Senin, 22 Desember 2025

Solusi Urai Macet, Pusat ‘Gaskeun’ Proyek Tol Puncak

- Kamis, 9 Juni 2022 | 10:01 WIB

Pemerintah pusat kembali tancap gas menyelesaikan kemacetan Puncak. Berbagai upaya dilakukan demi menata kawasan favorit wisatawan untuk liburan. Termasuk menyiapkan rencana pembangunan Tol Puncak. KAWASAN Puncak memang seringkali mengalami kema­cetan. Terutama di periode liburan, bahkan akhir pekan. Utamanya di titik setelah lampu lalu lintas Gadog, Simpang Megamendung, Pasar Cisarua, dan kawasan Taman Safari. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ra­kyat (KemenPUPR) beren­cana membangun shortcut atau ruas Jalan Tol Caringin– Cianjur untuk mengurangi kemacetan di jalur Puncak, Bogor. Proyek Tol Puncak itu pun mulai digas KemenPUPR. Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian menga­ku sedang mengupayakan percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol, teru­tama di kawasan Puncak. ”Saat ini kami sedang mengeksplor pembangunan­nya,” kata Hedy Rahadian. Ia menyebut ada dua skema untuk mengupayakan proy­ek tersebut. Yaitu dengan jalur solicited dan jalur un­solicited atau biasa juga di­sebut prakarsa. Jalur solici­ted yaitu masuk rencana kerja kementerian. Ada proses pra-Feasibility Study (FS) yang tahun ini sedang dilakukan, kemu­dian FS, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AM­DAL), tanah, dan sebagainya. ”Namun kalau masuk jalur prakarsa maka bisa lebih cepat. Kalau memang dari model bisnisnya yang seka­rang sedang dihitung memun­gkinkan untuk prakarsa, maka kami akan tawarkan secara prakarsa,” ujarnya. Komisi V Dewan Perwaki­lan Rakyat Republik Indo­nesia (DPR RI) mendukung percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol di se­panjang kawasan Puncak, Bogor, oleh KemenPUPR. Pembangunan jalan tol di­anggap menjadi solusi efek­tif mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Setelah berdiskusi dengan Direktorat Jenderal Bina Marga dan Waskita, pembangunan jalan tol se­panjang 18 km adalah satu-satunya solusi yang memun­gkinkan untuk mengurai kemacetan di Puncak,” kata Ketua Komisi V DPR RI La­sarus usai memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Kabu­paten Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/6). Lasarus menjelaskan ter­dapat opsi pelebaran jalan untuk mengurai kemacetan di sepanjang kawasan Pun­cak. Tetapi, setelah mem­pertimbangkan berbagai aspek, opsi pembangunan jalan tol di Caringin, Cisarua, hingga Gunung Mas men­jadi solusi efektif. Menurut Lasarus, pembangunan jalan tol ter­sebut memiliki dampak ber­kelanjutan. Mulai dari efek­tivitas waktu perjalanan, manajemen transportasi, hingga perputaran ekonomi di sekitar kawasan Bogor. Untuk diketahui, kawasan Puncak memang menjadi sorotan banyak pihak. Bah­kan, sejak 2018, KemenPUPR telah menaruh perhatian untuk menata kawasan Pun­cak. Termasuk melakukan pelebaran jalan, membangun rest area, hingga wacana membangun flyover di Sim­pang Ciawi dan akses jalan tol. Merespons wacana yang digulirkan pemerintah pusat, Pelaksana Tugas (Plt) Bu­pati Bogor Iwan Setiawan berharap muncul destinasi-destinasi wisata baru di wi­layah sekitar Puncak, Kabu­paten Bogor. Menurut Iwan, kepadatan di jalur Puncak, Bogor, yang biasa terjadi diakibatkan karena tingginya animo ma­syarakat yang ingin berwi­sata ke kawasan Puncak. Sehingga, selain membangun jalur, perlu didorong tum­buhnya destinasi-destinasi wisata baru agar masyarakat memiliki alternatif tempat wisata. “Kalau harapan saya, bukan hanya dibangun (Tol Ca­ringin–Cianjur), tapi ada destinasi baru di sekitar sana (Caringin, Cijeruk, Ci­gombong). Macet ini kan salah satu sebabnya masy­arakat ingin berwisata, jadi untuk mengurainya harus ada tempat-tempat wisata baru di wilayah sekitar,” ujar Iwan usai meresmikan gedung pelayanan bedah saraf Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Senin (6/6). Dengan demikian, Iwan meyakini kepadatan di jalur Puncak bisa berkurang. Pembangunan jalan dan tumbuhnya wisata baru juga diharapkan dapat me­ningkatkan ekonomi masy­arakat sekitar. “Sebetulnya (kepadatan kendaraan, red) bukan orang mau ke Cianjur kemudian lewat Bogor, tapi orang ke Puncak itu mau wisata. Mun­gkin kalau dibuka akses jalan Caringin–Cianjur untuk jalan tol, untuk mengurai macet juga harus ada destinasi-destinasi wisata di jalur itu. Saya sih positifnya harus ada nilai ekonominya untuk ma­syarakat,” ungkapnya. Sementara itu, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Boboy mengatakan, Tol Puncak Caringin–Gunung Mas men­jadi pilihan realistis. Meng­ingat, dalam beberapa tahun ke depan, jalur Puncak dip­astikan sudah tidak mampu lagi menampung kendaraan wisatawan maupun masy­arakat. “Karena kalau tidak ada penambahan atau pembangu­nan jalan baru, beberapa tahun ke depan Puncak bisa lebih parah lagi kemacetan­nya. Tol Puncak itu pilihan yang mungkin bisa dianggap realistis untuk mengurai ke­macetan Puncak,” ujarnya seperti dilansir Radar Bogor, Rabu (8/6). Namun, Boboy meminta kajian yang matang dilaku­kan sebelum dibangunnya Tol Puncak. Khususnya dam­pak kunjungan di sepanjang Jalan Raya Puncak. Dengan tidak mematikan pencaha­rian warga di sepanjang jalur Puncak. “Untuk mengurai kemace­tan Puncak memang perlu ada solusi. Tapi pembangu­nan Tol Puncak nantinya ada pengkajian terlebih dahulu, menyangkut dampaknya terhadap kunjungan yang berada di jalur Puncak,” pungkasnya. (rb/fin/feb/ run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X