METROPOLITAN - SUKAJAYA Bencana tanah longsor dan banjir bandang yang terjadi di Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, menyisakan duka mendalam bagi para korban yang kehilangan harta bendanya. Ada sekitar 1.261 rumah warga rusak total, serta lebih dari 4.000 warga harus mengungsi di tenda-tenda pengungsian seadanya. Belum lagi akses jalan yang masih tertutup dari pusat Kecamatan Sukajaya makin membuat mereka menderita karena wilayah mereka terisolir dan sulit mendapatkan bahan pangan. Kisah pilu tersebut dikeluhkan pengungsi Desa Cileuksa, Maya. Saat peristiwa nahas terjadi sekitar pukul 06:00 WIB dirinya dibangunkan oleh suaminya untuk segera keluar dari rumah dengan membawa sang anak yang tengah tertidur pulas di kamar. “Baru beberapa menit kami keluar rumah, rumah yang kami tinggali hancur tertimpa longsor dan tidak ada satupun harta benda yang bisa terselamatkan," ucapnya sembari menitikkan air mata. Saat keluar rumah, sambung Maya, ia mendengar imbauan dari Kepala Desa Cileuksa, Ujang Ruhyadi agar warga berkumpul di lapangan desa. Ia bersama keluarga segera ke lapangan dan di sana sudah banyak warga yang berkumpul untuk menyelamatkan diri. Dengan penuh kebingungan, ia hanya menunggu instruksi selanjutnya dari kepala desa. "Hari pertama kami tidur di masjid, tapi hari itu juga kepala desa dan warga berinisiatif membuat tenda-tenda darurat untuk tempat tinggal sementara. Kami makin bingung bagaimana nasib kami ke depan. Mau cari makan juga sulit, sawah habis tertimbun longsor," keluhnya. Staff Desa Cileuksa, Idi menuturkan, suasana saat itu memang sangat memilukan, pengungsi berdatangan ke kantor desa untuk mencari perlindungan. Mereka rata-rata hanya membawa badan dan pakaian. Melihat kondisi tersebut, mantan Ketua DPRD Kabupaten, Jaro Ade bersama kades yang bergerak cepat membuat tenda-tenda darurat ini. Belum, lagi ada sekitar 300 pengungsi yang datang dari Lebak, Banten bermaksud mencari tempat aman karena wilayah mereka tersapu banjir. "Selama 2 hari kami bergantung dari stok makanan yang ada di warung-warung terdekat dengan biaya dari Pak Jaro Ade dan pak kades, sekitar tanggal 4 Januari baru masuk bantuan pertama dari komunitas trail dan offroad yang membawa bantuan melewati jalur Cipanas, Banten dengan bantuan pembukaan akses jalan menggunakan alat berat yang disewa Pak Jaro Ade dari Banten," ujarnya Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bogor memperhatikan nasib warganya. “Kalau alasan akses tertutup, buktinya banyak bantuan dari komunitas-komunitas masyarakat yang peduli sampai ke desa kami, bahkan Wali Kota Bogor, Bima Arya mengirimkan bantuan obat-obatan ke sini, kami sangat membutuhkan tenda, bahan makanan, alat penerangan dan kebutuhan bayi," pungkasnya. (ads/c/els)