METROPOLITAN - Masalah Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) kembali mencuat. Ini menyusul bocornya dokumen internal terkait hilangnya 30 buku dokumen Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kendaraan roda empat dan tiga dokumen BPKB kendaraan roda dua milik PDJT sejak 2017. Bahkan, orang nomor satu di Kota Bogor Bima Arya pun telah mendengarnya. Bima Arya mengaku akan menindaklanjuti terkait benar-tidaknya kabar tersebut. “Saya belum dapat laporan. Nanti saya cek dulu,” katanya kepada Metropolitan.id di Bigland Hotel Kota Bogor, Selasa (9/11). Ia mengaku segera memanggil pihak PDJT untuk memastikan banyak hal, baik kabar hilangnya dokumen kendaraan milik PDJT itu maupun pertanggungjawaban dari manajemen yang lalu. “Harus ada pertanggungjawaban manajemen sebelumnya? Ya pasti lah. Harus bisa dijelaskan. Nah, nanti kita lihat apakah itu kelalaian administrasi atau ada hal lain. Nanti saya panggil dulu PDJT-nya. Nanti saya cek dulu, saya belum dapat laporan,” tegasnya. Terpisah, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menuturkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah melakukan pembenahan manajemen PDJT. Ia menyebut permasalahan itu terungkap karena ada proses pembenahan. “Kalau tidak ada pembenahan, tidak ada kemajuan,” jelasnya. Terkait dokumen yang hilang, bisa kembali ditimbulkan setelah diproses keterangan kehilangannya. “Pertanggungjawaban tentu ada, dengan kondisi pandemi berkepanjangan dan beban masa lalu yang cukup kompleks,” ungkap Dedie. Hal itu juga sempat memancing reaksi Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor Zaenul Mutaqin. Menurutnya, hal itu menunjukkan kebobrokan PDJT. Dengan tegas, ia menyebut hal itu merupakan buntut ketidakmampuan dalam mengelola perusahaan. “Masalahnya itu kan aset. Bagaimana mereka mengelola aset itu sampai bisa hilang? Bagaimana kalau mengelola aset yang lebih besar?” ketusnya. Sehingga, lanjutnya, manajemen PDJT di era itu harus tanggung jawab atas hilangnya dokumen tersebut. “Siapa yang menghilangkan, dia yang bertanggung jawab. Hilangnya ketika dipimpin siapa, ke mana hilangnya. Apakah digadaikan atau bagaimana. Kita nggak tahu,” tuntas ZM, sapaan karibnya. (ryn/run)