METROPOLITAN - Kasus prostitusi anak di bawah umur dengan tersangka model dan artis seksi Cynthiara Alona sudah dinyatakan lengkap berkasnya. Di sisi lain, Cynthiara masih menjalani hidup di tahanan Polda Metro Jaya. Rupanya, menurut sang pengacara Alona, Halim Darmawan, kliennya dalam kondisi sehat fisik. Namun, Alona sempat mengalami stres. ”Baik, sehat. Namanya orang di dalam penjara menjalani tahanan pasti ada stres lah ya. Dia stres, dia sempat sakit dikirimin obat dan vitamin sembuh lagi. Sakitnya dia pemikirannya lah, karena stres,” kata pengacara Cynthiara Alona, Rabu (14/7). Ia juga menyebut Cynthiara Alona trauma. Sehingga kadang omongannya ngelantur ”Trauma lah, kadang ngomongnya ngawur ke mana-mana. Kalau lagi sadar, ya normal saja. (Stres semenjak masuk penjara, red) Ya gitu,” lanjutnya. Disinggung apakah ada keluarga yang membesuk Alona, Halim mengaku hal itu. Biasanya Cynthiara Alona dibesuk keluarga langsung ataupun via telepon. ”Ada yang besuk dan datang. Kadang via telpon,” katanya. Sebelumnya, Cynthiara Alona ditetapkan menjadi tersangka karena telah menyediakan tempat untuk prostitusi online. Ia pun kini resmi ditahan Polda Metro Jaya. Dalam prostitusi online tersebut, anak di bawah umur telah menjadi korbannya. Mereka memasang tarif Rp400 ribu hingga Rp1 juta untuk melayani pria hidung belang. ”Tarifnya itu Rp400 ribu sampai Rp1 juta. Jadi itu dibagi-bagi. Misal joki Rp50–100 ribu, hotel berapa, hingga korban berapa,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat menggelar konferensi pers di Gedung Direktorat Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jumat (19/3). ”Ada yang lebih dari satu hari melayani tamunya,” sambungnya. Kepada polisi, Cynthiara Alona mengaku pandemi Covid-19 membuat usaha hotelnya tidak berjalan mulus. Ia pun terpaksa harus memutar otak agar biaya operasional bisa tetap berjalan. ”Pertama dia (Cynthiara Alona, red) menyediakan tempat bahkan mengetahui. Harapannya satu, jumlah yang menginap di situ bisa dipertahankan sama dia. Tiga puluh kamar di situ penuh dengan anak-anak,” tutur Yusri Yunus. (de/feb/run)