JASINGA - Rumah Sakit Marzuki Mahdi bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor melaksanakan kegiatan sosialisasi penanganan kesehatan jiwa dengan pendampingan psikiater sekaligus pemberian edukasi kepada masyarakat di Puskesmas Jasinga.
Penyuluh Kesehatan RS Marzuki Mahdi, Iyep Yudiana mengatakan, melalui kegiatan tersebut diharapkan masyarakat secara umum sadar tentang pentingnya penanganan kasus jiwa. Sama halnya dengan penanganan penyakit lainnya, masyarakat harus secara aktif memeriksakan pasien jiwa ke Puskesmas atau ke rumah sakit. "Tujuannya agar stigma negatif terhadap pasien gangguan jiwa sudah tidak ada lagi," ujarnya
Senada, Psikiater Dr Lahargo Kembaren mengungkapkan, peran serta keluarga maupun partisipasi tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial harus secara aktif melaporkan setiap ada kasus gangguan jiwa agar langsung mendapatkan penanganan yang tepat. akses yang cepat tentunya dengan pengobatan yang tepat.
"Yang terpenting pasca perawatan harus ditindaklanjuti dengan penanganan di masyarakat berupa adanya kegiatan atau pekerjaan, sehingga pasien gangguan jiwa bisa kembali beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya,"bebernya.
Sementara itu, Kepala UPT Kesehatan Jasinga Anang Sujana menjelaskan, pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) diwilayah Jasinga bertambah. Pasien yang baru sebanyak 25 orang sedangkan pasien pasca pengobatan di rumah sakit 15 orang. Kebanyakan dari mereka mengidap penyakit schizofrenia. "Tanda-tanda penyakit tersebut itu halusinasi, ilusi, merasa diri seperti artis, ada kecemasan, phobia dan paranoid," ujarnya.
Ia menambahkan, RS Marzuki Mahdi pun telah merekomendasikannya untuk menambah dan melengkapi stok obat jiwa baik jenis maupun jumlah. Ia mengaku obat yang rutin diberikan kepada pasien ODGJ cukup tersedia namun jika obat rekomendasi dari dokter belum tersedia sepenuhnya.
"Saya harap kegiatan ini rutin minimal sebulan sekali untuk mendatangkan dokter spesialis guna mengurangi kasus ODGJ di wilayah Jasinga," pungkasnya.
(ads/c/yok)