DRAMAGA - Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT RI) sepakat bekerjasama dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di desa, daerah tertinggal dan daerah transmigrasi.
Penandatanganan naskah kesepakatan kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) dilakukan antara Rektor IPB, Dr. Arif Satria dan Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan, Ahmad Erani Yustika disaksikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Republik Indonesia Republik Indonesia (Mendes PDTT RI), Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Ketua Senat Akademik (SA) IPB dan Ketua Dewan Guru Besar (DGB) IPB di sela-sela acara Rabuan Bersama, baru-baru inidi Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo juga berkesempatan memberikan kuliah umum di IPB.
Mendes PDTT mengajak Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mencetak entrepreneur-entrepreneur baru asal desa yang kuliah di IPB.
“IPB bisa mencetak konglomerat-konglomerat di desa. Karena konglomerat asal Indonesia sebagian besar merupakan pengusaha pascapanen,” ucap Eko.
Lebih lanjut Eko mengatakan, IPB juga dapat memberikan modal pada calon entrepreneur, agar mahasiswa bisa melihat peluang usaha di desa.
Dengan demikian diharapkan 10-15 tahun ke depan, akan banyak pengusaha sukses dari desa yang merupakan mahasiswa IPB.
Menurut Eko banyak hal yang bisa dilakukan IPB dengan membangun desa. Salah satunya dengan membangun desa di dekat Kampus IPB Dramaga.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria menyampaikan dalam menghadapi era industri saat ini tengah melakukan pembenahan.
“Pendidikan tinggi dihadapkan pada era yang sama sekali baru, membutuhkan cara pandang baru, memformulasikan paradigma baru, pembelajaran pun baru, kredit learning, online sistem, online course dan online program studi. Kurikulum harus berubah, program-program studi ditata, bagaimana membangun soft skill milineum harus dilakukan,” papar Rektor.
(trb/sal)