Senin, 22 Desember 2025

Kisah Penderita Penyakit Langka, Dulu Bersembunyi di Balik Pensil Alis Kini Tampil Pede

- Senin, 23 Agustus 2021 | 10:20 WIB

Begitu wajah dan tangannya yang belang terekspos dalam pemotretan, hilang sudah ketidakpercayaan diri Itang Setiawan akibat vitiligo. Kepada mereka yang senasib dengannya, ia berpesan, bersahabatlah dengan warna belang-belang. SEBUAH pesan langsung yang masuk akun Instagram Itang Setiawan tahun lalu bak cahaya penunjuk jalan yang memancar dari lorong kegelapan Seorang fotografer profesional, Hendra Kusuma, memintanya menjadi model. Itang yang kala itu baru kelu­ar dari pekerjaannya di se­buah perusahaan retail di Bandung, kaget sekaligus senang, tetapi juga ragu me­nerima ajakan tersebut. Sia­palah Itang ini, begitu pikirnya kala itu. Ia merasa bentuk tubuhnya tidak merepresen­tasikan gambaran-gambaran model yang biasa diketahuinya selama ini. Kepada Jawa Pos akhir Juli lalu, ia bahkan menyebut di­rinya seperti buaya putih. Atau mungkin kuda nil. ”Waktu itu aku juga ingin menolak. Ma­sa iya sih, ’bentukan’ aku kan kayak begini,” ucapnya. Namun, Hendra meyakinkan Itang. Katanya, Itang itu unik. Model pria yang memiliki vi­tiligo. Di mana lagi menemu­kan karakter unik seperti itu? Itang akhirnya luluh. Rasa percaya dirinya (pede, red) makin terbangun. Kerja sama dengan Hendra berakhir da­lam halaman rubrik Aksesori di majalah Dewi edisi Novem­ber 2020. Wajah dan tangan Itang yang belang terekspos bersama perhiasan-perhiasan dan jam tangan mewah dalam rubrik tersebut. Ia pun ikut mema­tahkan konstruksi model se­bagai sosok dengan fisik nya­ris sempurna. Ya, vitiligo telah banyak men­gubah kehidupan Itang. Mo­del yang bermukim di Subang, Jawa Barat, itu menjalani bab-bab kehidupan bak roller coaster bersama penyakit yang disebabkan autoimun terse­but. Kadang vitiligo membawanya menukik ke jurang kekece­waan. Berikutnya lagi, dia dipapah ke puncak kebang­gaan atas perjalanan hidupnya. Vitiligo mulai menyapa ke­hidupan Itang pada 2013. Tepatnya saat dia duduk di bangku kelas XII SMK Tunas Bangsa Ciater, Subang. Awal­nya, vitiligo menjelma bintik-bintik kecil mirip jerawat pada wajah Itang. Lambat laun, bintik-bintik itu semakin melebar. Wajah Itang menjadi belang, cokelat, dan putih. Belang-belang itu lan­tas menyebar ke telinga, dada, dan tangan Itang. Helai-helai rambutnya pun ikut belang, hitam dan putih. Rupanya, sel-sel melanosit pada tubuh Itang ‘terbunuh’ gara-gara autoimun. Pigmen­tasi pada sekujur tubuh Itang tidak merata. Belang-belang itu makin menggila saat Itang stres. ”Karena autoimun, ka­lau aku lagi merasa tertekan, biasanya belang-belang itu makin banyak,” kisahnya. Lulus SMK, Itang hijrah ke Bandung. Ia bekerja pindah-pindah, mulai di restoran, butik roti, hingga yang terakhir di perusahaan ritel. Pekerjaan­nya pun berganti-ganti. Mulai cook helper, waiter, baker, Sales Promotion Boy (SPB), hingga supervisor. Selama beberapa tahun men­jalani pekerjaan-pekerjaan itu, ada saat-saat waktu Itang me­rasa sulit berkawan dengan si vitiligo. Kakak sulungnya, Nani Su­marni, sempat menyarankan Itang menutupi belang-belang tersebut. Itang setuju. Ia menutupinya dengan pensil alis. ”Saya yang belikan make-up buat Itang kalau dia pulang ke Subang,” kata Nani. Tentu saja ia sayang kepada Itang. Nani tidak tega melihat adiknya, bungsu di empat bersaudara tersebut, sedih karena penampilannya ber­beda dengan orang-orang lain. Lama-lama, vitiligo pada tubuh Itang semakin tertutupi. Bukan hanya oleh pensil alis, tetapi juga foundation dan bedak two-way cake. Sebab, salep, obat dokter, maupun obat-obat tradisional yang dikonsumsi Itang tidak membuahkan ha­sil. Ketika bekerja di perusahaan retail, Itang bahkan mengha­biskan waktu satu jam untuk berdandan sebelum berang­kat ke toko. Itang mengakui jarang menggunakan pelin­dung kulit (sunscreen). Ia merasa pekerjaannya yang menempatkannya di ruangan ber-AC cukup adaptif dengan kondisinya sebagai penyandang autoimun. Hanya, dia memang butuh menutupi si vitiligo agar orang tidak mengejeknya. Hari demi hari, Itang makin dewasa dalam menghadapi penyakitnya. Keinginan untuk menunjukkan jati diri Itang perlahan tumbuh. Itang hanya mendandani wajahnya. Tangannya yang belang dibi­arkan apa adanya. ”Itu bentuk kampanye kecil dari saya,” tutur pria 24 tahun tersebut. Ia ingin lepas dari stigma yang menempel pada penderita vitiligo. Beruntung, teman-temannya di toko tidak men­ghinanya. Justru konsumen yang datang ke toko tempat Itang bekerja yang kadang memiliki pandangan buruk. ”Laki-laki kok dandan,” kenang Itang. Kadang ia sedih jika melihat ada orang yang men­cibir penampilannya. ”Pada­hal, orang tidak tahu, di balik topeng yang saya pakai itu, ada cerita apa,” ujarnya. Awal 2020, Itang memutuskan untuk keluar dari pekerjaan­nya lantaran ditipu konsumen. Ia kembali ke rumah orang tuanya di Subang. Ia mengha­biskan hari-harinya dengan berkebun. Saat itulah ia se­makin belajar menerima diri apa adanya. Semesta menyambut. Itang bertemu dengan Hendra dan mulai menjadi model. Eko Prasetyo, seorang manajer di SMI Models di Jakarta, terta­rik pada karakter Itang. Kebetulan, Tyo –sapaan akrab Eko Prasetyo– beberapa kali terlibat dalam kerja sama dengan Hendra. ”Jujur saja, saya waktu itu belum memi­liki model yang berbeda. Sebab, rata-rata model kami itu look-nya ya, bodinya proporsional, wajahnya ideal,” ungkapnya. Namun, setelah melihat foto-foto Hendra, Tyo langsung bungah. Ia pun mengajak Itang bergabung dalam SMI Models. Itang mengiyakan. Perjalanan karier Itang sebagai model terus melaju. Hingga akhirnya, ia dipercaya membawakan koleksi Menswear Spring Summer 2022 dari Harry Halim. Desai­ner yang bermukim di Paris, Prancis, itu memilih bebera­pa model untuk memperaga­kan koleksi terbarunya. Itang pun harus beradaptasi dan mulai belajar berjalan di atas catwalk. Menurut Tyo, Itang memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi. Dia tidak melihat Itang menganggap dirinya sendiri berbeda dengan model-model lain. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X