pihaknya memutuskan mengi­rim pasien ke RSL dengan kategori kanul oksigen. Bukan dengan Nonrebreathing Oxy­gen Face Mask (NRM). ”Hanya untuk pasien dengan kanul oksigen. Karena kebutuhan oksigen NRM sangat tinggi, sehingga tabung yang tersedia tidak bisa mendukung,” terang­nya. Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir, mengaku pihaknya masih men­galami krisis tenaga medis. Ini pula yang membuka opera­sional RSL belum maksimal. “Hari ini saja kita membutuh­kan 60 perawat baru. Tapi, setelah kita buka rekrutan (60 perawat, red), yang daftar ha­nya 12 orang saja,” katanya. Sebagai solusinya, pihak ru­mah sakit terpaksa mengurangi pasien umum. “Kami terpaksa melakukannya sebagai bagian dari solusi. Dan perawatnya kami alihkan untuk menanga­ni pasien Covid-19,” sambung­nya. Namun, masalah tidak ber­henti melalui solusi itu saja. Faktanya, banyak sejumlah perawat di lingkup RSUD Kota Bogor yang ikut terpapar Covid-19. Terhitung, saat ini saja dari 470 perawat yang ada di lingkup RSUD Kota Bogor, sebanyak 55 orang terpapar virus corona. Karena itu, solusi lain yang diambil pihaknya saat ini ada­lah meminta satu perawat menangani hingga 15 pasien Covid-19 sekaligus. “Satu pe­rawat idealnya merawat enam pasien. Karena saat ini saja banyak perawat yang terpapar, maka satu perawat bisa (me­nangani, red) sepuluh sampai 15 pasien. Kondisi ini sangat melelahkan,” tuturnya. Ia melanjutkan, dalam kon­disi seperti ini, berapa pun jumlah tenaga kesehatan (na­kes) yang dimiliki, tidak akan pernah ideal dalam menanga­ni pasien Covid-19. Sebab, jika berkaca dari pengalaman yang sudah-sudah, peperangan melawan virus corona masih akan terus terjadi. “Kita sudah menangani 1,5 tahun lebih tidak beristirahat. Kita tidak pernah work from home (ker­ja dari rumah, red), melainkan work from hospital (kerja dari rumah sakit, red). Jadi saya berpikir sekarang biar masy­arakat menilai jangan egois,” tegasnya. “Masyarakat saya melihat masih egois, karena kita lihat liburan masih penuh di jalan, makan-makan di luar, abai pada prokes (protokol keseha­tan, red), sementara nakes terus menggempur kekuatan. Maka tolong lah sekali untuk memerhatikan hal ini. Kita sama-sama,” pintanya. Soal solusi agar nakes tidak terpapar saat merawat pasien Covid-19, tambahnya, ada beberapa tahapan yang sudah diterapkanya. Salah satunya memperketat prokes. “(Sebe­narnya, red) Mau tidak mau, dalam satu bulan terakhir ini kita berhadapan dengan hal itu. Mulai kelihatan kelelahan-kelelahan dari nakes. Karena paparan itu sekarang bisa ter­jadi di dalam dan luar rumah,” ungkapnya. “Tapi saya berpikir kita tetap bersemangat di RSUD dan saling menjaga. Saya hanya meminta tolong sekarang deh dari prokes masyarakat, teru­tama dalam menjaga mobili­sasi,” ujarnya. Untuk diketahui, RSL Kota Bogor secara resmi sudah me­nerima pasien Covid-19 sejak Kamis (1/7) malam. Saat itu, ada delapan pasien positif vi­rus corona yang ditangani pada hari pertama pengope­rasian RSL. Koordinator RSL Kota Bogor, dr Shanda, mengaku pihaknya membagi tiga tahap dalam pengoperasian RSL. Pertama, membuka 18 tempat tidur. Dengan rincian, sepuluh tem­pat tidur bagi pasien perem­puan dan delapan tempat tidur bagi pasien laki-laki. “Kriterianya pasien kuning atau sedang. Kalaupun berat, akan kita siapkan,” kata Shanda, Jumat (2/7). Kedua, membuka 30 tempat tidur. Dengan rincian, masing-masing 15 tempat tidur bagi pasien perempuan dan laki-laki. Terakhir, apabila kasus masih melonjak tinggi, pi­haknya akan menyiapkan 64 tempat tidur. Dengan rincian, masing-masing 20 tempat tidur bagi pasien perempuan dan laki-laki. “Nanti pasien perempuan akan dirawat di lantai dua, sedangkan laki-laki di lantai tiga. Lantai sa­tunya kita gunakan bagi pasien yang butuh observasi lanjutan,” bebernya. “Tapi ini semua kita lakukan secara bertahap, karena kita masih harus melengkapi na­kesnya, baik dokter, perawat, hingga tenaga nonmedis lain­nya,” tandasnya. (rez/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X