Senin, 22 Desember 2025

DP3AP2KB Sebut Bogor Rawan Kekerasan Anak

- Rabu, 15 Februari 2017 | 09:44 WIB
Aktivis kemanusian dari komunitas Awak Droe Only (ADO) melakukan teaterika pada aksi keprihatinan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap Anak di Banda Aceh, Aceh, Senin (5/10). Pada aksi keprihanan dan darurat kekerasan serta pelecehan seksual terhadap di Povinsi Aceh itu para aktivis kemanusian meminta lembaga penegak hukum untuk menghukum pelaku seberat-beratnya dan mengharapkan peran orang tua meningkatkan pengawasan terhadap anak. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/pd/15.
Aktivis kemanusian dari komunitas Awak Droe Only (ADO) melakukan teaterika pada aksi keprihatinan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap Anak di Banda Aceh, Aceh, Senin (5/10). Pada aksi keprihanan dan darurat kekerasan serta pelecehan seksual terhadap di Povinsi Aceh itu para aktivis kemanusian meminta lembaga penegak hukum untuk menghukum pelaku seberat-beratnya dan mengharapkan peran orang tua meningkatkan pengawasan terhadap anak. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/pd/15.

LEUWILIANG - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengen­dalian Penduduk dan Keluarga Beren­cana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor terus menyosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Perem­puan dan Anak di Kantor Kecamatan Leuwiliang.

Kabid Anak Shinta Damayanti menga­takan, setiap kecamatan di Kabupaten Bogor harus mendapatkan sosialisasi Perda Nomor 5 Tahun 2015 tentang per­lindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan. Di dalam perda itu ada ama­natnya, yaitu pencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial.

“Jadi jika ada korban kekerasan pe­rempuan dan anak, akan diarahkan untuk pelayanan medis dulu. Jika di­butuhkan tindak lanjut, maka korban akan direhabilitasi di dinas sosial,” katanya.

Jumlah kekerasan pada perempuan dan anak pada 2016, lanjutnya, tercatat sebanyak 202 kasus se-Kabupaten Bo­gor. Rata-rata kasus itu didominasi pengaruh gadget yang digunakan anak-anak. “Kita juga sebagai orang tua wa­jib mengawasi kegiatan anak dalam memainkan gadget-nya. Jangan sampai anak salah menggunakan fungsi gadget itu sendiri,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Leuwiliang Chae­ruka Yudianto berharap pencegahan kekerasan dilakukan setiap keluarga. Selain itu, diupayakan orang tua intens mengawasi penggunaan gadget oleh anaknya. “Berikan anak-anak kita per­hatian dan kasih sayang agar mereka tak berkeluh kesah kepada orang lain,” singkatnya.

(ads/c/yok/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X