METROPOLITAN - Berbagai cara dilakukan Tim SAR bersama Muspika Kecamatan Ciampea untuk menemukan jasad Mitahul Huda (18), pemuda hanyut yang tenggelam pada Rabu (11/8). Warga Perumahan Graha Tama Indah 5, Kampung Poncol, RT 05/03, Desa Ciampea itu belum juga ditemukan pada Kamis (12/8). Empat petugas dari Bazarnas, BPBD dan Damkar telah melakukan penyelaman untuk mencari korban. Sampai sampai, paranormal diperbantukan demi mendapatkan jasad korban. Pencarian korban hanyut juga dibantu tiga paranormal, dengan ritual membakar dupa di bibir sungai. Kepala Desa (Kades) Ciampea, Suparman, mengatakan, pencarian hari kedua ini menggunakan perahu karet. Tim SAR melakukan penyelaman di area korban Mitahul Huda tenggelam. Area Leuwinangka di lokasi korban hanyut merupakan tempat yang dipercaya warga sangat sakral. Untuk itu, pihaknya meminta tolong kepada paranormal di kampung. ”Selain dibantu Tim SAR, kita juga mengundang tiga paranormal untuk membantu evaluasi korban yang tenggelam,” ujar Maman, sapaan akrabnya. Menurut paranormal itu, korban masih berada di pusaran dan terjepit di bebatuan. Pada malam harinya, ada warga yang melihat sesosok jasad terapung di sungai. Karena arusnya deras, jasad itu cepat terseret arus sungai. ”Intinya, kita terus berusaha. Jika sampai pukul 17:30 WIB belum ditemukan juga, pencarian korban hanyut pun dihentikan dan dilanjutkan esok harinya di area lain,” katanya. Sementara pihak keluarga sudah mengikhlaskan. Ketika korban ditemukan, keluarga meminta jasad korban tidak dibawa ke rumah sakit, melainkan langsung dikebumikan. ”Kemungkinan korban oleh keluarga bakal dimakamkan di Kampung Tegal,” katanya. Lalu, Tim Penyelam dari Damkar Kabupaten Bogor, M Ridwan, menuturkan, penyelaman dengan kedua metode penyisiran ke sungai sudah dua kali dilakukan. Hingga kedalaman lima meter, dengan kondisi arus deras dan banyak bebatuan, jasad korban sampai saat ini belum juga ditemukan. ”Jika melihat kondisinya, kemungkinan korban sudah terbawa arus sungai. Total penyelam ada empat orang dari BPBD Kota Bogor, Bazarnas dan Damkar,” katanya. Terpisah, teman korban, Jeremy (20), menceritakan, sebelum Rahul terbawa arus sungai sempat foto-foto bareng teman-teman. ”Malah, Rahul sempat cerita ke anak-anak bahwa dirinya melihat burung Gagak Hitam. Korban bilang kalau melihat burung itu merasa takut,” bebernya. Saat kejadian, sambung Jeremy, Rahul sempat mencoba berenang ke pinggir sungai. Karena arus sungai deras, korban pun keseret ke pusaran. Melihat kejadian itu, Gilang sempat membantu korban hingga keduanya terseret arus. ”Tak lama Gilang mucul ke permukaan air, sementara Rahul tidak muncul sampai sekarang,” tukasnya. (ads/c/feb/py)