METROPOLITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor baru menerima laporan perkiraan puncak musim kemarau tahun ini di Kabupaten Bogor dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diprediksi pada September. ”Mudah-mudahan prediksi BMKG benar bahwa puncak kemarau hanya sampai September,” ungkap asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Bogor, Joko Pitoyo. Joko menjelaskan, dari laporan yang sama menyatakan bahwa musim kemarau tahun ini tidak separah tahun lalu. Sebab, tahun ini Kabupaten Bogor dihadapkan dengan kemarau basah atau kemarau yang masih diselingi hujan. ”Tahun lalu data kami menunjukkan musim kemarau relatif panjang, sehingga dari 40 kecamatan, 28 kecamatan dan 200 lebih desa mengalami kekeringan. Alhamdulillah sampai Agustus ini kemarau yang kita prediksi lebih panjang ternyata masuk ke bulan basah,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yani Hassan, mencatat bahwa Kecamatan Jasinga sebagai wilayah paling terdampak kemarau tahun ini. Hingga 12 Agustus 2020 sedikitnya sudah ada enam kecamatan yang mengajukan permohonan bantuan air bersih karena kekeringan, yaitu Jasinga, Cariu, Citeureup, Ciampea, Tenjo dan Cigudeg. “Upaya-upaya yang dilakukan tidak melulu hanya merespons ketika ada bencana kita kirim air, kita juga mengupayakan membuat embung atau sumber-sumber air di daerah yang langganan kekeringan,” ujarnya. (rep/mam/py)