Assalamualaikum,” ucap UU, sapaan akrab Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ullum, saat tiba di rumah duka. Pagi itu, Uu bersama rombongan menyambangi rumah RMP, siswa yang tewas dibacok secara tragis. “SAYA turut belasungkawa atas meninggalnya putra ibu,” begitu kata Uu sambil menyalami keluarga korban. Uu diterima hangat oleh orang tua almarhum RMP. Tina Amir, ibunda RMP, sudah lebih terlihat tegar dibanding saat hari nahas putranya terjadi. Sampai sepekan kasusnya berlalu, Tina mengaku kepada Uu bahwa masih tak percaya anaknya diserang siswa yang sudah merencanakan tawuran. ”Anak saya rajin pak, dia nggak punya sejarah ikut tawuran, berantem,” ujar sang ibunda kepada Uu sambil menahan tangisnya. Tina tak bisa menutupi kesedihannya. Meski sudah merelakan almarhum pergi, ia masih syok dengan peristiwa sadis yang dialami anaknya. Apalagi hasil autopsi menyimpulkan ada luka sedalam 25 cm yang tembus bagian dada almarhum. ”Saya ingat sebelum kejadian, anak saya keluar. Biasanya dia nongkrong di dekat rumah, di kosan temannya. Tapi hari itu dia keluar berdua sama temannya. Cuma berdua. Nggak mungkin kalau cuma berdua mau tawuran,” lanjut cerita Tina kepada Uu. Sambil mendengarkan cerita Tina, UU coba menenangkan ibunda almarhum. “Saya merasakan kepedihan mendalam. Insya Allah ada hikmah di balik semua ini,” ujar Uu, di rumah duka, Kamis (14/10). Ia juga menyayangkan aksi penyerangan hingga merenggut nyawa seorang pelajar tersebut. Ia menegaskan yang terjadi bukan tawuran seperti diberitakan media, tetapi penganiayaan. “Beritanya kan tawuran, sebenarnya tidak tawuran. Cuma mereka (korban, red) datang ke teman kosan, kemudian ada penyerangan. Ini kan ada dua orang. Kemudian yang nyerang ada beberapa orang. Ini di luar jam sekolah,” katanya. Mencegah kejadian serupa, Uu meminta pihak sekolah memberi tindakan tegas bila kejadian serupa terulang. Seperti misalnya penundaan pencairan bantuan bagi siswa, termasuk tindakan hukum bila diperlukan. ”Saya akan tegas kalau masih ada yang tawuran. Jangankan di sekolah negeri, sekolah swasta pun akan diberikan sanksi. Antara lain, tidak akan dicairkan bantuan siswa dari Provinsi Jawa Barat. Karena itu kehati-hatian dari semua agar guru dan orang tua dan semua masyarakat mendidik supaya lahir generasi yang hebat,” pintanya. Dengan begitu, Uu meminta pihak sekolah terus menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada peserta didiknya. Para guru bisa mengupayakan peningkatan keimanan dan ketakwaan dalam pembentukan generasi yang karakter dan berakhlak mulia. ”Selanjutnya, nilai-nilai kebangsaan, serta kesatuan dan persatuan juga patut untuk terus digaungkan di setiap kegiatan sekolah,” sambungnya. Diketahui, RM (17), siswa SMAN 7 Kota Bogor, tewas dianiaya di Jalan Palupuh Raya, Kelurahan Tegalgundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (6/10). (far/c/feb/run)