Senin, 22 Desember 2025

Semeru Masih Level Waspada

- Senin, 6 Desember 2021 | 10:20 WIB

METROPOLITAN - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat dua kali guguran awan panas dikeluarkan Gunung Semeru di Jawa Timur, pada Minggu (5/12). Kepala PVMBG Andiani men­gatakan, guguran awan panas itu awan berlangsung dengan intensitas dan jarak luncur lebih kecil daripada kemarin. “Sejak terjadi guguran awan panas kemarin sore, guguran awan panas masih terjadi pada hari ini, pada pukul 05:13 WIB dan pukul 10:00 WIB pagi tadi,” kata Andiani dalam jumpa pers daring, Minggu (5/12). Ia menjelaskan guguran awan panas di Gunung Semeru su­dah terjadi sejak Rabu (1/12). Pada saat itu terjadi guguran awan panas dengan jarak lun­curan 700 meter dari ujung aliran lava. “Kejadian awan panas sebe­narnya sudah dimulai sejak 1 Desember 2021 dan pada hari itu terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara,” ujarnya. Meski demikian, lanjut An­diani, guguran awan panas pada Rabu itu tidak terlihat sebab kondisinya tertutup kabut. “Pasca-kejadian awan panas, terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati. Jadi pas waktu kejadian itu secara fisik peng­amatan yang dilakukan tidak dapat kita lihat karena tertutup kabut,” ungkapnya. Sedangkan, pada Sabtu (4/12) sore, erupsi guguran awan panas dari Gunung Semeru tampak membumbung tinggi ke atas langit. Pada pukul 13:30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada 14:50 WIB teramati awan guguran dengan jarak luncur 4 kilometer dari puncak atau 2 kilometer dari ujung lava ke arah tenggara atau Besuk Gro­bogan. “Tetapi sebaran dan jarak luncur belum dapat di­pastikan,” jelasnya. “Selain kejadian 4 Desember kemarin pada pukul 13:30 WIB, kejadian ini terulang lagi pada pagi tadi jam 5 dan jam 10 dengan jarak luncur tidak se­jauh seperti yang kemarin,” terangnya. Andiani mengatakan, penanga­nan yang sudah dilakukan yaitu melakukan pemantauan selama 24 jam dalam satu hari dan setiap enam jam ha­sil pemantauan dilaporkan. Ia mengungkap tim pengamat gunung api memiliki grup WhatsApp dengan teman-teman daerah terutama sta­keholder yang berkaitan dengan gunung berapi. “Selain itu pemberian infor­masi peringatan dini juga kami lakukan melalui platform aplikasi Magma Indonesia, kemudian website PVMBG dan WhatsApp Group Semeru yang mengundang muspika, relawan, pemda, dan lainnya,” cetusnya. Selain itu, hasil evaluasi akti­vitas Gunung Semeru juga setiap 15 hari disampaikan PVMBG kepada pemangku kebijakan dan menggelar kon­ferensi pers dengan kepala BNPB serta memberikan pen­jelasan kepada media. Sementara itu, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengimbau masyarakat tetap berhati-hati dan beraktivitas di luar radius rawan bencana, yakni 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru. “Tingkat aktivitas Gununga­pi Semeru saat ini tetap di level II (waspada, red). Untuk itu diimbau kepada masy­arakat mematuhi rekomen­dasi dari Badan Geologi, tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak G Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor sela­tan-tenggara, serta mewaspa­dai potensi awan panas gugu­ran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/ lembah yang berhulu di pun­cak G Semeru, terutama se­panjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat,” pungkasnya. (cn/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X