NANGGUNG - PT Antam Tbk Pongkor optimis program sarana wisata pertanian edukatif atau agroedutourisme berjalan efektif. Para Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) atau biasa disebut gurandil bisa beralih sebagai petani, peternak dan pelaku usaha wisata melalui program ini. Keyakinan itu muncul melihat sudah tidak adanya pengolahan emas ilegal di ring satu Gunung Pongkor.
General Manager PT Antam Tbk UPBE Pongkor, Purwanto, mengatakan, sejak penertiban Peti pada 2015, program agroedutourisme telah efektif mengalihkan pekerjaan gurandil. Pihaknya terus memberikan pemahaman bahwa dengan menjadi petani, peternak dan pelaku usaha wisata lebih aman dan nyaman. Selain itu, umur ekonomisnya lebih panjang ketimbang gurandil. Kondisi ini diharapkan mampu membuka jalan inisiatif para PETI agar tidak lagi menjadi gurandil.
”Suksesnya program ini bisa dilihat dari sudah beralihnya profesi lokal hero atau bos gurandil,” kata Purwanto usai menggelar buka bersama dengan awak media, Selasa (28/5). Selain itu, Purwanto mengaku secara bertahap pihaknya membangun objek wisata baru bersama masyarakat. Contohnya seperti museum tambang, kawasan wisata Cikaret, sawah Tegallega, guest house di Desa Malasari dan guest house di Desa Bantarkaret.
Agar mereka yang terlibat layak menjadi pelaku usaha wisata bersama Balai Geopark Pongkor, Antam juga memberikan pelatihan. “Kami sendiri sudah mengirim sebelas kepala desa di sekitar Pongkor untuk belajar Geopark di Kulonprogo, Jogjakarta,” terangnya.
Senada, Manajer CSR PT Antam Tbk UPBE Pongkor, Sobirin, mengatakan, dengan tidak adanya pengolahan emas ilegal, Sungai Cikaniki yang dulu tercemar zat kimia berbahaya seperti mercury sudah kembali jernih. Alih profesi ini seiring dengan kembali normalnya ekosistem yang sempat tercemar.
“Dengan jernihnya air Sungai Cikaniki, maka masyarakat tak hanya memanfaatkannya sebagai air minum atau mandi, tapi juga membuka peluang usaha baru yaitu wisata arung jeram,” tandas Sobirin. (ads/c/fin/py)