Senin, 22 Desember 2025

Kematian di Jabar Berkurang tapi Bodebek Masih Rawan

- Jumat, 23 Juli 2021 | 10:10 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ist)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ist)

METROPOLITAN - Pemerin­tah Provinsi Jawa Barat (Pem­prov Jabar) menyatakan angka kasus kematian akibat Covid-19 sudah menurun. Pada 11 Juli, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di wilayah Jabar men­capai 269 orang. Namun, pada 21 Juli, jumlahnya sudah turun menjadi 80-an orang atau sekitar 1,4 persen dari total kasus Covid-19 aktif. ”Fatality rate atau angka ke­matian akibat Covid-19 di Jabar 1,41 persen. Puncaknya pada 11 Juli ada 269 laporan, kemarin (21/7) jadi 80-an. Dua hari lalu di angka 70-an,” kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, di Kota Bandung, Ka­mis (22/7). ”Mayoritas komor­bidnya hipertensi, diabetes, dan jantung,” tambahnya. Ia meminta bantuan obat-obatan dari kementerian kese­hatan untuk menekan kasus kematian penderita Covid-19. ”Mohon dibantu Kemenkes, treatment atau obat-obatannya untuk tiga penyakit itu,” harap Ridwan Kamil. Ia juga mengemukakan ting­kat kematian pasien Covid-19 berhubungan dengan cakupan vaksinasi. Angka kasus kema­tian penderita Covid-19 di Kota Bandung dan Kota Ci­rebon tergolong rendah ka­rena cakupan vaksinasinya sudah tinggi. ”Kesimpulannya, dengan vaksinasi yang maksimal ter­nyata tingkat kematian juga rendah, di bawah satu persen,” tutur Ridwan Kamil. Di daerah-daerah yang caku­pan vaksinasinya masih ren­dah seperti Kota Banjar, Ka­bupaten Karawang, Kabupa­ten Sukabumi, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut, angka kasus kematian pasien Covid-19 tergolong tinggi. Pemprov akan fokus meningkatkan vaksinasi di daerah itu. ”Kata Pak Menkes bulan depan jutaan dosis (vaksin, red) akan dikirim ke Jabar, itu akan meng-cover daerah yang rendah vaksinasinya,” papar Ridwan Kamil. Menurutnya, pemerintah terus berupaya menekan angka kasus kematian akibat Covid-19 hingga nihil. Pemprov menyediakan layanan kon­sultasi dari jarak jauh dan bantuan obat gratis bagi pen­derita Covid-19 yang menja­lani isolasi mandiri untuk menurunkan angka fatalitas akibat Covid-19. Layanan telekonsultasi sudah menjangkau 40.000 pasien yang menjalani isolasi man­diri. ”Mayoritas sudah bisa tertangani, apalagi didukung bantuan obat dari pusat,” ucapnya. Untuk masalah penyediaan oksigen bagi pasien yang men­jalani isolasi mandiri, menurut dia, saat ini sudah teratasi. ”(Sebesar, red) 70 persen oksi­gen kami alokasikan untuk rumah sakit dan 30 persen untuk yang isoman,” kata Rid­wan Kamil. Ia menjelaskan setelah Pem­berlakuan Pembatasan Ke­giatan Masyarakat (PPKM), tingkat keterisian tempat tidur pasien (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di wilayah Jabar juga menurun. BOR rumah sempat men­capai 90,69 persen pada 4 Juli. Menurut data pemprov sudah turun menjadi 77,04 persen pada 20 Juli. ”Laporan kemarin 77,04 persen atau turun 13 persen,” tutur Ridwan Kamil. Ia menambahkan, BOR ru­mah sakit di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) masih di atas 80 persen, ber­banding lurus dengan angka kasus Covid-19. Sedangkan di wilayah Priangan Timur yang mencakup wilayah Cia­mis, Garut, dan Tasikmalaya, BOR rumah sakit rata-rata sudah di angka 50 persen. ”Setelah kita cek per wi­layah itu masih tinggi di Bo­debek 80-an persen, tapi di daerah Priangan Timur rata-rata sudah 50 persen, jadi kami akan beri perhatian terhadap zona Bodebek yang maish rawan,” terang Ridwan Kamil. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X