Taman Palupuh. Namanya sudah tidak asing lagi bagi warga Kota Bogor. Apalagi untuk warga yang tinggal berdekatan dengan salah satu taman kota tersebut. Taman ini banyak digandrungi remaja untuk nongkrong. Lokasinya tersembunyi. Hanya cukup sepeda motor atau mereka yang berjalan kaki. TAMAN seluas 11.000 meter persegi itu dibangun pada 2014. Biasanya, taman itu digunakan untuk sarana olahraga. Namun, taman yang pembangunannya dibiayai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu kerap disalahgunakan. Menurut warga sekitar, taman itu sering dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda. Sampai tidak jarang ada yang asyik pesta minuman keras (miras). Kamis (17/2), belasan remaja di Kota Bogor juga ditangkap aparatur wilayah Kecamatan Bogor Utara. Ada 15 remaja yang kedapatan pesta miras hingga ricuh di taman tersebut. Informasi dihimpun, keributan itu terjadi sekitar pukul 08:00 WIB. Awalnya ada sekitar 15 remaja yang diketahui tengah pesta miras di Taman Palupuh. “Jadi awalnya saya dapat laporan dari warga saya bahwa ada keributan antar-remaja dalam keadaan mabuk miras,” kata Ketua RW 17, Hendra Kurniawan, kepada wartawan, Kamis (17/2). “Pas saya cek dengan ketua RT 03, benar saja ada ribut-ribut. Kurang lebih 15 orang. Empat perempuan dan sisanya laki-laki. Masih satu kelompok,” ujarnya. Kemudian, Hendra mengaku bersama warga lainnya mencoba melerai keributan tersebut. Tetapi karena kalah jumlah, pihaknya lebih memilih melaporkannya ke pihak kelurahan, kecamatan, hingga kepolisian. “Tadinya mau coba melerai. Tapi warga juga takut karena lebih galak mereka. Akhirnya kita melaporkan ke trantib kecamatan,” imbuhnya. Tak lama, sejumlah aparatur wilayah dari kelurahan, kecamatan, hingga kepolisian datang ke lokasi kejadian. Namun, para pemuda itu sudah tidak ada dan diketahui melarikan diri ke tempat berbeda-beda. “Pas di lokasi (Taman Palupuh, red), para remaja ini sudah pada kabur. (Infonya, red) Sebagian dari mereka ada yang kabur ke rumah temannya yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian (Taman Palupuh, red),” terangnya. Kemudian, ia bersama aparatur wilayah hingga petugas kepolisian langsung mendatangi rumah yang berada di RW 18. Di sana, pihaknya berhasil mengamankan sembilan orang, terdiri dari lima laki-laki dan empat perempuan. “Dari hasil penggeledahan juga, petugas berhasil mengamankan satu botol miras jenis ciu di salah satu jok motor para remaja ini. Mereka langsung diamankan ke Polsek Bogor Utara untuk dilakukan pembinaan,” katanya. Mengetahui wilayahnya tak aman, Camat Bogor Utara, Riki Robiansyah, mengaku bakal menjaga ketat Taman Palupuh di Kelurahan Tegalgundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Penjagaan itu dilakukan dengan mengaktifkan kembali kegiatan siskamling di wilayah sekitar Taman Palupuh. Siskamling bertujuan mencegah hingga membubarkan warga yang diketahui hendak melakukan pesta miras di Taman Palupuh. “Kita akan mengaktifkan lagi siskamling di wilayah tersebut. Kemudian kegiatan-kegiatan para pemuda masyarakat yang lainnya, lebih banyakan ke lokasi tersebut,” katanya kepada wartawan, Kamis (17/2). “Yang kumpul di situ tuh kebanyakan warga luar, bukan warga sekitar. Dimanfaatkan oleh orang luar untuk kumpul di situ. Harapannya bisa mengantisipasi dan meminimalisasi orang-orang luar yang akan masuk ke situ,” sambungnya. Soal penerapan waktu siskamling, jelasnya, akan diatur dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan aparatur di wilayah. “(Dilakukan 24 jam, red) Itu nanti diatur lebih lanjut. Saya sudah ngobrol dengan pak RW, harus lebih bisa mengoptimalkan kembali. Jadi tinggal optimalkan terkait siskamling di lokasi tersebut,” ujarnya. Disinggung terkait kemungkinan penutupan Taman Palupuh untuk umum, ia mengaku sebenarnya usulan tersebut sudah disampaikan beberapa warga sekitar. Bahkan, ada juga yang meminta taman tersebut dialihfungsikan menjadi hal lain. Namun, karena peruntukan sedari awal Taman Palupuh merupakan taman, pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Disperumkim Kota Bogor. “Terkait tutup-menutup kan memang mungkin ini sudah disampaikan juga. Tapi untuk tutup-menutup memang nanti mungkin harus membahas dengan Perumkim juga,” imbuhnya. “Cuma kalaupun ditutup, nggak ada yang rawat agak repot juga. Jadi menurut kami, sementara kita dalam jangka dekat ini harus lebih dioptimalkan siskamling yang ada dengan kegiatan-kegiatan,” bebernya. “Intinya para tokoh-tokoh pemuda masyarakat dan lain sebagainya lebih banyak kegiatan di situ. Untuk bisa memantau warga-warga luar khususnya,” tegasnya. Tak hanya di Kota Bogor. Di Kabupaten Bogor, keberadaan taman kotanya pun justru disalahgunakan sebagai tempat mesum. Sejoli yang masih di bawah umur terekam kamera asyik bermesraan di kawasan Alun- Alun Jonggol, Kabupaten Bogor. Aksinya terekam kamera dan viral di media sosial. Tampak sang pria berbaju merah duduk berhadapan dengan perempuan yang berdiri. Tanpa ragu, keduanya langsung melakukan perbuatan tidak senonoh di muka umum, meski ada orang lain di sekitarnya. Plt Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Iman W Budiana, menegaskan bahwa Alun-alun Jonggol tengah ditutup karena berkaitan dengan PPKM Level 3. ”Saya sudah hubungi Kanit Satpol PP Jonggol. Di sana memang lagi PPKM sehingga alun-alun ditutup untuk menghindari kerumunan,” kata Iman, Selasa (15/2). Di tengah penutupan, dua unit lampu di taman tersebut ada yang mati, sehingga dilakukan sejoli untuk memadu kasih di area tersebut dengan menerobos garis penutup alun-alun. ”Ditutup bukan karena ada anak yang nakal itu,” kata Iman. Terkait pasangan ABG atau remaja berbuat mesum yang viral, jelas Iman, sebetulnya juga sudah dihalau para pedagang. Pihaknya pun melakukan tindakan dengan memanggil orang tua masing-masing pasangan mesum tersebut. ”Sudah dihalau para pedagang untuk pergi. Sudah ditindaklanjuti ke orang tuanya. Kedua orang tuanya dipanggil, kemudian diberikan pengarahan supaya tidak lagi berbuat seperti itu,” jelas Iman. Iman menambahkan, pihak Kecamatan Jonggol juga saat ini tengah mencari siapa yang pertama kali memviralkan aksi sejoli mesum di Alun-Alun Jonggol tersebut. Terpisah, Camat Jonggol, Andri Rahman, memaparkan bahwa dua pasangan ABG tersebut nekat menerobos police line yang dipasang muspika. ”Iya, kita tutup sejak tiga hari lalu untuk pencegahan penyebaran virus Omicron. Nah, itu mereka masuk diam-diam,” katanya kepada Radar Bogor, Selasa (15/2). Andri menegaskan saat ini penjagaan di kawasan Alun- Alun Jonggol telah diperketat. (rez/feb/run)