PAMIJAHAN - Jembatan bambu yang sudah berumur hampir seperempat abad berdiri di ketinggian tujuh meter lebih di Sungai Cigamea yang menghubungkan Desa Gunungpicung dengan Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Jembatan itu menjadi akses satu-satunya warga dengan kondisi yang mengkhawatirkan.
Jembatan yang berumur sekitar 20 tahun di Kampung Wangunjaya, RT 03/09, Desa Gunungpicung, Kecamatan Pamijajan dengan panjang 24 meter dan lebar satu meter itu kondisinya rapuh hingga tiang bambu nyaris roboh. Jika tidak segera diperhatikan, jembatan tersebut tentu akan memakan korban jiwa.
Warga sekitar, Hasan (40), mengatakan bahwa jembatan tersebut diperkirakan sudah ada sekitar 20 tahun. Namun untuk menjaga kondisi dan kenyamanan warga menyeberang, dirinya bersama warga bergotong-royong merenovasinya setiap tahun. "Setahun sekali warga sini secara swadaya memperbaiki demi keselamatan warga yang melintas. Namun, saya bingung hingga kini belum ada perbaikan," ujar Hasan kepada Metropolitan, kemarin.
Ia menuturkan, jembatan tersebut sudah diajukan untuk diperbaiki namun hingga kini belum ada informasi lanjutnya. Keberadaan jembatan tersebut salah satu akses paling dekat untuk anak-anak pergi sekolah, seperti ke SDN Pasar Jumat dan ke SDN Gunung Sari. "Alhamdulillah warga tidak ada yang jatuh. Kalau malam suka dilalui warga. Selain anak sekolah, para petani juga suka lewat jembatan itu. Kalau nggak ada jembatan ya harus mutar ke Pasar Minggu," kata warga Wangun Jaya itu. Sementara Camat Pamijahan Rosidin saat dikonfirmasi melalui pesan WA, enggan berkomentar.
(mul/b/sal/run)