Malam itu, Jalan Raya Jakarta—Bogor tak seperti biasa. Persis di seberang Jembatan Pari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, warga berkerumun menyaksikan mayat wanita tergeletak tertutup kain. TUBUHNYA penuh luka. Begitu juga bagian wajah. Saat ditemukan, kain putih yang menutupi mayat wanita itu sudah berlumur darah. Sedangkan celana yang melekat di badannya nyaris melorot. Polisi menduga mayat tersebut korban pembunuhan. Dugaan itu diperkuat dengan adanya luka bekas senjata tajam (sajam) di bagian leher. Kapolsek Sukaraja Kompol Darmawan mengatakan, dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bahwa pada wajah dan leher korban penuh luka. ”Saat ditemukan, kondisi celana yang dipakai korban pun dalam keadaan terbuka,” ujar Darmawan, Kamis (15/12). Tak hanya itu, di lokasi, polisi tidak menemukan identitas korban. Lalu, siapa pelakunya? Polisi enggan menjawab dengan alasan masih penyelidikan. ”Hingga saat ini terkait kejadian tersebut kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” katanya. Mayat wanita itu pun kini sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Kramatjati. Bahkan, informasinya telah diambil pihak keluarga. Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana mengatakan, korban diperkirakan berusia 25 tahun. Ia diduga tewas karena dibunuh. ”Iya, korban pembunuhan. Karena leher luka,” imbuh Desi. Ketua RT setempat, Edi Wanto, menuturkan bahwa awalnya warga mengira wanita itu merupakan korban tabrak lari. Namun, setelah diperiksa, wanita yang terbungkus selimut itu ditemukan dalam kondisi luka di leher, sehingga warga langsung lapor polisi. ”Saya datang ke lokasi buat pastiin ya. (Ketika datang, red) Sudah ada orang-orang di situ. Awalnya saya kirain itu korban tabrak lari. Tapi ternyata bukan. Pembunuhan kayaknya itu, banyak luka sajamnya di wajah dan leher,” beber Edi di lokasi, Kamis (15/12). Mayat wanita tersebut ditemukan warga pada Rabu (14/12) malam. Edi langsung mengamankan lokasi ketika mendapat laporan warga soal temuan mayat perempuan tersebut. ”Terus saya langsung pasang tali plastik supaya nggak ada warga yang dekatin. Saya kasih batas. Ya namanya banyak orang ya, takutnya ada yang manfaatin situasi saja,” tambahnya. Saat ditemukan, lanjut Edi, mayat wanita terbungkus selimut putih itu masih menggunakan pakaian lengkap, berikut sepatu. Juga masih memakai sejumlah perhiasan. ”Pokoknya itu cewek pakai rok pendek, tapi sudah agak melorot. Terus saya yang naikkin itu roknya ya. Kan cewek, buat nutupin saja. Dia pakai kaus putih, ada gambar Mickey Mouse. Warna merah gambar Mickey Mouse-nya,” ungkap Edi. (cr1/c/feb/run) Kamis (15/12). Center Bawaslu RI, Jakarta, Imbauan tersebut, lanjut Puadi, ditujukan demi menjaga kesetaraan perlakuan dan kondusivitas dalam pelaksanaan pemilu 2024. Selain itu, paparnya, Bawaslu mengimbau semua pihak agar tidak melakukan aktivitas politik praktis di tempat keagamaan serta tidak menggunakan politisasi Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), baik dalam aktivitas kampanye maupun kegiatan yang menjurus kepada aktivitas kampanye. Saat ini, lanjut Puadi, Bawaslu mendorong seluruh pihak untuk menciptakan kondisi yang sejuk dan damai dalam tahapan penyelenggaraan pemilu. Bawaslu mengingatkan bahwa partai politik, bakal calon peserta pemilu, dan pemangku kepentingan pemilu memiliki tanggung jawab memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. “Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemilu yang bersih dari isu politik identitas, politisasi SARA, berita bohong, dan ujaran kebencian menjadi suatu kebutuhan, terutama dalam mewujudkan pemilu berintegritas. Tidak hanya dari sisi hasil, namun juga dari sisi proses,” kata Puadi. Bawaslu mengingatkan pejabat negara agar menahan diri untuk tidak melakukan berbagai tindakan yang menyalahgunakan wewenang dan menggunakan fasilitas jabatannya guna kepentingan partai politik serta golongan tertentu. “Pejabat negara hendaknya dapat menahan diri untuk tidak melakukan berbagai tindakan yang menyalahgunakan wewenang dan menggunakan fasilitas jabatannya untuk kepentingan partai politik dan golongan tertentu,” tandas Puadi. (jp/feb/run)