METROPOLITAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mulai membangun hunian tetap (huntap) bagi korban bencana yang ada di wilayah Bogor Barat. Tahap awal, pemerintah melakukan pemebersihan lahan terlebih dahulu di lahan seluas 3,8 hektar milik PT Perkebunan Nusantara VII yang berada di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg. Saat meninjau lokasi huntap, Bupati Bogor Ade Yasin, mengatakan tahun ini usai Tanggap Darurat Bencana Banjir Cigudeg dan Longsor Sukajaya pihaknya fokuskan pembangunan huntap. “Tahap pertama 3,8 dulu, dari kebutuhan 28,5 hektar. Karena site plan sudah jadi, Insyallah siap dibangun,” kata Ade. Sedangkan, dana pemangkasan pohon sawit ini diambil dari bantuan uang dari Korpri Kabupaten Bogor. Hal ini dilakukan karena pagu anggarannya tidak ada di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tingkat II. “Saya sudah berbicara dengan Ketua Korpri Kabupaten Bogor bahwa sumbangan uang Korpri untuk para korban bencana alam akan digunakan untuk menebang pohon dan cut and fill lahan hunian,” ucapnya. Dalam tahap awal, sambungnya, jajarannya akan melakukan land clearing di lahan seluas 3,8 hektare untuk membangun 238 hunian warga Kampung Babakan Mangled, Kampung Tangseng Bawah dan Kampung Tangseng Atas Desa Sukaraksa. “Selanjutnya untuk 1.200-an pengungsi di Desa Pasir Madang, Desa Cisarua dan Desa Cileuksa Kecamatan Sukajaya. Kami juga akan membangunkan hunian di Kampung Tamansari, Desa Sukaraksa ini,” imbuh dia. Ibu dua orang anak ini menuturkan, hunian yang akan dibangun memiliki type 36/90 dan juga memiliki sarana prasarana utilitasnya (PSU). Di mana keseluruhan biaya pembangunannya ditanggung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ia berharap pembangunan hunian bisa selesai sebelum bulan suci puasa. Meski, itu semua tergantung pada tim teknis, baik yang ada di Kabupaten Bogor maupun Kementerian PUPR. “Semua biaya pembangunan hunian maupun jalan, sarana olahraga dan rumah ibadah ditanggung Kementerian PUPR. Untuk biaya hunian sendiri dianggarkan Rp50 juta tiap rumah,” ujarnya. (ads/c/rez)