Warga sekitar, Kandi (40), mengatakan, jembatan bambu sepanjang 25 merupakan penghubung Desa Ciasihan dengan Desa Gunungsari yang melintas Kali Cikuluwung. Hingga kini belum juga ada upaya perbaikan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Padahal, jembatan tersebut menjadi jantung perekonomian warga."Jika jembatan itu terputus, warga dapat terisolasi lantaran hanya jembatan tersebut yang bisa dilalui aktivitas warga setiap harinya," ujarnya.
Menurut Kandi, tak hanya warga, banyak siswa SD yang melintas jembatan untuk menuju SD Pasar Jumat, Desa Gunungsari. Kalau jembatan ini rusak, warga Kampung Sukamulya akan terisolasi."Bisa-bisa semuanya lumpuh, jika jembatan ini rubuh, apalagi di saat musim penghujan saat ini, tentunya sangat mengkhawatirkan," katanya.
Menurut dia, warga sudah mengajukan perbaikan, tapi sejauh ini belum ada realisasinya. Setiap kali jembatan rusak, hanya diperbaiki secara swadaya serta seadanya dengan kayu dan bambu."Tapi, semua yang dilakukan tidak bisa bertahan lama. “Kalau pakai besi, kami nggak mampu karena anggaran cukup besar,” katanya.
Sementara itu, Ketua RW 05 Adang (41) menambahkan, jembatan terakhir dibangun pada 2013. Ia mengaku jika jembatan tersebut memang mengkhawatirkan untuk dilalui apalagi di musim penghujan seperti ini. Kalau belum diperbaiki, takutnya terbawa arus Sungai Cikuluwung. Kebutuhan akan adanya pembangunan jembatan sudah diajukan ke musrenbang desa, namun belum ada juga tanggapan.“Kami minta pemerintah daerah peka akan kebutuhan warga Desa Ciasihan. Sehingga jembatan bambu bisa segera dibeton,” pungkasnya.
(mul/b/sal/run)