Aksi gangster kerap meresahkan warga Bogor. Mereka dengan terang-terangan mengacungkan senjata tajam sambil melintasi jalanan kota. Aksi sok jago mereka pun berseliweran di media sosial. MARAKNYA aksi gangster dan tawuran remaja belakangan menjadi perhatian serius Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan. Ia meminta camat memperketat keamanan wilayah untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat. “Tentu kita prihatin ya dengan adanya aksi gangster dan potensi tawuran yang terjadi belakangan ini. Untuk itu, saya minta camat memperketat keamanan di wilayah sebagai bentuk antisipasi,” ujar Iwan, Senin (3/10). Menurutnya, camat juga harus memperkuat sinergi dengan TNI-Polri dan pihak-pihak terkait di kecamatan. Butuh peran serta berbagai pihak untuk menanggulangi fenomena gangster ini. “Sinergitas dengan TNI, Polri, dan pihak lainnya di wilayah harus diperkuat. Karena mengatasi ini tidak bisa sendiri-sendiri, butuh peran serta semuanya,” katanya. Di tingkat kabupaten, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama TNI-Polri, Satpol PP, dan instansi lainnya juga memperketat keamanan. Patroli skala besar rutin dilakukan, khususnya di lokasi dan jam-jam rawan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban. “Kita lihat juga ya Polres Bogor, Kodim, Satpol PP, dan unsur lainnya terus turun melakukan penyisiran dan patroli untuk mengantisipasi ini. Kita berharap Kabupaten Bogor kondusif,” harap Iwan. Tak hanya itu, ia mengimbau kepada orang tua untuk lebih memerhatikan anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak menjadi korban gangster, apalagi terlibat di dalamnya. “Peran orang tua juga sangat penting sebagai lingkup paling dekat dengan anak. Kita berharap pengawasan dari rumah juga lebih maksimal. Jangan sampai ada anak-anak kita yang menjadi korban, apalagi terlibat gangster atau tawuran. Mari kita jaga anak-anak kita,” tegas Iwan. Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengaku pihaknya terus mengintensifkan patroli untuk mengatasi persoalan tersebut. Pihaknya juga tengah memburu para gangster karena meresahkan masyarakat dan tindakannya sudah mengarah pada aksi kriminalitas. Pada Minggu (2/10) dini hari, Iman memimpin langsung patroli skala besar dengan menyisir lokasi-lokasi rawan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Sejumlah kerumunan yang berpotensi menjadi gangguan kamtibmas diperiksa dan dibubarkan. “Dalam upaya menangkap para gangster yang meresahkan masyarakat, terlebih lagi sekumpulan remaja ini telah melakukan tindakan kriminal, kami akan secara masif melakukan patroli untuk melakukan penangkapan kepada para pelaku,” kata Iman, Minggu (2/10). Saat ini, pihaknya telah menangkap lima remaja yang menjadi pelaku penganiayaan terhadap seorang remaja di Parung. Kepolisian juga terus melakukan pengembangan untuk memburu ketua gangster maupun admin yang mengunggah konten-konten di media sosial yang meresahkan masyarakat Kabupaten Bogor. “Dalam patroli yang dilakukan ini, kami melakukan penyisiran ke beberapa titik lokasi, mulai dari Kecamatan Parung, Rancabubgur, dan Ciampea. Selain patroli yang kita gelar ini, seluruh jajaran Polres Bogor pun melakukan kegiatan yang sama secara serentak,” terangnya. Iman juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan jangan mudah termakan informasi yang tidak benar. Selain itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan keamanan lingkungan. “Bila mengetahui informasi terkait aksi-aksi kekerasan ataupun tindakan kriminal, segara laporkan ke kantor kepolisian terdekat,” imbaunya. Pada Sabtu (1/10) dini hari, personel gabungan dari Polres Bogor, Kodim 0621/Kabupaten Bogor, dan Satpol PP juga menggelar patroli skala besar. Hasilnya, puluhan pelajar digiring ke Mapolres Bogor karena dianggap berpotensi mengganggu kamtibmas. Sebanyak 65 pelajar diamankan Polres Bogor. Enam puluh lima di antaranya merupakan pelajar yang berasal dari SMK di Jakarta. Selain mengamankan para pelajar, polisi juga mendapati senjata tajam (sajam) jenis celurit yang diduga akan digunakan untuk tawuran. “Para pelajar yang kita amankan ini berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas. Karena dari pemeriksaan yang kita lakukan, kita dapati juga sajam jenis celurit,” ungkap Iman, Sabtu (1/10). Setelah digiring ke Polres Bogor, para pelajar yang diamankan akan diberi pembinaan. Sementara seorang pelajar yang kedapatan membawa celurit akan diperiksa lebih lanjut. Sementara di Kota Bogor, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Dhoni Erwanto membenarkan adanya video anak-anak remaja atau ABG yang konvoi sambil mengacungkan senjata. Aksi itu terjadi pada Kamis (29/9). ”Kami sudah kroscek, itu kejadiannya di malam Jumat sekitar jam sebelas malam. Tadi malam kita di sana, nggak ada,” kata Dhoni dikonfirmasi, Sabtu (1/10). Dhoni mengatakan, konvoi tersebut hanya melintas dan belum terjadi tawuran. Tetapi, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait video tersebut. ”Informasi dari masyarakat, itu mereka datangnya dari arah kabupaten. Kemudian hanya melintas. Tapi saat melintas, sempat ada yang turun gitu. Makanya kemarin kita masih proses penyelidikan,” ujarnya. ”Sebenarnya kalau dilihat dari pelat nomor yang ada, kemudian kita ambil CCTV daerah sana, wilayah Depok sama Parung sana motornya ini. Jadi nggak ada yang dari kota,” sambungnya. Sementara itu, menurut analisis psikolog, ada beberapa alasan remaja bergabung dengan geng motor atau gangster. “Ada alasan-alasan eksternal atau alasan dari luar diri. Adapula alasan internal dari diri dan kondisi pribadi masing-masing remaja tersebut,” ungkap Kepala Biro Psikologi dari Rumah Cinta, Retno Lelyani Dewi. Ia menjelaskan, dari alasan eksternal, remaja biasanya ingin masuk geng karena ada kebutuhan untuk diakui. Yaitu diakui sebagai laki-laki yang hebat. Dan remaja merasa dengan masuk geng motor bisa membuktikan dirinya hebat. “Alasan eksternal yang kedua adalah kebutuhan remaja untuk bergaul atau bersosialisasi. Geng motor ini dianggap sebagai kelompok hebat, ditakuti,” tandasnya. (fin/feb/run)