METROPOLITAN - Proyek pembangunan jembatan Cilame – Citeureup di Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, terus menuai keluhan dari pengguna jalan baik pengendara roda empat hingga warga setempat. Pasalnya, pembangunan tersebut menutup secara total akses jalan lokasi setempat, namun tidak disertai dengan pembuatan jembatan darurat bagi warga yang akan melintas. Imbasnya, aktifitas perekonomian warga pun menjadi terhambat dan terganggu. Untuk jalur alternatif terdekat, kendaran motor harus melewati jembatan bambu dengan kondisinya yang terbilang tak layak. Kondisi jalan akan berubah sangat licin saat turun hujan karena terbuat dari bambu. Sedangkan untuk pengguna roda empat tidak ada lagi jalan alternatif sehingga puluhan kendaraan roda empat harus menumpuk total tidak bisa melewati akses vital bagi perekonomian masyarakat menjadi terhambat. “Jembatan ini merupakan akses utama untuk perekonomian dan aktivitas warga sehari hari. Tapi kok kontraktor tidak membuat jembatan darurat untuk akses perekonomian warga,”keluh Dahyudin salah satu staf Desa Sukamaju. Menurutnya, pembangunan jembatan yang dilaksanakan oleh Kontraktor CV. Prasaja Raya Utama ini telah dimulai sejak 4 hari lalu, yang seharusnya pelaksanaan pekerjaan pembangunan jembatan ini dilaksaknakan pada 19 Oktober. Ini sudah telat pelaksanaanya ditambah kontraktor pelaksana tidak didahului dengan musyawarah bersama warga dan Pemerintah Desa, untuk pembuatan jembatan darurat, agar akses jalan tersebut dapat dilalui oleh kendaraan roda empat sehingga aktivitas ekonomi masyarakat tidak terganggu. “Kalau seperti ini kan jadi susah, apalagi kalau sampai ada warga yang sakit dan melahirkan bagaimana ? sedangkan kendaraan roda empat tidak bisa melewati akibat adanya pembangunan jembatan, yang tidak memberikan pembuatan jembatan darurat untuk akses warga, karna akses jalan yang dilewati kendaraan roda empat ini hanya satu satunya, tidak ada lagi jalan alternatif yang lain,”tegasnya.(pb/yok)