style="text-align: justify;">CIGUDEG – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementrian Perhubungan RI kembali melakukan peninjauan jalur tambang di wilayah Barat dan Utara pasca polemik terkait jam tayang jalur tambang. “Hari ini saya perlu mendengar aspirasi warga, karena kebijakan tidak selesai dimeja rapat. Karena, selama ini perubahan jam tayang berdampak kemana-mana, bahkan ke dampak sosial, dan pemerintah harus hadir dan peka,”kata Kepala BPTJ Kementrian Perhubungan RI Bambang Prihartono, kemarin. Ia juga menjelaskan, pihaknya sudah melakukan rapat kembali untuk mendengar aspirasi masyarakat. Karnea, selama ini perubahan jam tayang berdampak luas dan sudah mengarah ke social. “Para transpoter dan quarry sepakat yaitu pagi dan sore untuk jam tayang angkutan tambang. Makanya saya sampaikan ke Bupati Tangerang terkait ini yang memang sudah ada perbupnya,”jelasnya kepada wartawan, kemarin. Bambang juga mengaku, dampak jalur tambang bukan saja ekonomi melainkan faktor lainnya salah satunya kondisi kemacetan semakin krodit. Inilah yang menjadi kajian singkat BPTJ terhadap polemik angkutan tambang. “Kalau jangka panjangnya itu jalur kusus tambang dan jangka pendeknya bagaimana menetapkan jam tayang. Pasalnya, kondisi sudah menjadi gawat darurat,”ucapnya. (kmg/b/suf)