Politikus dari Fraksi PDI Perjuangan itu juga menegaskan bahwa krisis bukanlah alasan untuk stagnasi.
Justru dalam kondisi sulit, pemerintah ditantang untuk berinovasi dan melihat peluang baru.
“Pemerintah harus melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal, serta menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata,” tambahnya.
Melemahnya rupiah diduga kuat dipengaruhi oleh kondisi geopolitik dan ketegangan ekonomi global yang semakin memanas.
Baca Juga: Selama Libur Lebaran, 1 Juta Lebih Kendaraan Melintas di Jalur Puncak Bogor
Salah satu faktor pemicu utamanya adalah kebijakan tarif internasional baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump.
Kebijakan tersebut berdampak pada ketidakpastian di pasar global dan menyebabkan investor global mencari aset yang lebih aman, seperti dolar AS.